Share

Terharu

"Bu, pempek dan bobanya habis," kata Minah.

"Ya sudah, namanya juga gratis, pasti laris manis. Nggak tahu kalau besok, kan sudah bayar," jawabku.

"Namanya juga usaha, Bu. Pasti ada masanya laris ada juga masanya sepi," lanjut Minah.

"Betul itu, Minah. Yang penting, kita jangan lupa untuk bersyukur."

Tak lama kemudian datang Bang Jo, entah dari mana.

"Dek, ada yang mau beli beras tuh," ucap Bang Jo.

"Ya sudah, Abang timbang saja. Mau beli berapa?" tanyaku.

"Lima puluh kilo," kata Bang Jo lagi, sambil berjalan menuju ke ruko tempat beras.

Jualan beras juga lumayan laris, karena harganya miring. Soalnya berasnya langsung ambil dari petani. Bapak yang selalu mengantar beras kesini, kadangkala hanya sopirnya saja yang mengantar. Aku hanya meneruskan usaha Bapak.

Aku asyik bermain hp ketika Bang Jo datang mendekatiku, dan menyerahkan uang padaku.

"Kok sepertinya di dalam ramai, ada siapa saja?" tanya Bang Jo.

"Oh, ada Sheila, Bang," jawabku. Aku menceritakan tentang kejadian tadi. Aku ben
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status