Share

Semoga

Ucapan Bapak membuatku sangat terharu, mataku berkaca-kaca.

"Enggak, Pak. Kami nggak pernah merasa direpotkan oleh Bapak. Ini sudah kewajiban kami sebagai anak. Berbakti kepada orang tua. Maafkan kami yang belum maksimal berbakti pada Bapak dan Emak," ucapku lagi.

Aku dan Bang Jo pulang, sepanjang perjalanan kami hanya diam saja. Sepertinya banyak hal yang dipikirkan oleh Bang Jo. Akhirnya sampai rumah juga. Aku menuju ke warung sedangkan Bang Jo langsung masuk ke dalam rumah.

"Siapa yang pesan nasi sebanyak ini?" tanyaku pada Warti dan Minah yang sedang membungkus nasi.

"Bapak itu Bu? Pesan nasi dua puluh bungkus," ucap Warti.

"Pakai minum nggak?" tanyaku.

"Pakai, Bu. Sudah saya siapkan tadi," jawab Minah.

Aku menuju ke meja kasir.

"Ini Bu, uangnya," kata Bapak yang memesan nasi tadi sambil menyerahkan uang.

"Terima kasih, Pak," jawabku.

"Nayla tadi rewel nggak?" tanyaku pada Warti.

"Enggak kok, Bu. Hanya minta makan saja, terus nonton televisi lagi." Warti menjawab pertanyaanku.

Tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status