Di sisi Pertarungan Liana Vs. Master G di dunia Imajinasi Liana,
“Selamat datang di duniaku.” Ujar Gadis lolicon itu duduk di atas sebuah bulan sabit yang melayang di atas langit.
Master G yang berdiri di atas awan melihat keadaan sekitarnya yang penuh dengan boneka-boneka yang melayang-layang.
“Tempat apa ini?” Master G terlihat kebingungan.
“Kamu ada di dunia Imajinasiku. Semua yang kupikirkan akan menjadi sebuah kenyataan. Hihiihii... Sihirmu disini tidak akan mempan selama kamu berada disini.” Ujar Gadis Lolicon yang menertawakannya.
“Sialan kamu! Illusion Magic : Illusion Breaker.” Master G mencoba mengontrol dunia Imajinasi dengan paksa. Dia menciptakan ribuan tentara Robot yang mulai menembak Liana.
“Tidak semudah itu kau melawan di duniaku. Dream Magic : Tsunami Storm.” Liana menciptakan Tsunami menghancurkan seluruh pasukan robot yang Master G ciptakan.
“Yasa Shield.” Master G membayangkan dia menciptakan sebuah perisa
Di Titik GPS, Morine sedang mengobati Asami dengan sihir manipulasi Massa. Namun tiba-tiba saja muncul seseorang menghancurkan tanah. Disana muncul seorang pria 30 tahunan, bermata Hitam, berkulit coklat Gelap, berkumis hitam, berambut hitam, memakai sebuah jubah berwarna merah lengkap dengan seragam penyihirnya. Dia mendekati mereka. “Siapa dia?” Tanya Morine. “Ini tidak mungkin... Dia Grand Master Worns.” Jawab Erina dengan raut wajah tidak percaya saat melihat sosok kehadirannya. “Cursed Magic : Cursed Minion,” Grand Master menciptakan Minion iblis dengan kutukannya. Pasukan Minion itu mulai menyerang mereka. “Tidak akan kubiarkan kau menyerang Master Kami. Snipping Art : Lethal Shot.” Lei kemudian mengambil snipernya dan memberi tembakan yang sangat cepat ke Grand Master Worns. Grand Master Worns Menahan peluru yang ditembakkan dengan tangan kosong. “Ini tidak mungkin, serangan Lethal Shot ku tidak mempan?” “Sungguh
Kembali Disisi lain Aldo vs. Sujana, Sujana melancarkan serangan petirnya secara bertubi-tubi dalam mode iblisnya, sedangkan Aldo hanya terlihat menebas setiap serangan Petirnya. “(Sial, sebenarnya seberapa kuat dia, sihir Demon Lightningku berhasil ditebasnya).” Gumam Sujana mencoba menyerang Aldo kembali. Pria berpedang hitam itu menebas setiap serangan petirnya. Kemudian dia berusaha mengejar dan memberikan tebasannya. Sujana tampak dengan sangat mudah menghindari serangannya. “(Dia sungguh cepat sekali. Seranganku tidak mampu mengenainya).” Gumam Aldo sambil berusaha meningkatkan konsentrasinya. “(Dia sangat tangguh. Bahkan dia lebih tangguh dari mereka. Apakah dia pemimpin Bajak Laut Angkasa Herby?)” Pikir Sujana sambil meningkatkan kewaspadaannya. “(Berpikirlah, Bagaimana caraku mengalahkannya).” Aldo terus berpikir dengan keras cara untuk mengalahkannya. Namun dia terlihat tidak memiliki ide yang berarti. “Tampaknya sihirmu mamp
Disalah satu reruntuhan bangunan di kota Merbon, terlihat Nijiro Kun kembali ke dalam. Dia bertemu dengan Ria yang sedang merawat luka Nina. “Nina Chan..” Panggil Nijiro melihat keadaannya yang memburuk. Dengan wajah penuh air mata, dia berlari menghampirinya. “Nina Chan... Nina Chan...” Panggil Nijiro mencoba menggendongnya. “Hentikan itu, Nijiro Kun.” Ujar Ria yang mencoba menghentikannya, namun dia diabaikan. “Sadarlah, Nina Chan...” Tampak raut wajah penyesalan yang sangat mendalam, terus memanggil wanita itu sambil meneteskan air mata. Ria hanya bisa terdiam melihatnya. “Nijiro San, Master masih hidup. Dia hanya kelelahan karena monster di dalam dirinya mengamuk.” Ujar Natasha. Tiba-tiba saja Para Minion terkutuk mengepung mereka yang berada di dalam reruntuhan gedung tersebut. Tampak ada beberapa minion terkutuk berbentuk seperti pasukan minion yang berwarna hitam memasuki reruntuhan dan berpapasan dengan mereka. Para min
Kemudian Ria, Morine dan lainnya keluar dari apartemen untuk melihat adegan Nina Nijiro.. Mereka hanya tersenyum. “(Mau-maunya kau dipeluk oleh Pria dalam kondisi seperti itu).” Gumam Morine tertawa dengan tangan menutup mulut saat melihat adegan wah.. Disisi lain terlihat Grand Master Worns belum sepenuhnya kalah. Pria itu Kembali bangkit. “Sialan Kau Nina, akan kuhabisi kau!” Melihat Grand Master bangkit, mereka kemudian bersiaga. “Tak akan kubiarkan kau menyakiti teman kami! High Enchantment : Master Separation Magic,” Erina menciptakan sebuah ledakan sihir dengan sihir Enchantment. >>Note : Sihir Master Separation Magic merupakan sihir enchantment tipe pemisah dan juga ini merupakan sihir di atas level Separation Magic. Dengan sihir ini Erina dapat mengekstrak kekuatan sihir seseorang lebih dalam.<< “Percuma saja, Sihir tidak mempan padaku. Hahahaha...” Ujar Grand Master Worns menyerap sihir Separation Erina.
Kembali melihat suasana Kota Merbon di Planet Elevon, para Tentara Pemerintahan Cosmos telah tiba untuk mengamankan keadaan kota. Selang beberapa jeda saat hendak mendarat tiba-tiba ada ledakan nuklir yang cukup dahsyat hingga sebagian pesawat dari Pemerintahan Cosmos hancur. Di dalam Kapal Induk Pesawat Cosmos. “Lapor, Komandan. Ada ledakan Nuklir yang terdeteksi pada Planet Elevon.” “Apa katamu? Ledakan Nuklir?” “Iya, Komandan.” “(Sialan, Mereka sangat licik).” “Apa yang harus kami lakukan?” “Selamatkan semua penduduk disana, kita akan melaporkan ini ke pemerintahan Semesta. Kita tidak boleh membiarkan mereka berbuat seenaknya. Terutama Anami Nina... Dan juga, selamatkan para Master bodoh itu.” “Siap komandan.” Jawab tentara itu. Di Planet Asgardian, Hutan Magazone di Rumah Kayu, di Kamar Aldo, Terlihat Pria berpedang hitam itu terus muntah darah, menahan rasa sakit yang dideritanya. “Ini buruk. Kita h
Tak terasa waktu telah berlalu. Sekitar jam 7 malam di dalam Kamar Aldo, terlihat pria berpedang hitam membuka matanya. “(Mungkin ini karma yang kudapat saat menebas Nijiro dulu. Tubuhku merasa sangat lemas)” Pikir Aldo yang tampak lesu. Kemudan pria berpedang hitam itu mencoba melihat sekelilingnya. Terlihat di sampingnya ada gadis berambut hijau sedang tertidur duduk di kursi saat menjaganya. “Morine Chan.” Panggil Pria berpedang itu dengan nada lemah. Mendengar panggilan darinya, Gadis itu terbangun. “Kamu jangan paksakan dirimu. Kamu harus banyak istirahat, Minum air doa dari Nina ini.” Ujar Morine sembari memberikan segelas air. Kemudian Aldo meminum segelas air yang diberikan olehnya. “Terima Kasih.” Ujar Aldo sembari meminum gelas berisi air tersebut. “Sebaiknya kamu jangan bergerak dulu. Biarkan aku bawakan makan malam ya.” “Maafkan aku jadi merepotkanmu.” Ucap Aldo yang merasa malu. Saat Morine keluar d
Pasca ledakan Nuklir mini di Planet Elevon, Keadaan Kota Merbon 90% hancur lebur. Banyak Korban jiwa, Para Master, Grand Master Worns beserta Prajurit terluka sangat parah. Disana juga terlihat Pasukan Pemerintahan Cosmos sedang mengevakuasi Korban yang terluka. Komandan Pasukan Pemerintah Cosmos R1 berada di dalam kapal induk.. “Bagaimana keadaan Kota Merbon?” Tanya Komandan sambil melihat peta dan Camera drone yang terbang di langit kota Merbon. “Keadaannya sangat Parah, Komandan. Sebagian Korban selamat, tapi sebagian prajurit dan armada kita telah hancur.” “Lapor, Komandan. Anggota dari Pasukan Warlord dan Grand Master Worns sudah ditemukan.” “Bagaimana kondisi mereka?” “Untuk para Master, mereka baik-baik saja. Namun, Grand Master Worns menerima luka yang sangat fatal. Tubuhnya terkena mutasi genetik.” Jawab prajurit lain memberi laporan. “Segera kirim mereka semua ke Hospital Galatic!” Ucap Komandan itu. “Baik, Komandan!”
Di dalam Kamar Aldo, “Bagaimana ini, Master?” Tanya Natasha kepada Nina dengan raut wajah khawatir. “Biarkan saja, Nanti dia akan kembali kesini dalam keadaan sakit perut.” Jawab Nina mengedipkan matanya. “Iya...” Ujar Natasha tersenyum berkeringat. Sepuluh menit kemudian sesuai dengan yang dikatakan olehnya, Pria berpedang hitam itu kembali ke rumah Kayu dalam keadaan sakit perut. “Hebat... Kenapa balik lagi? Janganlah pulang dulu om.” Ucap Nina berdiri tersenyum seram sambil menyindirnya. “Maafkan saya.” Aldo terlihat ketakutan dan bersujud memohon maaf. Nijiro yang melihat juga merasa takut dengan aura seram Nina. “Besok Keluar lagi ya. Kalau perlu tak usah balik lagi.” Imbuh Nina mengedipkan matanya. “Ndak do, Nina Chan. Aku janji gak akan keluar lagi.” “Good Boy.” Nina mengelus kepala Aldo. Nijiro menjadi cemburu dan memberi tatapan seram kepadanya. Erina dan Ria hanya tertawa saja. xD