Di Reruntuhan Istana Kerajaan Gorry... Terlihat Raja Gorry sedang kewalahan.
“Dimana para budak itu bersembunyi?” Tanya Raja Gorry yang sedang berdiri dengan emosi.
“Menurut laporan, mereka sepertinya menuju ke pantai utara.” Jelas Prajurit itu dengan nada yang kurang meyakinkan.
“Wahai semuanya... Atas perintahku, Mari kita hancurkan dan bantai para budak di Pantai Utara itu. Habisi mereka sampai ke akar-akarnya!” Raja Gorry dipenuhi oleh emosi negatif membuatnya terlihat seperti orang tidak waras yang meluap-luapkan amarahnya dan memerintah para Prajurit tersisa.
Para Prajurit Bersorak dan mulai menyerbu ke pantai Utara melalui jalan Rahasia dari Istana.
Di Area Pertarungan Nijirou Pusat Kota Gorry, Nijirou (Water) dan Nijirou (Lightning) bertarung melawan Popol dengan sangat sengit. Pertarungan Nijirou (Lightning) cepat akan tetapi Nijirou (Water) memiliki celah yang banyak, Popol mengambil kesempatan itu untuk menyerang celah dan titik lemah Nijirou (Water).
“Dasar Lemah, Dasar Lemah, Dasar Lemah. Apa hanya segini dari kekuatanmu? Sampah sepertimu hanya sebuah kroco bagiku. HAHAHAHA...” Popol tertawa dengan keras saat mengejek dan menghina Nijirou (Lightning) yang terkena serangannya.
“(Sial, Dia memprovokasi diriku agar aku menyerangnya secara sembarangan. Aku harus tetap tenang menghadapinya. Pikirkan kelemahannya, Jangan beri dia kesempatan menyerang),” Pikir Nijirou (Water) dengan tenang menghiraukan perkataan Popol, tetapi Nijirou (Lightning) bersikap malah sebaliknya.
“DASAR SIALAN KAU. TERIMA INI!! Lightning Style : Thunder Storm.” Nijirou (Lightning) terprovokasi oleh perkataan Popol dan membuatnya marah, kemudian melancarkan serangan Sambaran petir dari langit.
“Hentikan Itu, itu Cuma perangkap, Jangan menyerangnya!!” Teriak Nijirou (Water) memperingati Nijirou (Lightning) yang hendak menyerang Popol. Meskipun sudah diperingati olehnya, Nijirou (Lightning) bersih kukuh menyerangnya.
“Dasar Lemah, Seranganmu tidak berpengaruh lagi kepadaku. Blue Fire Magic : Flame Fist,” Popol mengetahui serangannya segera melakukan teknik dogde, Sambaran petir yang diciptakan oleh Nijirou (Lightning) tidak berhasil menyambarnya. Kemudian tanpa disadari, Popol melancarkan serangan Fatal kepadanya.
Nijirou (Lightning) terkena Flame Fist yang sangat panas itu berhasil melukai dan membuatnya terjatuh. Dia muntah darah. Karena Nijirou (Lightning) merupakan Tubuh yang asli, semua bayangan yang dibuatnya menghilang.
Saat Nijirou yang terkapar dengan tidak berdaya, Popol menginjak wajah Nijirou dan berkata dengan suara tawa bocah yang mengerikan, “Mari Kulucuti kau satu persatu, Sudah lama gak menyantap daging Manusia, HAHAHAHAHA...”
Sementara itu Di tempat Pertarungan Nina (Pertengahan Jalan menuju ke Pantai Utara), Nina memberi tatapan Iblis yang sangat mengerikan Kepada Earu, “Life or Die?”. Sebuah Kalimat yang diucapkan Nina dengan nada berat. Kalimat ini membuat Earu ketakutan setengah mati hingga Homies (Jiwa Earu) menguap.
“Tidak mungkin... Lepaskan aku...” Teriak Pria berjubah itu dengan ekspresi sangat ketakutan. Pria bernama Earu ini melihat sekelilinginya menjadi sangat gelap, di belakang tubuh Nina ada sesosok Penampakan Iblis yang sangat-sangat menyeramkan. Dia semakin ketakutan dan akhirnya sebagian Jiwanya menguap.
Nina langsung menarik Bayangan Homiesnya yang menguap dan melahapnya. Setelah itu dia tak sadarkan diri dan KO.
Setelah itu, Nina mulai menurunkan intensitas aura seram yang dipancarkannya setelah melihat Earu yang tergeletak tidak berdaya diatas tanah.
Perasaan Nina saat ini sangat takut bercampur sedih membuatnya terlihat sangat menakutkan. Nijirou (Wind) yang melihat Kondisinya seperti itu juga merasa sangat ketakutan setengah mati, akan tetapi Saat itu juga Nijirou (Wind) lenyap akibat Nijirou yang asli telah dikalahkan.
Lalu Nina menghampiri Natasha yang tergelatak dengan tubuh yang penuh dengan darah. Dia kemudian membawa tubuhnya ke Pantai Utara. Akan tetapi sebelum itu, dia juga memberikan pertolongan pertama dimana dengan sihir yang dimilikinya. Dia berhasil menghentikan pendarahannya.
Nina kemudian bermaksud untuk kembali menuju ke Pantai Utara. Karena kondisinya yang linglung dan tidak berpikir panjang, dia malah kembali ke Kota Gorry.
Beberapa waktu kemdian, Nina telah sampai di Pusat Kota Gorry. Disana tanpa sengaja, dia bertemu dengan Popol yang sedang menginjak Nijirou yang sedang sekarat dengan tubuh yang penuh dengan luka. Pakaiannya menjadi compang-camping karena dirobek bocah itu. Melihat hal itu, Gadis berambut pirang emas itu menjadi syok dan dalam beberapa jeda kemudian, dia kembali marah seolah-olah tubuhnya dikendalikan oleh Makhluk Jahat.
“Woow, Sungguh menyeramkan. Gadis Cantik berjiwa Iblis siap menerkamku. HAHAHAHAHA...” Popol yang melihat tatapan dari Nina membuat Popol berbual dan berkata dengan sangat angkuhnya.
Nina yang memasuki Anger mode dengan Soul Dress Atlet Toluna yang dikenakannya tanpa bicara Panjang Lebar langsung menyerang Popol dengan tangan Kosong. Serangan Tangan Kosongnya berhasil ditahan olehnya.
“Terlalu lambat, Rasakan Ini Blue Fire Magic : Blue Fire Fist (Tinju Api Biru).” Dengan nada yang angkuh Popol berkata sembari melakukan serangan balasan. Akan tetapi serangannya tidak mempan padanya. Sihir api yang dilancarkannya lenyap begitu saja.
“Ini tidak mungkin, Bagaimana bisa seorang manusia memadamkan apiku?” Popol terlihat syok dan merasa mulai terancam.
Popol yang sudah merasa syok itu tiba-tiba melepaskan sejumlah mana Iblis yang sangat dahsyat, tanah disekitar bergetar, kemudian Popol Melakukan Fase True Awaken (True Awaken seperti Kita saat akan mengamuk).
“(Sial, Bagaimana Mungkin serangan Sihir Api biruku tidak kena Gadis ini, Tapi Akan kucoba untuk membakar dia dengan api Hitam Neraka).”
“Black Fire Art : Hell Fire,” Popol memasuki fase True Awakening.
Setelah itu terlihat Popol yang diselimuti oleh Api hitam, kemudian Popol merelease Api hitam kemudian membakar tubuhnya sesaat. Namun, Api hitam tersebut lenyap.
Popol yang melihat tidak percaya, perlahan dan perlahan Popol menjadi gila... “TIDAK MUNGKIN.... API HITAMKU....”
“DASAR SIALAN, TERBAKARLAH DUNIA INI DALAM API HITAM NERAKA!! Black Fire Art : Ultimate Flame Storm.” Kemudian Popol melepaskan semua sihir Iblisnya yang sangat dahsyat seketika membuat semua bangunan. Sebagian Hutan dan Benda-benda di sekitarnya terlahap Oleh Api Hitam Neraka. Hal ini membuat situasi kota menjadi semakin kacau.
Melihat Popol semakin berulah, Nina langsung mendekatinya. Dengan kepalan tangan yang penuh dengan sihir mana, Nina menonjoknya (ala Tinju dari Tsunade Naruto) secara babi buta tanpa memberi ampun.
Sementara di dekat Gerbang Reruntuhan Istana,
“Sialan Kau, Rasakan Ini Whip Magic : Double Whip Slash!” Reana terlihat sangat kesal dengan tatapan wajah yang ingin membunuh sangat kuat, terus menerus memberikan serangan cambuk besinya ke arah Morine.
“Self Buff : Armor Up (Peningkatan Physical dan Magic Defensive, Power Up (Peningkatan Physical dan Magic Damage).” Morine terlihat santai menggunakan sihir Basic Buff memperkuat dirinya dan menerima semua serangan cambuk dari Reana.
Cambuk yang dikeluarkan Reana berhasil mengikat kakinya. Meskipun mengikat kakinya, Reana tidak mampu menarik cambukkannya. Alhasil, Morine menggerakkan kakinya dan menarik cambukkannya. Terlihat Reana yang terdorong ke arahnya. Kemudian Morine meninjunya dengan sekuat tenaga hingga berhasil membuatnya muntah darah.
“SIALAN KAU MORINE......... MATILAH KAU ARRRRGGGHHHHHHH........” Terlihat tanda-tanda Reana melakukan fase true awakeningnya.
Akhirnya sebuah Konsentrasi kekuatan besar mengalir di tubuh Reana. Dia melakukan Fase True Awakening dan menjadi sesosok Iblis bertubuh hitam, bermata putih tanpa Pupil, Bertanduk, berambut putih.
Di dekat Reruntuhan Gerbang Istana Gorry, Tampak Reana yang sudah memasuki fase true Awakeningnya (Mode bertransformasi menjadi Iblis dengan tanduk yang besar). “Hahahahahaha... Sekarang waktunya untuk Mengakhirimu. Rasakan ini Demon Whip Magic : Thicket of Whip,” Seketika dari tubuh Reana Mengeluarkan Banyak sekali Cambuk belukar yang beracun Racun dari tubuhnya untuk menyerang. Morine tampak menghindari setiap serangan yang dilancarkan olehnya. “Aduh... Dia sangat berbahaya, Sihir Manipulasi ukuranku sudah tidak berefek. Sepertinya aku juga harus lebih serius.” Pikir Morine dengan wajah yang terlihat sangat serius. Dia meningkatkan Jumlah penggunaan Mana, terlihat tubuhnya mulai diselimuti oleh Aura sihir berwarna Hijau tua. “Hahahahahaha.......” Reana tertawa bagaikan orang stress yang tidak waras. Dia tampak terus-menerus melancarkan serangan tanpa ampun kepada Morine. “Ini sungguh menyebalkan, Racun-racun itu berduri.” Kali ini Morine langsung menyusutkan ukuran badannya dan m
Di dalam Jalan Rahasia menuju ke Pantai Utara, Sang Raja beserta Pasukannya sampai di dekat Pantai Utara dengan muncul dari sebuah Gua rahasia yang berada di bebatuan dekat Pantai, disitu Raja dan Pasukannya telah melihat para Budak Beastman yang sedang dirawat oleh Merina dan Smarter. “Hancurkan dan Bunuh semua orang yang ada disana!” Raja Gorry yang melihat para budak berada di pesisir Pantai segera memerintahkan para Prajurit untuk menyerang. “Siap Pak!” para Prajurit mengangkat senjata dan mulai menyerbu. Sebagian budak Beastman yang sudah lebih fit bersama dengan beberapa para tahanan melawan serangan para Prajurit itu. Pertempuran telah terjadi. Beberapa menit kemudian, Morine naik ke punggung Api Sirius terbang menuju ke pantai utara. Akhirnya mereka sampai di Pantai Utara yang terlihat penuh dengan pertempuran. Smarter berusaha membawa para Budak yang terluka, Merina terlihat menggunakan sihir penyembuhan jarak jauh melindungi para Tahanan dan Budak yang sedang bertarung. |
Di Pinggir Pantai Utara Kota Gorry... “Sebelum Kita menuju Planet Herby, bisakah kamu memperbaiki Ekosistem Hutan disana?” Tanya Morine kepada Kome sambil menunjuk ke arah Hutan yang berada jauh dari mereka terbakar... “Tentu saja.” Kemudian Kome menuju ke dalam hutan dengan cepat merambat ke dalam tanah. “Wood Art Magic : Forest Restore,” Seketika seluruh area hutan bercahaya hijau. Tanaman yang terbakar oleh api Hitam perlahan mulai sembuh dan hidup Kembali. Morine yang melihat pemandangan yang indah ini bergumam sambil tersenyum, “(Kamu memang hebat Nina, Energi Manamu tiada habisnya).” Kemudian setelah itu, Kome kembali ke hadapan Morine.. “Sudah selesai Master.” Ucap Kome yang tersenyum lebar.. “Terima Kasih.” Morine tampak berterima kasih kepada Kome. “Bukan masalah besar. Kalau begitu aku kembali dulu ya dadah...” Kome pamit dan melambaikan tangannya kepada Morine dan kemudian menghilang. Morine juga melambaikan tangannya dengan tersenyum. Lalu... “Nijirou, Sirius, Clor
Di ruang kemudi Kapal, “Sirius, Apa kamu melihat sesuatu?” Tanya Clori kepada Sirius yang sedang memandang Langit. “Saya hanya melihat pemandangan angkasa. Jadi, benda bercahaya berkedap kedip itu disebut sebagai bintang?” Tanya Sirius kembali kepada Clori. “Ya, itu bintang.” Jawab Clori dengan nada ceria. “Itu sangat Indah. Ini pertama kalinya aku melihat bintang.” Mata Sirius berbintang. Dia terlihat sangat kagum saat melihat pemandangan bintang yang ada melalui jendela kapal. “Tentu.” Clori hanya tersenyum saat melihat ekspresi Sirius. Diruang Dapur Kapal. Nina, Nijirou, Natasha dan Morine terlihat sibuk mempersiapkan menu makanan untuk para Beastman dan Tahanan. “Natasha San, ambilkan Tepung, Garam, dan air. Setelah itu tolong ke ruang pemandian umum untuk mendata jumlah Beastman. Agar kami bisa menyajikan porsi yang sesuai.” Nina meminta Natasha untuk mengambil beberapa Bahan makanan. “Ok.” Terlihat Natasha mengambil Tepung Terigu, Garam dan Air kemudian memberikannya kepa
Setelah itu Nina pergi ke ruang kendali untuk membawa makanan ke Sirius dan Clori. “Clori, Sirius, saatnya makan.” Nina sambil membawa Air segar kepada Clori dan Obor api ke Sirius. “Terima kasih, Master.” Ucap Clori sembari meminum Air tersebut.. “Yummy..” Terlihat Sirius melahap api dari Obor tersebut. “Mengapa Master pergi ke tempat kami untuk membawa makanan?” Tanya Sirius dengan penasaran setelah melahap api dari obor tersebut. “Jangan berkata seperti itu. Meskipun kalian hanya Jiwa Homies, kalian tetaplah hidup dan memiliki hati dan pikiran. Itu membuktikan bahwa kita sebenarnya keluarga. Tak terlepas seperti apa pun bentuknya. Kalian selalu melindungiku dan itu membuat saya sangat Bahagia.” Nina berdiri di satu sisi menatap bintang-bintang dari jendela kaca kapal kendali dengan tenang. Sirius dan Clori yang mendengar Perkataan langsung menangis dan memeluknya. Nijirou yang mengintip dari depan Pintu Ruang kendali hanya tersenyum. “(Syukurlah, tidak ada masalah serius).” P
Setelah mandi, Nina bergegas ke dapur untuk mempersiapkan sarapan. akan tetapi saat ke dapur terlihat disana ada beberapa gadis Beastman yang sedang melihat-lihat bahan makanan di kulkas dan di gudang penyimpanan makanan. Mereka tampak ingin membantu mempersiapkan Sarapan. “Master, Ada yang bisa saya bantu?” Tanya Gadis Beastman A kepada Nina dengan senyum tipis. “Hari ini kita buat menu Mie Goreng.” Ucap Nina sembari membuka Lemari stok makanan lainnya. “Mohon Maaf, Master. Akan tetapi kita sudah kehabisan Stok makanan, yang tersisa hanya tepung terigu.” Jelas Gadis Beastman B itu setelah memeriksa stok Gudang makanan. Mendengar penjelasan Gadis Beastman B, Nina sambil memegang Koin Golden dan Silver berkata “Jangan khawatir, Kita akan segera mendapatkannya. Terbukalah Gerbang Ratu Flora, Asisten Rumah, Kome, Lala.” seketika muncul Kome dan seorang Gadis berpakaian maid, berambut Pink bersanggul 2, menghadap di satu sisi berdiri. “Ada yang bisa saya bantu Master?” Tanya Kome dan L
Ketika kapal memasuki Wormhole, Seluruh Benda di sekitar bergetar. Gravitasi di dalam kapal tidak stabil. Sebagian benda terhempas ke arah belakang.. Nina yang tidak sempat duduk pun juga ikut terhempas. Saat terhempas, dia terpental ke arah Nijirou yang sedang duduk. Saat Terjun ke arah Nijirou, “Nina Chan...” Lihat Nijirou yang kaget melihatnya yang terhempas ke arahnya. Pria itu segera bersedia untuk menangkap Nina dengan kedua tangannya. Akan tetapi dia memegang bagian tubuhnya yang janggal. “(Benda Empuk apa yang telah kupegang),” Sekali Nijirou melihat, mukanya langsung memerah. “Hentikan itu.. ah..” Wajah Nina menjadi merah dan kadang-kadang mendesah. Dia melemah dan tampak sudah tidak mampu menonjoknya lagi. Nijirou terus menerus memegang dan meremas Dadanya dengan maksud menahan gaya Gravitasi. Di sisi lain, Nina pun tidak sanggup bergerak karena sangking kuatnya Dorongan Gravitasi.. “Yamete...” Ucap Nina yang nafasnya mulai terengah-engah.. Tak terasa 30 menit telah
Di dalam kamar Istana, terlihat disana Clori dan Sirius tertidur di atas ranjang Bersama dengan Nina, Natasha yang sedang duduk di lantai. Nijirou berbaring di Kasur dengan santai... “Nina San, apakah ini disebut dengan Istana?” Tanya Natasha yang terlihat kagum melihat pemandangan pernak-pernik Istana yang sangat mewah.. “Iya, ini adalah Istana.” Ucap Nina yang tersenyum.. “Ini memang sangat Indah. Ini pertama kalinya dalam hidupku melihat pemandangan indah ini.” Ucap Natasha yang bersemangat.. “Ya. ini semua berkat sihir Morine San, Lady Erina dan para pengrajin bangunan.” Ujar Nina dengan ceria. “Nina Chan.. Apakah kamu tinggal di Istana ini?” Tanya Nijirou yang sedang berbaring santai di kasur. “Tidak. Saya tidak tinggal di sini.” Ucap Nina dengan tersenyum. “Kenapa tidak tinggal di sini?” Tanya Natasha dengan penasaran.. “Saya hanya penduduk biasa yang hidup di Planet ini.” Jawab Nina dengan senyuman. “Apakah seorang penduduk biasa tidak diperbolehkan tinggal di sini?” Ta