Di rumah sakit Gorry Herby Maha Master sudah sampai dan ingin menemui Kepala Perawat disana.
“Maha Master, kenapa anda bisa disini?” Tanya Robot Security yang menjaga keamanan rumah sakit. Robot itu melihat Maha Master yang tiba-tiba berada di hadapannya.
“Ini Darurat, Ada sesuatu hal yang harus saya bicarakan dengan Kepala Perawat. Bisakah kamu antar saya ke sana?”
“Siap pak.” Kemudian Robot itu yang berjalan dan menuju Ruang kepala Perawat.
Kemudian Maha Master berjalan menuju ruang kepala perawat..
Disisi bagian Barat Arena Bukit Herby Field, Erina merasakan Aura yang sangat kuat dan pekat.
“Liana Chan, kau bawa gadis iblis ini ke Penjara Herby, jelaskan situasinya kepada mereka. Aku akan ke Arena Timur, aku merasakan firasat buruk.” Kata Erina dengan raut wajah khawatir.
==OK== Liana menulis dan menampilkan papan.
Kemudian Liana kembali menggunakan sihir Imajinasi Wool Trap untuk mengunci musuh dengan bulu domba dan
Di ruang bawah tanah Istana Glory Peretas yang berada di Ruang Bawah Tanah Istana Herby bergerak mundur selangkah. “Tak akan kubiarkan kau menyentuh Nina Chan.” Ujar Ria dengan serius. “Dimension Manipulation : Other World Teleport,” Seketika dengan sihir Ruang Ria memindahkan penyusup itu kedimensi planet lain yang sebelumnya sudah ditandai olehnya (Planet Toksin) di Hutan Goa Timur. Peretas itu terbingung melihat keadaan sekitar di tengah hutan. “Aku tak perlu lagi menahan kekuatanku,” Ucap Ria yang terlihat tanpa ragu sembari memancarkan energi manazone. Peretas yang bermasker itu kemudian beteriak, “SIALAN, MATILAH KAU. Hacking Tool : Iron Bullet Storm.” Dengan sihir hackingnya, Peretas itu menciptakan gunner dan menembak. “Aku tidak akan masuk ke lubang yang sama lagi.. Dimension Manipulation : Permeation.” “Rasakan itu. Hahahaha...” Ucap Peretas itu dengan tertawa. Beberapa jeda waktu terlihat Ria berada diudara d
Di rumah Sakit Glory, Maha Master masuk ke dalam ruangan Kepala Perawat. Disana ada seorang pria berpakaian ala dokter sedang duduk dan meneliti dokumen-dokumen pasien. Sejenak saat Maha Master memasuki ruangan, Kepala Perawat itu menoleh ke arahnya dan terkejut. Kemudian dia berlutut dan berkata, “Saya mohon maaf sekali atas ketidaktahuan saya.” “Tidak apa-apa, Sekarang Tolong kumpulkan semua perawat yang sedang tidak sibuk. Bawa mereka semua ke akademis legend!!” Maha Master memberi perintah secara langsung kepada Kepala Perawat itu. Kepala Perawat kemudian keluar dari Ruangannya dan segera mengumpulkan para perawat lain, Sedangkan Maha Master bergegas keluar dan masuk ke dalam drone sambil menunggu mereka. Dilangit Selatan Kota Glory Liana sedang terbang sambil membawa penyusup dengan Wool Trapnya. Dia menelusuri hutan lindung yang ada. Setelah melakukan perjalanan yang cukup lama, Di depan Liana tampak sebuah Pintu masuk (mirip dunge
Di dalam Penjara Herby yang lebih mirip seperti sebuah Dungeon, Liana dipandu oleh Robot penjaga sambil membawa penyusup yang berhasil ia tangkap dengan sihir woolnya. Beberapa saat kemudian, mereka tiba di depan pintu masuk kantor Kepala Penjara. Robot itu mengetuk pintu dan masuk ke dalam. Di meja kerja sana, Kepala Penjaga terlihat sedang sibuk melihat berkas-berkas dokumen. Kemudian Robot penjaga menghampirinya dan berkata, “Pak, ada seseorang ingin berjumpa dengan anda.” Sejenak Kepala Penjaga menghentikan aktivitasnya, kemudian dia menoleh dan menjawab, “Siapa itu?” “Master Liana, Pak.” Ucap Robot itu dengan nada datar. “Liana? Oh... Gadis cilik itu.. Suruh dia masuk!” Kata Kepala Penjaga meminta Liana untuk masuk ke ruangan. “Baik Pak,” Ucap Robot itu, kemudian mempersilakan Liana masuk. Kemudian Liana memasuki ruangan bersamaan dengan seorang Penyusup yang ditangkappnya. Kepala Penjaga Penjara bertanya, “Ada apa
Di dalam Penjara Herby di Sebelah Selatan Kota Herby, Morine menyerahkan para penyusup kepada prajurit penjara dan kemudian pergi menemui Ria Kembali. “Ria Chan, aku mau balik ke akademis terlebih dahulu. Masih ada urusan lain yang harus kuselesaikan.” Ucap Morine hendak keluar dari Kamar. “Ok.. Kami tetap menunggu hasil interogasi. Setelah dapat informasi, kami balik ke Akademis untuk melaporkannya.” Ucap Ria yang sedang menunggu. “Iya. Kalau begitu aku pamit dulu ya. See you leta...” Imbuh Morine berjalan menuju ke pintu keluar. “Iya... Hati-hati di jalan.” Ucap Ria melambaikan tangannya. Liana mengangkat papan tulisnya dan menunjukkan pesannya. == Hati-hati dijalan == “Ok, Liana Chan. Aku paham.” Morine tersenyum, Kemudian gadis berambut hijau itu pergi dari Penjara menuju ke Akademis.. Di atas langit kota Herby, terlihat Erina terbang dengan Tongkat Sihirnya dengan sapu terbang. Dia menggunakan sihir Enchantment pad
Di dalam Aula Akademis, Maha Master berdiri di satu sisi. “Saya disini ingin memohon Maaf sebesar-besarnya. Bagi semua yang ada disini. Bisakah kalian menceritakan hal lebih detail mengenai kejadian yang sudah terjadi?” Maha Master berkata sambil menundukkan kepalanya dengan tulus. Para peserta hanya diam membisu. “Izinkan saya berbicara.” Seorang Gadis berambut Panjang model kepang dual warna Hijau Memegang Sniper dari Kelas Marksman mengangkat tangannya. “Silakan. Ini dengan siapa?” Tanya Maha Master yang menatap wajah sniper itu. “Maha Master yang terhomat, Perkenalkan Nama saya Lei. Saya Calon peserta Marksman ingin bertanya. Kami semua hampir sekarat diserang oleh seorang Pria berpedang Hitam. Apakah dia seorang penyusup?” Maha Master mendengar itu sontak terdiam, tiba-tiba Ria menjawab pertanyaan gadis itu. “Saat ini kami masih belum bisa mengkonfirmasi apakah dia seorang penyusup atau bukan. Namun beliau adalah Cucu Maha Master.
Pada ruangan Rapat Akademis di lantai teratas, terlihat 5 Kapten Master Legends telah berkumpul di meja bundar. Di kursi yang paling besar terlihat Maha Master duduk, sedang membahas sesuatu hal yang sangat penting. “Sudah ada 5 orang. Mereka semua ada dipenjara Herby.” “Bagus kalau begitu mari kita segera memulai rapatnya.” Maha Master berkata. Dia mempersilakan semua duduk. Rapat akhirnya telah dimulai. Suasana terlihat sedikit tegang... “Ok, Aku mulai dari Ria. Bagaimana keadaan penjara disana?” Tanya Maha Master yang mulai menatapnya. “Disana semua terorganisir dengan sangat baik.” Jawab Ria dengan tersenyum. “Syukurlah. Lalu Bagaimana hasil interogasinya?” Kemudian Maha Master bertanya. “Mengenai itu...” Sejenak wajah Ria mulai memucat dan terdiam sejenak. Morine yang berada di samping Ria, memegang tangannya dan berkata, “Jangan ragu... Katakan saja.” “Baiklah, setelah para penyusup yang kami tangkap diint
Dilangit Kota Glory, Herdo menciptakan Ratusan ribu Light Sword of judgment (Panah-panah Pedang Cahaya) yang berkumpul di atas langit dengan jumlah jutaan. “Ini sangat berbahaya, Semua berlindung dibelakang ku.” Teriak Morine memperingatkan mereka untuk segera mencari tempat berlindung. Perlahan demi perlahan Sword of Judgment mulai menghantam Kota Glory. “Mass Manipulation : Huge Area Magic Converter,” Morine menciptakan Lingkaran Sihir raksasa di atas, seketika seluruh sihir Light Sword of Judgment mulai diserap. Namun Morine terlihat kesulitan menahan semua serangan Sword of Judgment itu. Melihat hal tersebut, Erina langsung menggunakan sihir buff. “Basic Enchantment : Deus Eques, Deus Corona.” Morine merasakan tubuhnya mendapat efek Buff yang diberikan oleh Erina. Gadis berambut hijau itu berkata, “Terima kasih, Erina. Akhirnya aku dapat menyusutkan Sihirnya ke ukuran sekecil-kecilnya.” Berkat Sihir manipulasi massanya, kota tidak
Pada sisi Pertarungan Herdo vs. Nina, Herdo sepertinya sangat kewalahan ketika melawannya. “Light Magic : Light Sword Bullet.” Herdo menggunakan atribut sihir cahayanya menciptakan Pedang Cahaya kemudian Pedang-pedang itu terbang menghantamnya. Namun seperti yang diduga, Pedang Cahaya itu hancur ketika mendekati tubuhnya. “Sialan... Kenapa seranganku tidak mempan terhadapnya.” Herdo terlihat sangat kesal. Tiba-tiba saja Nina melancarkan serangan Punchnya dengan sangat cepat dari arah belakang dengan teleportasi. “Bruk....” Tinju Nina berhasil menghancurkan Tanah, menciptakan gempa yang cukup dahsyat. Herdo berhasil kabur dari serangan punch dengan kecepatan cahaya. “Menarik sekali, Tunjukkan seberapa kuat engkau..” Tiba-tiba Liana terbang menuju ke arah Nina dan membuka Matanya, “Ultimate Illusion : Dream Land,” Liana Kembali membuka dimensi dunia Imajinasinya. “Tenanglah Nina, sadarlah jangan terlarut oleh kese