Share

35. Interogasi

Arini dan Inge duduk terpaku di hadapanku dengan raut muka menuntut penjelasan, tentang lingkaran hitam di bawah kedua mataku yang beresiko menjadi permanen, badanku yang sekarang agak mirip dengan anak kekurangan gizi dan pastinya wajahku yang bermuram durja persis seperti tampang penyanyi melankolis di tahun 80an.

Menerangkan ke dua anak ini akan menjadi sesi interogasi yang mungkin tidak akan cukup satu malam. Sedikit demi sedikit aku menggeser tempat duduk, berharap bisa melarikan diri sebelum mereka berdua menyadari, walaupun tentu saja itu tidak mungkin.

“Jadi si Airlangga itu ninggalin elo?” Arini langsung to the point.

“Hush …,” seru Inge, memberikan tatapan memperingatkan ke Arini yang sepertinya tidak dia gubris.

Aku diam, memikirkan jawaban tepat yang bisa aku katakan ke dua sahabatku ini. Tentunya aku tidak bisa mengatakan bahwa Airlangga pergi untuk kembali ke jamannya, ke Singosari, ratusan tahun

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status