Pagi hari ini Yuni tengah bersemangat untuk memulai hari dengan Pekerjaan barunya. Dia memoles wajahnya dengan make up natural, dan dirinya baru sadar kalau dirinya memang cantik. Karena kesibukan mengurus Ayah dan memikirkan untuk mencari uang dia tidak sempat mengurus penampilannya sendiri.Hari ini Yuni berencana untuk mampir ke Toko Bu Tari, dan dia sudah mempersiapkan sejumlah uang untuk membayar uang pinjaman yang selama Yuni gunakan untuk kebutuhan sehari - hari. Dia bertekad untuk tidak terbuka dengan Ibu dan kedua kakaknya apalagi setelah mendengar semua rencana jahat mereka.Di Ruangan Kamar Ayahnya yang sekarang memang terasa lebih nyaman dari sebelumnya karena Yuni memasukkan Ayahnya ke Ruangan yang lebih mahal agar dirinya pun nyaman jika harus menginap di Rumah Sakit, walalupun Ayahnya masih belum sadarkan diri. Dokter memperkirakan antara dua atau tiga harian Ayah Yuni akan sadar.Di sini hanya ada Yuni dan Ayahnya yang sedang terbaring lemas, sedangkan Ibu dan Kakak -
Pagi ini Yuni tengah bersemangat apalagi melihat perkembangan Ayahnya sudah sangat baik dan sudah sadar meski belum banyak berkomunikasi. Yuni juga tidak terlalu memperdulikan jika Ibu dan Kedua Kakaknya telah jarang ke Rumah Sakit.Yang terpenting untuk Yuni adalah bisa memulai hari esok dengan baik dan menabung untuk membeli rumah sederhana untuk dia dan juga Ayahnya.Tok....Tok...Tok...Tiba - tiba saja ruangan Ayahnya diketuk dari luar, Yuni heran siapa yang datang ke Rumah Sakit sepagi ini."Ya masuk," sahut Yuni tanpa memandang ke arah pintu.Ceklek...Nampak Ibunya datang dengan membawa makanan entah untuk siapa pikir Yuni, dia malas bertanya perihal Ibunya."Yun, ini Ibu masakan sayur sop kesukaan kamu dan perkedel jagung." Ucap Sang Ibu seraya meletakkan rantangnya di atas meja.Yuni tidak membalas ucapan Ibunya dia hanya fokus dengan dandanannya hari ini, karena hari ini Pak Dodi Darwis menyuruhnya berpakaian bagus dan memakai make up.Kalau masalah perwatan Ayahnya, Yuni su
Nina melangkahkan kaki dengan riang gembira di Parkiran Rumah Sakit untuk menunggu Jaka, pacar Nina yang dia kenal saat belanja di Pasar.Awalnya dia adalah Tukang ojek langganan Nina, dia selalu mencuri pandang ke arah Nina saat berboncengan dengannya.Namun karena wanita ini pun merasa kesepian akhirnya mereka memiliki hubungan terlarang.Umur Jaka sekitar 35 tahun, mereka berbeda usia sekitar 10 tahun karena umur Nina saat ini 45 tahun. Biarpun umur Nina lebih tua darinya tetapi penampilannya tampak sangat menggoda banyak pria - pria muda, karena menurut mereka wajah Nina masih sangat cantik dan tubuhnya masih sangat seksi.Jaka begitu tampan dan badannya gagah untuk ukuran Tukang ojek pada umumnya. Nina yang memang kesepian dan tidak mendapatkan kehangatan hubungan suami istri yang didapatkan oleh suaminya, karena dia mempunyai masalah dengan kakinya. Hingga entah kenapa senjatanya itu tidak bisa berdiri saat setiap dirangsang. Nina setiap berhubungan selalu gagal menjadi kesal da
Yuni mulai disibukkan dengan kegiatannya sebagai Model, dia sudah tidak canggung lagi harus berhadapan dengan kamera. Dengan penghasilannya itupun dia bisa membiayai Pengobatan Ayahnya yang tak kunjung pulang dari Rumah Sakit, dengan alasan itupun Yuni bertekad untuk bekerja lebih giat.Ayahnya juga sudah menunjukkan perubahan yang sangat signifikan, dia sudah mulai sadar dan bisa berkomunikasi. Ibu dan Kedua Kakaknya entah tidak tahu Yuni kabarnya seperti apa, karena semenjak terakhir Ibunya meminta uang sekitar seminggu lalu. Ibunya tak kunjung menjenguk Ayahnya dan dirinya. Yuni ada rasa ingin tahu apa penyebab mereka tidak datang ke Rumah Sakit lagi namun karena kesibukan, dirinya belum sempat bertanya dan mencari informasi.Yuni yang tengah duduk di sela - sela jam kerjanya, tiba - tiba dikejutkan dengan tepukan bahu di sebelahnya."Hai, kamu anak baru ya? ternyata cantik juga, aku sempat penasaran dengan teman - teman yang suka membicarakan tentangmu. Tapi, memang kamu cantik si
Yuni kembali lagi menuju Ruangan Ayahnya, dia menghembuskan nafasnya dengan kasar.Permasalahan Keluarganya memang pelik."Yun, kamu kenapa? terlihat sekali wajahmu sangat kesal?" tanya Ayah Yuni yang tengah duduk seraya makan makanan yang disuapi oleh Suster Diana.Yuni yang terkejut melihat Ayahnya yang sedang makan, langsung menghampirinya dengan muka tersenyum."Gapapa, Yah. Bagaimana keadaan Ayah? cepat sehat Yah, makan yang banyak biar Ayah cepat pulang." Ucap Yuni sambil mengelus pundak Ayahnya.Ayahnya yang tengah makan langsung tersenyum lebar, dan dia segera menyuruh Suster Diana untuk berhenti mernyuapinya."Lho, kok udahan makannya Yah?" tanya Yuni keheranan Ayahnya tiba - tiba berhenti makan."Ayah makannya sudah kenyang, sekarang Ayah mau menyampaikan kabar baik buat kamu." Ujar Ayahnya seraya meneguk air putih yang diberikan Suster Diana.Yuni nampak tertarik, dan dia segera duduk di tepi ranjang Ayahnya."Kabar Apa itu Yah?" tanya Yuni penasaran dengan yang akan diucap
Yuni berlarian menuju Kantor Agencynya, dia ingin menemui Jennifer untuk menanyakan masalh kontrakan yang letaknya berdekatan dengan Gedung tempat Yuni bekerja. Yuni pernah mendengar kalau Jennifer tinggal di sebuah Kontrakan dan Yuni ingin meminta informasi tentang masih ada tidak kontrakan yang kosong.Yuni tengah menengok kanan dan kiri, mencari keberadaan Jennifer. Yuni akhirnya menyerah setelah bertanya ke sesama Model dan mencari keberadaan Jennifer di Ruangannya."Kemana sebenarnya Jenni." Ucap Yuni menghampiri tempat duduk yang ada di Lobi.Dia menghela nafas, setelah berlarian mencari keberadaan Jenni dia merasa lelah dan memesan minuman untuk menghilangkan dahaganya."Yunii....." Teriak seseorang tiba - tiba, dan seketika itupun Yuni mencari sumber suara, siapa yang barusan berteriak memanggilnya.Ternyata Jenni sedang berlari ke arahnya dengan wajah yang sangat ceria."Ada apa Jen, kamu bikin orang jantungan saja." Ucap Yuni seraya mencubit pinggang Jenni yang sudah berada
Andrew melangkahkan kaki dengan gagahnya ketika dia sudah berada di Bandara Terbesar di Uni Emirate Arab, dia berencana terbang ke Indonesia dengan ditemani dengan Asistennya Rio."Rio, aku ingin kamu atur jadwal kerjaku disini karena aku ingin lebih lama tinggal di Indonesia." Ucap Andrew yang tengah memainkan ponselnya."Baik Tuan, Private Jetnya sedang di cek dulu. Bagaimana sembari menunggu kita jalan - jalan dulu di sekitar sini biar Tuan tidak bosan." Ujar Rio memberikan pilihan pada Tuannya agar mau pergi dengannya menghilangkan suntuk menunggu Pesawat Jet miliknya yang sedang di cek kelengkapannya."Cih... Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau Pesawatnya belum selesai malah menyuruhku untuk cepat datang di Bandara. Menjengkelkan saja." Timpal Andrew yang sudah tidak sabar menuju ke Indonesia, dia ingin segera menemukan wanita yang bernama Yuni."Maafkan saya Tuan, lagipula saya tahu Tuan sangat bersemangat kalau masalah pergi ke Indonesia akhir - akhir ini." Goda Rio pada Tuan
Yuni tengah bersiap hendak pergi ke Kantornya, hari ini dia ada kegiatan fitting baju yang akan digunakan ke Fashion Show New york.Diapun sudah membelikan sarapan untuk Ayah, dirinya dan Suster Diana yang biasanya datang pukul 07.00 pagi."Ayah, maaf Yuni cuma belikan nasi pecel saja. Karena hari ini Yuni berangkat pagi, Ayah tidak apa - apa kan ditinggal sendiri? Suster Diana sebentar lagi sampai kesini." Ucap Yuni seraya menghampiri Ayahnya yang sedang menonton televisi."Tidak apa - apa, Nak. Kamu berangkat saja sekarang, hati - hati di jalan." Titah Sang Ayah dengan tersenyum ke arah anak kesayangannya.Yuni hanya mengangguk sekali, dan dia pun mencium punggung tangan Ayahnya yang sudah keriput.Yuni tampak menyeka air matanya, Ayahnya sudah dua minggu pulang dari Rumah Sakit namun Ibunya tidak pernah menanyakan kabarnya bahkan menanyakan Yuni juga tidak pernah.Dengan langkah setengah berlari Yuni berjalan ke arah Tempat Kerjanya, dia tidak ingin terlambat hari ini. Terlebih Pak