Share

15. Panggil aku Athena!

Lembah Panjshir , Afghanistan

Musim dingin, 19 Februari 2020

Sang waktu beranjak pagi, badai salju telah pergi. Menyisakan berton-ton tumpukan salju di sepanjang lembah.

‘’Hei, bangunlah!" pekik Athena berulang-ulang membuat Mr.G terperanjat.

“Kalau ingin lekas sembuh, cepatlah makan.” Athena menyodorkan sepotong roti kepada Mr. G, satu-satunya roti yang tersisa di kantong celananya.

Arthur memandang roti itu dengan bernafsu, bak menemukan tumpukan ide brilian di otaknya saat ia sedang menghabiskan waktu di laboratorium. Perutnya sudah sangat lapar, terlebih lagi perasaan nyaman karena terbebas dari siksaan dan todongan senapan membuatnya kian menyadari kalau lambungnya sudah sangat kosong keroncongan.

Ingin rasanya ia segera melahap roti di tangan 'si gadis hijau', tapi harga dirinya sangat besar. “Kamu saja yang makan, aku belum lapar," ujarnya datar.

“Tentu saja aku sudah makan bagianku." Athena berbohong. Ia sangat iba melihat kondisi pria dihadapannya yang tampak kurus dan peny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status