Share

7. Bukan gadis biasa

Rosella kini sudah berada di dalam kamarnya. Dia masih belum tidur kini dia masih berdiri di depan jendelah kamar itu.

"Kenapa dia marah? Apa aku sudah keterlaluan kepadanya? Tidak, dialah yang keterlaluan memperlakukan ku seperti itu. Ya, yang aku lakukan itu benar. Bukankah dia sekarang ini membutuhkan para j*lang itu, " ucapnya yang masih memikirkan kemarahan Loey tadi.

Sedangkan Loey di kamarnya masih terdiam duduk di tempat yang sama. Dia marah bukan karena Rosella menamparnya atau menolak bercumbuh dengannya, melainkan dia marah karena gadis itu mengatakan ingin memanggil j*lang-j*lang itu untuk menemaninya. Ya, kata-kata itulah yang membuatnya benar-benar marah, dia merasa Rosella telah merendahkan harga dirinya secara tidak langsung.

Sebuah ketukan kini terdengar di pintu kamarnya. Loey tidak bersuara dia hanya diam di sana. Tak lama pintu itu terbuka dan menampakan tiga orang wanita yang biasa menemaninya itu berjalan kearahnya.

"TCkhh ... aku tidak pernah menyangkah ternyata kau benar-benar memanggil mereka rupanya," ucap Loey dalam hatinya sambil tersenyum getir di sana setelah melihat kedatangan wanita simpanannya itu.

"Hallo Mr. Park, sudah lama kita tidak melakukannya. Aku sangat merindukan mu," sapah Candy membuka pembicaraan dengan senyum bahagianya.

"Kalian, cepat bersikan semua ini!" perintah Loey kepada ketiga wanita itu.

Ketiga wanita itu terkejut pasalnya selama mereka melakukan tugas mereka sebagai wanita penghibur, Loey tidak pernah menyuruh mereka melakukan yang bukan tugas mereka seperti sekarang ini.

"T-tapi Mr. Park, ini bukan tugas kami. Bagaimana mungkin anda menyuruh kami membersikan ini semua? Ini kan tugas pelayan di mansion ini," ucap wanita rambut ikal itu memberanikan diri.

"Kau tahu aku tidak suka ada yang membantah bukan! dan kalian juga tau apa akibatnya jika membantah perintah ku!" ancam Loey dengan nada dinginnya.

Mendengar ucapan Loey itu, ketiga wanita itu langsung bergegas membersikan puing-puing pecahan gelas dan botol wine itu.

"Dan satu hal lagi! setelah selesai kalian tidak ada yang boleh keluar dari kamar ini sampai besok pagi dan jangan pernah mencoba untuk tidur di kasurku. Kalian bisa tidur di mana saja di kamar ini, asal jangan menganggu tidur ku!" ucap Loey kemudian berjalan ke arah tempat tidurnya, sepertinya kepalanya mulai sakit mungkin karena efek minuman itu atau mungkin karena menahan amarahnya sedari tadi.

Setelah membersikan kekacauan itu, kini mereka bertiga tengah bingung menentukan tempat di mana mereka akan tidur dan terpaksa mereka kini tidur di atas karpet yang ada di sana dan juga ada yang tidur di sofa yang ada di sana, sedangkan Loey pria itu kini tampaknya sudah mulai terlelap.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Tidak biasanya Mr. Park bersikap seperti ini kepada kita," ucap wanita rambut pendek itu kepada kedua temannya.

"Aku merasa dia berubah semenjak wanita itu tinggal disini," ucap Candy yang tidur di sofa yang ada di sana sambil menatap lurus ke arah plafon kamar itu.

"Iya itu benar, aku juga merasa seperti itu dan aku dengar tadi sebelum Boy memanggil kita wanita itu berada di kamar ini bersama Mr.park. Apa mungkin wanita itu yang membuat kekacauan tadi?" ucap wanita berambut ikal.

"Kalau itu benar, ini benar-benar keterlaluan. Bagaimana mungkin kita yang menjadi imbasnya. Kita yang memberisikan kekacauan itu dan kita juga yang disuruh tidur tanpa selimut dan bantal disini?" ucap wanita berabut pendek.

"Lihat saja besok. Aku akan memberi pelajaran kepada wanita itu!" ucap Candy.

................

Paginya kini Rosella tengah keluar dari kamarnya untuk mengambil minum di dapur. Saat dia membuka pintu kamarnya dia juga melihat pintu kamar Loey juga terbuka bersamaan dan dia melihat tiga wanita itu keluar dari sana. Loey memang sengaja menyuruh wanita-wanita itu keluar dari kamarnya saat itu agar Rosella bisa melihatnya.

"TCkhh,"Rosella berdecih sambil melirik ketiga wanita itu.

Dia kemudian melanjutkan langkahnya. Candy dan teman-temannya yang menyadari Rosella pun tak kalah menatap tajam kearah gadis itu. kemudian mereka mengikuti langkah Rosella turun ke bawah. Sesampainya di bawah sana mereka melihat Boy tengah berdiri di sana dan mereka langsung menghampirinya.

"Apa yang sebenarnya terjadi dengan Mr. Park semalam?" tanya Candy kepada Boy.

"Aku juga tidak tau. Sebelumnya Mr. Park meminta Rosella menemuinya di kamarnya, kemudian aku mendengar bunyi sesuatu dari dalam sana dan setelah itu wanita itu keluar dari sana dan meminta aku untuk memanggil kalian," ucap Boy.

"Apa??? Jadi itu semua benar karena wanita sialan itu?" ucap Candy yang tampak begitu marah, dia kemudian berjalan ke arah dapur tempat di mana Rosella kini berada.

Boy yang menyadari sesuatu akan terjadi dengan Rosella langsung menahan langkah ketiga wanita itu.

"Apa yang akan kalian lakukan?" ucap Boy yang hendak menghentikan ketiga wanita itu.

Namun langkah kakinya tertahan saat Boy melihat Loey yang kini sedang menuruni anak tangga itu. Disana Loey juga memberi kode kepada Boy untuk tidak menghentikan ketiga wanita itu.

Boy yang mengerti dengan kode itu langsung mundur, dia sedikit bingung dengan sikap Loey pagi ini. Kenapa pria itu membiarkan Candy dan teman-temannya melabrak Rosella. Bukankah Rosella adalah tamu istimewanya.

"Heyy wanita sialan! Apa yang kau lakukan kepada Mr.park hah?" ucap Candy sambil membalikan tubuh Rosella menghadapnya.

"Jangan berani-beraninya menyentuhku!" ucap Rosella memberi peringatan. Dia benar-benar tidak suka dengan apa yang kini tengah dilakukan wanita di hadapanya itu.

"Apa kau tidak dengar? Dia bertanya apa yang kau lakukan kepada Mr. Park semalam?" ucap salah satu teman Candy itu.

"Itu bukan urusan kalian!" ucap Rosella.

"Dengar ya ... semenjak kau datang kesini, dia tidak pernah lagi menyentuh kami. Apa kau sudah meracuni pikirannya ha?" ucal Candy sambil mencengkram rahang Rosella dengan kuat.

"TCkhhh ... sudah ku katakan jangan menyetuhku dengan tangan kotor mu itu! Kau tidak pantas melakukan ini kepada ku. Kau harusnya sadar sebagai apa posisi mu di rumah ini!" ucap Rosella sambil menepis tangan Candy dari wajahnya.

"Apa kau bilang?" Candy merasa terhina dengan ucapan Rosella itu dengan penuh amarah dia langsung mengayunkan tangannya untuk menampar wajah Rosella.

Loey yang kini sudah berada di sana hanya diam melihat kejadian itu. Meskipun posisi Rosella kini sudah terpojok oleh Candy, tapi dia tetap melarang Boy untuk menghentikan mereka karena dia penasaran dengan reaksi gadis itu selanjutnya. Entah kenapa feelingnya begitu kuat kalau dia yakin Rosella bukanlah gadis biasa yang akan diam saja menerima semua ini.

Sepertinya dugaan Loey memang benar. Rosella memang bukan gadis biasa yang akan lemah melawan wanita seperti Candy. Buktinya saja sekarang Rosella sudah menahan tangan Candy terlebih dulu sebelum menyentuh wajahnya dengan tamparan wanita itu.

Dia menarik tangan Candy sampai terbelit dipunggung wanita itu sendiri, kemudian dia menarik rambut Candy dengan tangannya yang satu lagi dan menyeret Candy kearah kompor yang ada di sana. Kedua teman Candy terkejut dengan apa yang dilakukan Rosella mereka tidak berani menghentikannya.

Setibanya di dekat kompor itu Rosella melepas tangannya dari rambut Candy, dia kemudian beralih dengan menghidupkan kompor itu. Sedangkan tangannya yang satu lagi masih setia memegang tangan Candy yang sudah terbelit dipunggung wanita itu sendiri.

"LEPASKAN AKU WANITA SIALAN!" ucap Candy berusaha melepaskan dirinya dari Rosella ketika melihat api kompor yang sudah menyalah di depannya.

Namun usahanya sia-sia tangan Rosella kembali menjambak rambutnya, Rosella menekan wajah Candy kearah kompor itu sebelum wajah itu mendekat kearah api kompor itu, Rosella menahannya sedikit sebelum api itu benar-benar menyentuh wajah Candy.

"YAA!!! Apa yang kau lakukan? Apa kau sudah gila?" ucap Candy panik sambil menahan wajahnya agar tidak mendekat ke arah api itu.

"Benar ... aku memang sudah gila!" ucap Rosella sambil mendorong kepala itu sedikit lagi hampir menyentuh api.

Boy kembali berusaha maju untuk menghentikan kegilaan Rosella, namun Loey kembali mengehentikannya.

"Biarkan saja! Aku ingin melihatnya lebih jauh," ucap Loey yang membuat langkah Boy kembali mundur.

"HENTIKAN! ... A-a-aku mohon jangan lakukan itu," ucap Candy yang semakin takut karena api itu kini semakin dekat dengan wajahnya.

"Tchhh ... Apa sekarang kau takut? Untuk itu jangan pernah bermain-main denganku jika kau tidak ingin melihat seberapa gilanya aku!" ucap Rosella kemudian menarik Candy dari sana dan melepaskan wanita itu.

Dia melihat di dapur itu sudah banyak orang yang berdiri di sana tengah menatap ke arahnya diantaranya para pelayan dan kedua teman-teman Candy yang masih terdiam dan takut melihatnya. Dia berjalan melewati kerumunan orang-orang itu namun langkahnya kemudian terhenti kala melihat Loey yang berdiri dengan Boy yang ternyata dari tadi memperhatikannya. Dia menatap dingin kearah Loey saat melewati pria itu sebelum melanjutkan langkahnya kembali meninggalkan tempat itu.

"YAA,,WANITA SIALAN!!!" teriak Candy yang penuh kekesalan.

"Aku sudah menduga dia bukanlah gadis yang lemah" batin Loey sambil tersenyum tipis.

................

Setelah kejadian di dapur itu kini Rosella tengah bersiap untuk pergi keluar. Dia juga sudah menghubungi supir pribadinya untuk menjemputnya.

Disaat dia hendak keluar tepat di depan pintu kamarnya kini dia melihat Loey yang tengah berdiri di sana.

"Kau mau kemana?" tanya Loey.

"Aku ada urusan di luar. Bukankah semalam kau bilang kita sudah bisa keluar sekarang?" ucap Rosella yang kemudian berjalan melewati pria itu.

Kemudian Loey langsung menahan tangan gadis itu hingga kini Rosella berhenti dan membalikan badannya menatap Loey.

"Aku minta maaf soal yang semalam," ucap Loey sambil berbalik menatap ke arah Rosella.

Minta maaf, mungkin ini adalah hal langkah yang pernah dilakukan seorang Christian Loey Park, karena sebelumnya dia jarang meminta maaf kepada seseorang atas sikapnya dan juga bukankah semalam itu dia marah kepada gadis itu karena telah merendahkan harga dirinya dengan memanggil para j*lang itu semalam, tapi kenapa sekarang justru dialah yang meminta maaf.

Dia meminta maaf karena dia sadar semalam dia hampir saja melanggar perjanjian kontraknya.

"Tidak masalah, aku tau kau melakukannya karena kau sangat mabuk semalam," ucap Rosella kemudian berbalik meninggalkan Loey.

Tidak, meskipun Loey sedang minum-minuman semalam tapi dia tidak mabuk seperti yang dikira Rosella. Dia melakukan itu dalam keadaan sadar. Entah apa yang dia pikirkan semalam hingga dia nekat melakukannya meski dia tahu wanita itu akan menolaknya.

"Sepertinya aku menyukaimu ...," ucap Loey.

Kata itu sukses membuat langkah Rosella terhenti sebelum menuruni tangga itu. Dia tidak menoleh kebelakang dia hanya berhenti sebentar di sana dan tidak mengucapkan apapun. kemudian gadis itu melanjutkan kembali langkahnya untuk menuruni tangga itu dan meninggalkan mansion.

................

Kini Rosella sudah duduk sendirian di sebuah cafe sepertinya dia sedang menunggu seseorang.

'Sepertinya aku menyukaimu ...,' ucapan itu kemudian kembali memenuhi pikiran Rosella dia termenung memikirkan ucapan Loey tadi.

"Apa dia belum sadar dari mabuknya semalam? Karena dia tidak akan bilang seperti itu jika dia tahu siapa aku sebenarnya," ucap Rosella didalam hatinya.

Setelah cukup lama menunggu di sana dia juga belum bertemu orang yang akan berjumpah dengannya itu. Tak lama setelah itu dia mendapatkan sebuah pesan dari ponselnya dari seseorang yang di tunggunya itu.

"Apa-apaan ini. Dia memintaku segera menemuinya jika aku bisa keluar dari sana dan lihatlah, sekarang justru dia yang membatalkannya karena kesibukkannya ... Tckhh,membuang waktu ku saja," ucap Rosella setelah membaca pesan yang dikirim seseorang itu yang membatalkan janjinya untuk bertemu dengannya.

Rosella kemudian meninggalkan cafe itu. Kini Rosella tengah dalam perjalanan kesebuah tempat, namun saat sedang dalam perjalanan itu supirnya menyadari ada yang mengikuti mereka.

"Nona, sepertinya di belakang ada yang sedang mengikuti kita," ucap supirnya itu.

Rosella langsung menoleh ke belakang dia melihat ada mobil yang mengikuti mereka.

"Alihkan jalannya sampai mereka kehilangan jejak kita!" ucap Rosella.

"Baiklah, Nona." ucap supirnya itu membelokan mobilnya ka arah yang berbeda.

................

Ditempat lain di kamar milik Kim Naa-ri, terlihat gadis itu tengah menerima panggilan di ponselnya.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau tidak merindukan calon tunangan mu ini?" ucap pria di seberang sana.

"Yaak! Apa-apaan kau ini tentu saja aku merindukan mu, bodoh!" ucap Naa-ri sambil tersenyum manis.

"Kalau begitu bersabarlah aku akan segera pulang dan melamar mu nanti," ucap pria itu.

"Baiklah akan ku tunggu. Dan jangan lupa kau harus membawakan sesuatu yang berharga dari sana," balas Naa-ri.

"Baiklah tuan putri, aku akan membawakan semuanya untuk mu!"

Tok tok

Suara ketukan pintu di kamarnya terdengar, Naa-ri kemudian memutuskan sambungan telfonnya itu.

"Nona, di luar ada Nyonyah Jisun ingin bertemu dengan anda," ucap Alice.

"Maksud mu jisun Eonni?" ucap Naari.

"Benar, dia sekarang menunggu anda di bawah," ucap Alice.

"Baiklah aku akan kesana," ucap Naa-ri yang kemudian bangkit dari tempat tidurnya.

Sesampainya di bawah dia sudah melihat Jisun sedang tersenyum ke arahnya.

"Eonnie(kakak)" ucap Naa-ri sambil memeluk kakak iparnya itu.

"bagaimana kabar mu?" ucap Jisun sambil membalas pelukannya.

"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja."

"Kalau begitu ikutlah dengan ku! Aku akan mengajak mu keluar hari ini. Kita akan pergi melihat baju untuk pertunangan mu nanti," ucap Jisun.

Meskipun Jisun tidak pernah menyukai pernikahannya dengan Kim Johan tapi setidaknya dia merasa senang mempunyai adik ipar seperti Kim Naa-ri yang sangat menyayanginya. Mereka sudah sangat dekat semenjak perjodohannya dengan Johan. Sebelum menikah dengan Johan, Jisun sering disuruh orangtuanya untuk mengunjungi rumah itu dan Naa-ri selalu menyambutnya dengan baik. Itulah mengapa mereka terlihat begitu akrab.

Kini mereka bertiga sudah menaiki mobil Jisun, karena bagaimana pun Alice pasti selalu akan ikut kemana Naa-ri pergi. Setelah menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah butik untuk memilih gaun yang akan dipakai Naa-ri di hari pertunangannya nanti.

Setelah cukup lama memilihnya, akhirnya mereka menemukan pakain yang cocok untuk Naari dan sebelum pulang mereka bertiga mampir di sebuah cafe terlebih dahulu.

"Eonni, bagaimana pernikahanmu dengan Oppa?" ucap Naa-ri.

"Seperti biasanya dia terlihat sibuk dengan pekerjaannya," ucap Jisun.

"Ya, dia memang seperti ayah terlalu mencintai pekerjaannya dari pada keluarganya sendiri ... pasti itu sangat sulit untuk mu, bukan?" ucap Naa-ri.

Jisun yang mendengarnya hanya tersenyum dan dia juga tidak ingin terlihat menyedihkan di depan adik iparnya itu.

"Bagaimana dengan perasaan mu yang sebentar lagi menjadi tunangan seseorang itu," ucap Jisun mengalihkan pembicaraan mereka.

"Entahlah, sebenarnya aku masih ragu dengan perasaanku kepadanya, tapi aku juga tidak ingin mengecewakannya dengan membatalkan pertunangan ini" ucap Naa-ri.

Alice yang juga ikut duduk bersama mereka pun melirik ke arah Naa-ri karena selama ini dia tidak tahu kalau Naa-ri belum mencintai pria yang akan menjadi tunangannya itu.

"Aku bisa mengerti itu, tapi setidaknya kau sangat beruntung karena pria yang akan menjadi tunangan mu itu adalah laki-laki yang sangat mencintai mu," ucap Jisun.

"Ya,sepertinya begitu," ucap Naa-ri tersenyum kepada Jisun.

"Ya kau masih beruntung dari padaku, laki-laki yang ku nikahi saat ini justru tidak mencintai ku sama sekali," ucap Jisun didalam hatinya.

................

Di kediamannya Loey yang kini tengah duduk di ruangan kerjanya itu mendengar suara ketukan pintu, dia kemudian menyuruh orang itu masuk.

"Ada apa?" ucap Loey kepada seorang pria berjas hitam itu yang diyakini salah satu pengawalnya.

Kemudian orang itu masuk dan mengatakan sesuatu kepada Loey dan setelah selesai orang itu keluar dari ruangan itu. Setelah kepergian orang itu, Loey kini ikut bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke bawah.

Tak lama setelah itu dia melihat Rosella yang baru saja turun dari mobilnya dan memasuki mansionnya. Rosella menatap bingung ke arah Loey yang tengah berdiri menatapnya bersama Boy dan juga para pengawalnya di sana. Dia merasakan ada sesuatu yang sedang terjadi.

Kemudian Loey langsung memberi kode kepada pengawalnya, beberapa orang pengawal itu langsung mendekat kearah Rosella dan memegang kedua tangan gadis itu.

"YAAK!!! Apa  yang kalian lakukan? Jangan berani-beraninya menyentuh ku!" ucap Rosella namun para pengawal itu tidak mempedulikan perkataannya.

"Bawah dan ikat dia dikamarnya!" ucap Loey.

Kemudian orang itu menyeret Rosella ke kamar gadis itu, Rosella sudah merontah-rontah untuk dilepaskan.

"YAAK!!! APA YANG KAU LAKUKAN LOEY PARK?" teriak Rosella tidak terima.

Loey hanya diam tidak menjawab apapun. Sesampainya di kamarnya Rosella, ketiga pria itu mengikat tangan Rosella ke kaki tempat tidur itu dan juga mengikat kedua kaki gadis itu.

"Lepaskan aku brengseek!" ucap Rosella kepada orang-orang itu.

Kemudian mereka juga menutup mulut rose dengan lakban agar gadis itu tidak bertiak lagi sebelum kemudian mereka meninggalkan kamar itu.

Tak lama setelah itu Loey datang membuka pintu kamar Rosella. Kini Rosella menatapnya dengan tatapan tajamnya. Loey kemudian berjongkok di depan gadis itu dan melepaskan lakban itu dengan kasar.

"APA KAU SUDAH GILA HAH?" makian pertama yang ke luar dari mulut Rosella kepada pria di hadapannya itu.

"Ada hubungan apa kau dengan Trisstan?" ucap Loey.

"Trisstan? Aku tidak mengenal siapa yang kau maksud itu" ucap Rosella.

PLAAKK

Loey menampar wajah Rosella cukup keras hingga membuat luka di sudut bibir gadis itu. Dia kemudian menutup mulut gadis itu lagi dengan lakban dan mencengkram rahang Rosella.

"Jangan pernah coba bermain-main dengan ku, Rosella Park!" ucap Loey sambil menatap tajam mata Rosella dan kemudian meninggalkan gadis itu.

Bersambung ....

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status