Share

Rama yang Naif

Nayna melihat pegangan Rama pada setir kemudi kian mengencang. Lelaki itu sangat tegang. Mestinya Nayna membiarkan saja. Dia cukup diam sampai mereka tiba di rumah.

Alih-alih menuruti logikanya, ia malah mengulurkan tangan, menyentuh bahu Rama yang kelewat kaku. Rama mungkin akan merasa keram jika tubuhnya terus menegang seperti itu.

Rama terhenyak, ia lirik Nayna sekilas. Di matanya ada kebingungan.

“Apa pun yang terjadi nanti, jangan menyakiti diri sendiri. Rilekskan badan kamu, supaya kepala kamu juga bisa ikut rileks.”

Rama menuruti ucapan spontan itu. Ia menghela napas berulang kali, menetralkan isi kepalanya yang terasa panas, juga mengurangi prasangka buruk yang terus berkeliaran dalam pikirannya.

“Dulu, semarah apa pun dia, Lisa hanya akan minum di dalam rumah. Dia tidak pernah datang ke bar.”

Nayna menahan senyum sarkas yang hendak meluncur dari bibirnya. Tidak pernah ke bar katanya.

“Saya berusaha memahami emosinya yang sering kali meledak-ledak, tapi untuk kali ini rasany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status