Beberapa waktu sebelumnya di depan gerbang Istana Iblizo, Eliza, Suito, bersama dengan Pasukan Spirit Guardian melawan pasukan Diablo Minions.
Pertarungan mereka terlihat berat sebelah. Meskipun Eliza dan Suito melancarkan sihir elemental yang dahsyat, namun Pasukan Diablo Minions memiliki kekuatan regenerasi yang sangat kuat. Hal ini secara perlahan-lahan menguras stamina dan energi Mana mereka.
|| Sial... Mereka tidak ada habis-habisnya... || Ujar Eliza tampak mulai merasa lelah setelah melancarkan serangan es secara terus menerus.
|| Bagaimana ini? Mereka terus beregenerasi tanpa henti. || Ujar Suito tampak juga merasa kewalahan.
|| Bagaimana dengan pasukan Guardian kita? || Tanya Eliza.
|| Ini buruk, Eliza San. Hampir semua dari pasukan kita berhasil dikalahkan. || Ujar Suito.
|| Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan? || Eliza mulai kelelahan. Perlahan demi perlahan sihirnya mulai melemah.
Tiba-tiba saja, ada serangan
Kembali ke reruntuhan Istana Iblizo, || Jangan lupakan kami! || Ujar Morine sembari mengkonversikan puing-puing tersebut. Kemudian dia mengarahkan benda-benda tersebut ke arah Raja Iblizo. Melihat puing-puing bangunan mulai menghantamnya, Raja Iblizo mulai meraung. Seketika, semua puing-puing terhempas kembali ke arah lain. Nijiro bertranformasi menjadi Nijiro (Earth) dan menciptakan Golem Protection kemudian memeluk Nina dan melindungi semuanya dari serangan raungan Raja Iblizo dengan inisiatif. || Nice timing Nijiro Kun. || Puji Ria. || Hampir saja... || Nijiro tampak bernafas lega. || Ni... Ni... Ji... Ro... Kun... || Ujar Nina dengan wajah gugup ketika wajahnya berada di depan dadanya yang atletis. || Maafkan saya... || Nijiro melepaskan pelukannya secara spontan. || Enaknya mereka saling bermesraan. || Morine berkomentar saat melihat aksi icha-icha mereka. || Mereka memang Nice Couple. || Ujar Ria tampak me
Akhirnya semua orang berkumpul, mereka tampak mulai menyerang kembali. Pada salah satu sisi, Sasame langsung terbang ke sisi pertempuran Raja Iblizo dengan sihir gelembungnya tanpa berkata apapun. || Bubble Magic : Bubble Storm, || || Rasakan ini! Earth Style : Earth Spines, || Suero membuat duri-duri raksasa yang menancap kakinya. || Wind Release : Windstorm, || Futome menciptakan badai angin dengan kipas satenya. || Fire Style : Fiery Flame, || Nijiro (Fire) menyemburkan api. || Magic Style... || Semua orang tampak berusaha sekuat tenaga untuk melancarkan serangan kepadanya, namun semuanya sia-sia. Serangan mereka tidak mempan terhadapnya. Di sisi lain, Raja Iblizo semakin tidak terkendali. Kekuatan sihir Iblisnya meluap-luap. || Sial, aku tak bisa mendekatinya. Dia terlalu kuat! || || Apa yang harus kita lakukan. || Tanya Nijiro (Water), || ... || Yang lain hanya bisa terdiam dan buntu. Tanpa diduga tiba-tiba ada Met
Di luar Reruntuhan istana, || Ini sihir yang sangat luar biasa. || Ujar Nina tampak senang. Namun tiba-tiba saja tubuhnya mulai bercahaya. || Nina Chan? || Morine terkejut... dan disaat yang bersamaan efek sihir Raksasanya habis. Semua orang menyusut dan kembali ke ukuran semula. || Nina Chan? Apa yang terjadi denganmu? || Tanya Ria yang menghampirinya. || Aku terlalu banyak menggunakan energi Mana. Saat ini karena tubuhku hanya sebuah astral proyeksi tanpa ada roh iblis kuno yang bersemayam, kekuatan sihirku menjadi terbatas. || Jawab Nina. || Kenapa kamu tidak bilang dari tadi? || Ujar Morine tampak mengomelinya.. || Maafin saya. Tapi, jika tidak kugunakan sihir itu, Raja Iblizo tidak akan kalah. || Jawab Nina dengan gugup... || Nina Chan..... Kamu jangan tinggalkan aku. || Tanpa sadar Nijiro menerjang dan memeluknya sembari menangis... || Tenanglah aku tidak akan mati. Mungkin untuk sementara ini, aku akan berhiberna
Kembali ke dalam Istana Garla, || Nijiro San... Akhirnya kita bisa bertemu... || Mendengar namanya, Shera terkejut... Tampak dia mulai meneteskan air mata. Namun, diwaktu bersamaan, tiba-tiba Tubuhnya adan Squadnya bersinar.... || Ada apa dengan tubuh ini? || Tanya Silva tampak bingung. || Waktu kalian sudah habis. Kalian akan segera kembali ke dunia kalian... || Jawab Merina. || Tunggu dulu, Shera San. Ada banyak sekali hal yang ingin kutanyakan. Selama ini aku terus mencarimu!! || Ujar Nijiro tampak berusaha menahannya. || Tidak apa-apa, Nijiro San. Mungkin sekarang bukan waktunya kita bertemu. Jika kamu memang ingin mencariku, temuilah aku di Planet Darkobon. Disana, Aku akan menunggumu. || || Kami juga akan menunggumu.. || Ucap Silva. Pada akhirnya Shera dan Squadnya telah menghilang. || Aduh... Padahal ini timing yang tepat... || Gumam Nijiro dengan ekspresi wajah kecewa.. || Sudahlah Nijiro Kun. Mungkin be
Kembali ke ruang bawah Tanah Istana Herby sekitar Pukul 11 Siang waktu setempat, Maha Master disana terlihat sedang menjaga grafik di komputer melihat perkembangan Gelombang otak bersama dengan Erina yang mendampinginya. “(Kapanlah mereka sadar?)” Gumam Erina menatap Grafik dilayar hologram tersebut dengan ekspresi lelah menunggu. Pada Hologram Grafik tiba-tiba muncul Pergerakan Gelombang Otak yang tidak wajar. Melihat keadaan ini Maha Master dengan cepat kembali memeriksa kondisi mereka yang berada di dalam kapsul. Disaat yang bersamaan Tubuh Astral mereka melewati dimensi ruang dan Kembali ke Tubuh mereka masing-masing... “Erina, Tampaknya mereka sudah sadar kembali. Segera nonaktifkan mode hibernasi.” Ujar Maha Master sembari melihat mereka mulai siuman di dalam kapsul tidur. “Uh... Dimana aku?” Ujar Nijiro sembari beranjak dari kasur.. “Kami Pulang..” “Akhirnya kembali ke rumah tercinta.” Terlihat Morine bergegas berdiri dan merega
Setelah melewati perjalanan yang cukup Panjang, mereka akhirnya sampai dirumah sakit. Disana Maha Master memanggil suster yang ada untuk membawa Nina ke ruang UGD. Saat berada di luar ruangan UGD, “Bagaimana keadaan Nina Chan?” Tanya Nijiro dengan raut wajah penuh kekhawatiran. “Tubuhnya Normal, akan tetapi Gelombang otaknya melemah...” Jawab seorang suster yang memeriksa kondisinya. Kemudian muncul Kepala Perawat di Rumah Sakit... >> Kepala Perawat : Seorang Dokter Pria berseragam medis, berambut pirang panjang diikal, lengkap dengan alat medis. << Dia tampak keluar dari kamar kemudian berbicara dengan Maha Nina Master, Nijiro, Morine, dan Ria. “Bagaimana keadaannya, Dok Jolino?” Tanya Maha Master. >> Dok merupakan singkatan dari dokter, cara bacanya hampir mirip dengan dog :v... Tapi itu bukan dog ya :v << “Menurut hasil pemeriksaan Medis, Master Nina
Di Kantor pusat kota Newtox Land sekitar pukul 14.00 waktu setempat, “Mohon Maaf, Master. Saya mendapat signal darurat dari blok timur kota. Kita dalam masalah serius, ada sekelompok penyusup mulai menyerang Kota Newtox.” “Apa katamu??” Mendengar hal tersebut, Gadis Loli tersebut terkejut.. “Saat ini ada kemungkinan para penyusup sedang menyamar menjadi warga biasa. Pusat Intelijen kita mengatakan kita harus lebih waspada.” “Dari mana para penyusup ini berasal?” Tanya Liana. “Kemungkinan besar mereka penyusup dari Goverment, mereka sedang menyamar sebagai penduduk dan terlihat ada beberapa robot pengawas kita dihancurkan saat menjalani pemeriksaan masuk.” Ujar Hermit sembari memberikan datanya kepada Liana. Gadis Loli itu tampak cemas Ketika membaca data tersebut. “Jadi, apa yang harus kita lakukan?” Tanya Hermit. Mendengar pertanyaannya, Liana menjawab sembari beranjak dari kursi, “Kita harus segera bertindak secepat mungkin u
Di dalam Rumah Sakit Herby, Nina sedang berbaring di kasur lengkap dengan masker oksigennya. Nijiro dan Morine berada di sampingnya hanya bisa menatap wajah cantiknya yang tertidur. Sedangkan Ria tampak sedang melakukan panggilan video dengan Hamon (bawahannya). “(Nina Chan.... Oh... Nina Chan),” Gumam si spikyboy itu sembari memandangnya dengan tampang bejat. xD “Apa anu kau mau kukecilkan?” Morine sepertinya merasa kesal saat melihat ekspresi bejatnya. xD “Jangan please... Nanti Nina Chan gak bisa mendapat cairanku...” Jawab Nijiro dengan kedua tangan melindungi selangkangannya. xD “Jika kamu macam-macam, aku tidak akan segan-segan loh...” Ujar Morine dengan senyuman iblisnya. Suami Nina hanya bisa mengangguk ketakutan. “Ngomong-ngomong, Bagaimana keadaannya sekarang?” Tanya Morine sembari memegang tangannya. “Nina masih belum sadar.” Tampak Nijiro menjadi murung. “Proses penyembuhannya memerlukan waktu yang lama. Sebaiknya K