Lembah Panjshir , AfghanistanMusim dingin, 19 Februari 2020Sang waktu beranjak pagi, badai salju telah pergi. Menyisakan berton-ton tumpukan salju di sepanjang lembah.‘’Hei, bangunlah!" pekik Athena berulang-ulang membuat Mr.G terperanjat.“Kalau ingin lekas sembuh, cepatlah makan.” Athena menyodorkan sepotong roti kepada Mr. G, satu-satunya roti yang tersisa di kantong celananya.Arthur memandang roti itu dengan bernafsu, bak menemukan tumpukan ide brilian di otaknya saat ia sedang menghabiskan waktu di laboratorium. Perutnya sudah sangat lapar, terlebih lagi perasaan nyaman karena terbebas dari siksaan dan todongan senapan membuatnya kian menyadari kalau lambungnya sudah sangat kosong keroncongan.Ingin rasanya ia segera melahap roti di tangan 'si gadis hijau', tapi harga dirinya sangat besar. “Kamu saja yang makan, aku belum lapar," ujarnya datar.“Tentu saja aku sudah makan bagianku." Athena berbohong. Ia sangat iba melihat kondisi pria dihadapannya yang tampak kurus dan peny
"Hei, apaan? Tidak perlu gila seperti itu." Mr. G meneriaki Athena yang mulai bangkit untuk mengikutinya. Mr. G mengernyit dengan perasaan aneh. "Sudahlah jangan menolak, aku harus memastikan keamananmu," tukas Athena."Tidak perlu! Aku sudah membawa pistol pemberianmu tadi." Arthur menolak sambil terus berjalan mencari tempat yang aman dan tersembunyi untuk menunaikan panggilan alamnya. Ia tahu Athena membuntutinya di belakang. 'Aku ingin lihat sampai mana kamu mengikutiku, gadis gila." Ia membatin.Beberapa saat kemudian.... "Dasar gadis gila! Hei..., stop di sana! Aku akan melakukannya di sini," teriak Arthur memberi kode agar Athena berhenti mengikutinya.Mendengar itu Athena langsung berbalik ke arah lain, itu karena ia yakin jarak mereka tidak terlalu jauh, jadi ia masih bisa menjangkau Mr. G jika terjadi apa-apa."Aaakh, lepaskan aku!" Suara seorang wanita menyita perhatian Athena. Tampak tiga orang laki-laki menyeret paksa seorang wanita cantik saat mereka sedang melewati h
Perlahan-lahan akhirnya Athena bangkit juga dari tidur palsunya. "Apa yang sedang kalian lakukan?Apa aku telah melewatkan sesuatu?’’ tanya Athena berlagak tidak tahu. Netranya sedikit membelalak saat melihat Mr G dengan tatapan dingin sedang mengarahkan pistol SIG Sauer P226 miliknya ke arah Larmina. Sementara itu Larmina dalam keadaan beberapa kancing baju atas telah terbuka tampak ketakutan dan menyedihkan.Namun, tangan Larmina yang tadi berusaha menarik lengan Mr.G masih belum berpindah posisi, buru-buru Larmina melepaskan pegangannya itu, ia kemudian mengubah mimik wajahnya menjadi wajah sedih teraniaya dalam sekejap dengan tujuan untuk mendapatkan pembelaan dari Athena.“Pria ini mencoba berbuat tidak senonoh padaku dan mengancamku, "cap Larmina dengan wajah tertunduk dan ketakutan sambil mengancingkankan kembali busananya yang berantakan.‘’Pembohong, aku bukan pria seperti itu”Desis Arthur mulai merendahkan suara dan menurunkan Senjata api laras pendek yang tadi ia todongkan k
" Ssssstttssss.... "Desis Athena memberi kode untuk diam." Ada apa? "Tanya Larmina dengan merendahkan suaranya." Kau lihat wanita amerika bersenjata itu, kita harus berhati-hati padanya. Sudah pasti di membawa misi yang berbahaya. Alangkah baiknya kalau kita menghindari wanita itu. "Tukas Heilen dengan suara serendah mungkin sambil memberi petunjuk kepada Larmina tentang keberadaan wanita yang dia maksud.Netra Larmina menangkap seorang wanita berperawakan tinggi besar sedang membenahi posisi senjata api laras panjangnya.Wanita itu adalah Vivian Cecilia Benner yang sedang turun dari kendaraan lapis baja-nya. Ia mendapat tugas untuk menghabisi Mr. G yang diketahui lolos dari sekapan Khan Zaada. Robert Kanumba sangat khawatir berita ini akan sampai ke telinga Barbara Clarkson yang telah memerintahkannya untuk membunuh Mr. G. Namun Robert Kanumba lebih memilih menjual Mr. G dengan harga tinggi.Vivian berkeliling sebentar mengitari padang bersalju, melakukan pemindaian dengan cermat. Ia
Lembah Panjshir, 21 Februari 2020Athena merapikan dan mengikat rambutnya yang kusut tak karuan. Ia melihat Larmina juga Mr.G sudah bangun dan telah rapi.“Maaf, aku telat bangun. Sepertinya aku terlalu banyak minum semalam.”Ujar Athena sambil menahan kantuknya.Hah??Sepertinya..?? keterlaluan ia tak ingat apapun, tapi baguslah. Suara di benak Mr.G bersahutan satu sama lain.”Mari sarapan dan bersiap agar kita bisa mencapai lokasi kendaraan tempur itu sebelum siang hari.”Lanjut Athena lagi sembari mengeluarkan sisa roti terakhirnya.“Ini cukup untuk kita bertiga. Ayo ambillah.”Athena menyodorkan masing-masing sepotong roti kepada Larmina dan Mr.G.Larmina menerima roti itu dengan gembira dan kesyukuran yang luar biasa.”Terimakasih gadis tentara.”Ucapnya.Mr. G menatap roti di tangan Athena cukup lama, rasanya ia begitu enggan dan tidak berselera. Ia merasa hidupnya sangat miris dengan bergantung pada sepotong roti dari seorang wanita yang ia harapkan memandangnya dengan terpesona dan
Sebuah peluru hampir mengenai paha Athena saat ia sedang berjalan menuju pintu maxxpro. Peluru itu mengenai badan maxxpro namun memantul tak mampu menembus armor lapis baja tebal yang melapisi kendaraan tempur itu. Pantulan peluru itu tepat mengenai kaki Mr. G yang berjalan dibelakang Athena."Larmina bawa Mr. G masuk ke kabin. " Perintah Athena cepat. "Gunakan ini untuk mengikat dan menahan pendarahannya sementara. "Lanjut Athena. Lalu Ia merobek seluruh burkaa dari tubuhnya dan memberikan pada Larmina. Hingga kini Vivian dapat melihat dengan jelas melalui teropong dengan siapa dia berhadapan." Sial, Athena si tikus got itu di sini. "Pekik Vivian mulai membuat pertimbangan."Mr.G kakimu tertembak! Aku akan mengikatnya dengan potongan kain burka ini. " Ujar Larmina dengan wajah ketakutan. Ini untuk pertama kalinya ia berada dalam situasi yang mencekam . Ia membantu Mr. G naik ke dalam kendaraan. Mr. G tak bisa berkata apapun hanya meringis menahan sakitnyaDengan cepat Athena melonc
Larmina, sekarang sudah aman. Biarkan aku menyetir. Kamu pakailah head armor dan vest armor yang tadi dipakai Mr G. Lakukan pengintaian di atas sana ,seperti yang aku lakukan. Aku akan sedikit mengebut. Mr G sebenarnya sedang mengidap anemia , sekarang bertambah parah dengan banyaknya darah yang keluar karena luka tembak itu. Kita harus segera sampai di kamp pelayanan Kesehatan yang kamu ceritakan itu.”Ujar Athena yang semakin cemas melihat keadaan Mr G.“Athena aku tidak bisa. Aku tak pernah memegang senjata api. Aku tak pernah membunuh seekor tikus sekalipun.”Tolak Larmina ketakutan.“Sekarang waktumu untuk merasakannya, kapan lagi!!”Teriak Athena sambil menarik bahu Larmina dari kursi pengemudi.“Athena, aku sedang hamil. Aku tak ingin terlalu cepat mati, setidaknya sampai bayiku lahir.” Sahut Larmina dengan suara bergetar menahan airmatanya. Namun tetap saja ia tak mampu menahan bulir-bulir bening yang jatuh karena merasa tertekan oleh semua yang terjadi di hadapannya.Athena men
"Baiklah, namun untuk itu ada beberapa surat yang harus anda tanda tangani, nona. " Jelas dokter Hisyam."Siap dokter. Dan bisakah aku meminjam alat komunikasi di sini untuk menghubungi seseorang sebelum tindakan medis di mulai. " Pinta Athena pada dokter Hisyam. Athena ingin menghubungi kamp Navy Seals di pangkalan militer Amerika di Bagram, dekat Kabul untuk mengabarkan posisinya. Athena sempat mencoba alat komunikasi yang tersedia di kabin M1224 MaxxPro namun gagal karena kerusakan yang tak bisa ia pecahkan."Tentu saja, silakan."Dokter Hisyam memberi izin dengan senang hati.Setelah menandatangi sebuah surat pernyataan sukarela, Athena masuk ke ruang intensif care unit (ICU) tempat Mr G dipantau dengan ketat." Mr G , maafkan aku tak bisa menjagamu dengan baik. "Bisik Athena ditelinga pria itu sembari menggenggam jemarinya yang dingin.Tak ada jawaban , bahkan netra Mr G masih tertutup rapat, sesekali terbuka lalu tertutup kembali. Namun jemarinya seolah berusaha menggenggam tangan