Share

Setelah Diruqyah

"Kenapa Ibu menangis? Ayah nakal ya Bu?" kata Nayla yang tiba-tiba muncul di hadapan kami.

"Enggak kok Nay. Tadi mata Ibu kelilipan, jadi habis ditiup sama Ayah," jawabku.

"Oh, kirain Ayah nakal," sahut Nayla.

"Sheila nggak main kesini, Nay?" tanyaku.

"Enggak Bu. Kasihan Sheila lho Bu?" kata Nayla.

"Kasihan kenapa?" tanya Bang Jo.

"Sheila nggak pernah lagi dikasih uang jajan sama mamanya," kata Nayla.

"Iya Bu, Sheila kemarin cerita kayak gitu. Terus makannya, sama tahu, tempe kadang-kadang telur. Makanya kemarin waktu makan semur ayam, punya Nay dihabisin sama Sheila," sahut Intan yang entah kapan sudah ada di ruangan ini.

Entah kenapa kok aku jadi sangat sedih mendengarnya.

"Intan, sering-seringlah ajak Sheila main kesini. Nanti kalau dia main kesini, ajak makan ya?" kataku.

"Iya, Bu. Nay, yuk kita main," ajak Intan.

"Ayo," jawab Nayla.

"Sebenarnya aku kasihan dengan Sheila. Tapi aku jengkel dengan kelakuan orang tuanya. Seandainya mereka baik, tentu kita juga nggak perhitungan de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status