Share

Merobohkan Warung

"Enggak Bang, nggak apa-apa. Aku ingin melihatnya," sahutku lagi.

"Ya sudah, ayo kita sama-sama ke sana," ucap Bapak.

Aku, Bapak dan Bang Jo berjalan ke warung lama. Kulihat atap dan dinding papannya sudah di buka semua. Beberapa anak buah Pak Salim sudah mulai mengangkut papan dan kayu ke rumahku yang baru. Cepat juga kerjanya Pak Salim dan anak buahnya.

"Pak, istirahat dulu," kataku pada Pak Salim.

"Iya, Mbak. Sebentar lagi, tanggung nih," sahut Pak Salim.

Aku menyaksikan warung dan rumah yang dulu aku tempati, sekarang tinggal puing-puing saja. Ada rasa lega dihatiku, proses merobohkan warung ini tidak banyak kendala. Walaupun sempat diwarnai drama pelemparan asbak.

Akhirnya Pak Salim dan empat anak buahnya beristirahat. Ada beberapa tetangga yang membantu. Mereka menikmati nasi bungkus yang aku bawa tadi. Aku berkeliling bekas bangunan warung dan rumah, melihat-lihat siapa tahu ada harta karun, hihi.

"Gayanya seperti bos saja, mondar-mandir nggak karuan," celetuk seseorang dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status