Share

6. Nada yang menyedihkan

Malam ini di dalam kamarnya Jisun sedang tidur sendirian. Air matanya kini tidak menetes lagi mengingat semenjak dua hari setelah pernikahannya dengan Kim Johan itu digelar dia sudah banyak mengeluarkan air matanya untuk lelaki itu. Kini dia kembali teringat ucapan Rosella setelah menyelamatinya di atas rooftop tempo hari.

'Jika mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk kepentingan mereka. Maka kau juga gunakan kesempatan ini untuk kesenangan mu, dan kau tidak boleh menyerah begitu saja. Dan kau harus tetap ikuti alur takdir ini karena kau tidak akan bisa menentangnya karena begitulah hidup dunia ini.' Kata-kata itu yang kini terus muncul di benak Jisun saat ini.

"Wanita itu benar. Tidak ada gunanya juga menangisi semua ini." ucap Jisun.

Kemudian dia mencoba menutup matanya untuk segera tidur. Setelah cukup lama akhirnya Jisun sudah mulai tertidur di ranjang miliknya itu.

Tak lama setelah itu Kim Johan pulang entah dari mana, mungkin pria itu ada perkerjaan atau urusan lain di luar sana. Dia memasuki rumahnya, setelah melihat rumah yang baru ditempatinya bersama istrinya itu itu kini sepih, dia kemudian melangka ke dalam menujuh kamarnya. Dia membuka pintu kamar itu dan melihat wanita cantik yang kini sudah menjadi istrinya itu sedang tertidur di atas ranjang mereka. Dia tidak membangunkannya, dia hanya memandang Jisun yang sedang terlelap itu dengan tatapan yang sulit diartikan, kemudian ia memilih pergi ke kamar mandi untuk membersikan dirinya.

Setelah membersikan dirinya dia keluar dari kamar mandi itu, dia kemudian menaiki ranjang tempat tidurnya untuk tidur. Dia sempat menatap punggung Jisun yang sudah tertidur itu, karena posisi wanita itu saat ini sedang membelakanginya. Cukup lama dia memandangi wanita di sampingnya itu hingga dia kemudian kembali mencoba untuk tertidur di samping wanita itu.

Paginya Kim Johan terbangun dari tidurnya karena suara alarm yang membangunkannya. Dia membuka matanya kemudian menoleh ke sampingnya, di sana dia tidak melihat wanita itu lagi. Dia kemudian beranjak kekamar mandinya, setelah selesai mandi dia melihat Jisun yang sudah berpakaian rapi sambil menyiapkan baju untuknya.

"Ini pakaian mu! Aku sudah menyiapkan nya, di bawah juga sudah ada sarapan untuk mu yang di sediakan pelayan kau bisa memakannya" ucap Jisun kemudian pergi meninggalkan kamar itu.

Meskipun Jisun sempat menentang pernikahan ini namun dia tetap melakukan tugasnya sebagai istri untuk melayani suaminya seperti yang dilakukannya saat ini yaitu menyiapkan segala keperluan suaminya itu.

"Kau mau kemana?" ucap Johan sambil memegang tangan Jisun yang akan berjalan meninggalkan kamar itu.

"Aku ingin mengahabiskan waktu ku untuk pergi berbelanja di luar dan juga pergi ke salon. Seperti yang dilakukan para istri di luar sana untuk menghabiskan uang suaminya " ucap Jisun dengan santainya.

"Baiklah,kau memang tau cara untuk menghabiskan uangku. Tapi ingat jangan bertingkah yang aneh-aneh untuk mempermalukan ku di luar sana!" ucap Kim Johan memperingatinya.

"Kau tidak perlu khwatir soal itu!" ucap Jisun kemudian meninggalkan tempat itu.

Kim Johan sedikit bingung melihat tingkah aneh istrinya itu pasalnya kemarin Jisun bahkan lebih para dari ini. Sebelumnya wanita itu ketahuan ingin melarikan diri di hari pernikahan mereka dan sehari setelah pernikahannya wanita itu hanya mengurung diri di kamarnya sambil terus menangis dan sekarang dia malah bersikap seperti tidak ada masalah.

"Apa yang terjadi dengannya?" batin Johan.

................

Sementara itu di kediaman Loey seperti biasanya, Loey dan Rosella selalu sarapan bersama dan melakukan hal-hal yang biasa dia lakukan yaitu memantau gadis itu melalui kamera CCTV di mansionnya. Entah kenapa hal seperti itu sudah menjadi kecanduan baginya saat ini karena dia ingin mengetahui tentang gadis itu lebih dalam lagi.

Setelah beberapa hari terlewati tanpa keluar dari mansion itu. Ada satu hal yang masih menjanggal di pikiran Rosella saat ini yaitu ruangan yang belum sempat dia masuki itu. Dan hari ini dia memutuskan untuk kembali menujuh ke ruangan yang membuatnya penasaran itu. Setelah mendekat ke ruangan itu, ia mendengar sebuah bunyi dalam ruangan tersebut.

Bunyi sebuah nada yang keluar dari petikan piano. Suara itu semakin terdengar saat rose terus berjalan menujuh pintu itu. Sekarang dia sudah sampai di depan ruangan itu. Dia membuka kenop pintu itu lagi, dengan perlahan dia kini melihat seseorang sedang memunggunginya sambil memainkan piano di dalam ruangan itu.

Rosella tertegun saat melihat pemandangan di depannya. Dia tidak menyangka ternyata pria yang di kenal dingin dan kejam seperti Loey bisa memainkan musik yang sangat indah itu. Ya, pria itu adalah Christian Loey Park, pria itu kini sedang berada di sana sambil memainkan piano. Terdengar nada-nada indah namun menyedihkan di sana.

Rosella kemudian terus berjalan menghampiri Loey. Pria itu tidak menyadari kehadirannya karena ternyata Loey sedang menutup matanya sambil menekan-nekan nuts piano itu, sepertinya dia sangat menghayati nada-nada lagu yang dia mainkan itu.

Saat nada terakhir sebagai penutup nadanya itu berhasil dia mainkan dengan baik, dia kemudian membuka matanya dengan perlahan. Dia sedikit terkejut dengan kehadiran seseorang di sampingnya saat ini, karena kini Rosella ternyata sedang duduk di sampingnya. Ya, gadis itu duduk tepat disampingnya mungkin hanya berjarak beberapa senti saja.

"Nada yang sangat menyedihkan," ucap Rosella yang masih menatap lurus ke arah piano, setelah itu dia menoleh ke arah Loey yang tengah menatapnya sedari tadi.

"Sejak kapan kau ada disini?" tanya Loey mengalihkan ucapan gadis itu.

"Sudah cukup lama aku penasaran dengan ruangan ini. Aku tidak menyangka ini adalah ruangan tempat kamu bermain piano, dan aku juga tidak menyangka pria seperti mu sangat pandai memainkannya dan nada itu ... nada itu terdengar menyedihkan bagiku, nada yang sangat-sangat menyedihkan," ucap Rosella yang masih menatap mata Loey penuh arti.

Loey tidak menjawab dia hanya diam sambil menatap mata gadis itu dengan lekat mereka memandang satu sama lain dengan tatapan yang sulit dimengerti. Seolah mereka tengah berbicara melalui tatapan itu.

Drrrt drrttt drrtt

Suara getaran ponsel di sakunya memutuskan tatapan mereka, Rosella mengalihkan pandangannya. Loey langsung beranjak pergi dari tempat itu sambil mengangkat telponnya itu dan meninggalkan Rosella di dalam sana sendirian.

................

Malamnya Rosella yang kini sudah memakai pakaian tidurnya yaitu sebuah kimono warna hitam itu semakin membuat dia terlihat sexy. Tidak hanya itu, apapun yang dipakainya gadis itu memang akan terlihat sexy dan elegant di tubuhnya meskipun hanya dengan sebuah kimono biasa.

Gadis itu kini tengah duduk di depan meja riasnya. Sepertinya dia tengah mengoleskan beberapa krim untuk perawatan wajahnya sebelum dia tidur. Tak lama setelah itu dia mendengar ketukan pintu kamarnya, dia kemudian berjalan membuka pintu kamarnya. Di sana dia melihat Boy berdiri di depan pintu kamarnya.

"Nona, Mr. Park meminta anda menemuinya sekarang di kamarnya untuk membahas tentang pekerjaan dan kerjasama itu," ucap Boy.

"Apa maksud mu? Kenapa dia malah memintaku menemuinya di kamarnya Bukankah seharusnya aku menemuinya di  ruangan kerjanya?" ucap Rosella yang merasa bingung dengan perintah itu.

"Aku tidak tahu soal itu. Aku hanya menjalankan perintahnya. Mungkin saja beliau ingin membahas hal yang lebih privasi dengan anda."

Setelah mendengar penuturan Boy itu Rosella mulai memutuskannya. "Baiklah aku akan kesana!" ucap gadis itu.

Apa yang sebenarnya yang ingin dikatakan pria itu? Apa dia akan menjelaskan kejadian tadi siang tentang piano itu? Rasa penasarannya tentang Loey di ruangan yang terdapat piano tadi yang membuat Rosella menyetujui permintaan pria itu. Dia berpikir pria itu sepertinya ingin mengatakan sesuatu tentang nada sedih yang dimainkannya tadi. Untuk itu dia bersedia menemui Loey di kamar pria itu.

Dengan beberapa langkah kini Rosella sudah berada di depan pintu kamar milik Loey karena memang kamar mereka bersebelahan jadi itu tidak akan memakan waktu lama untuknya.

Dia terdiam beberapa saat sebelum mengetuk pintu kamar itu. Setelah mendengar suara Loey yang menyuruhnya masuk, dia mulai membuka pintu kamar itu.

Tidak jauh berbeda dengan kamar yang ditempatinya. Kamar Loey juga sangat mewah di sana juga terdapat dua buah kursi mewah dengan satu meja yang memisahkan kedua kursi itu.

Kini Rosella melihat Loey sedang duduk di kursi yang ada di sana sedang menatap ke arahnya. Tidak begitu mengagetkan bagi Loey memandang penampilan gadis itu malam ini dengan kimono tidur warna hitam yang terlihat sexy itu, karena sudah beberapa hari ini dia sudah terbiasa melihat gadis itu berpakaian seperti itu di malam hari di mansionnya.

"Ada apa kau menyuruhku kesini?" ucap Rosella yang masih berdiri dengan tatapan datarnya.

"Duduklah! aku akan mengatakannya kepada mu," ucap Loey kemudian menuangkan wine itu ke dalam gelas dan memberikannya kepada gadis itu.

Rosella menarik napasnya sambil memutar bola matanya dengan malas dia mendudukan dirinya di kursi itu. Kemudian dia mengambil gelas itu dari tangan Loey dan meneguknya perlahan. Dia juga sudah terbiasa dengan minuman-minuman itu karena dia memang sudah lama tinggal di luar negeri jadi baginya minuman semacam itu sudah biasa menemani kesehariannya.

"Cepat katakan apa yang ingin kau katakan!" ucap Rosella karena dia tidak ingin berlama-lama di sana.

"Lebih cepat dari dugaanku sebelumnya, ternyata berita itu kini sudah lenyap dan besok kita sudah bisa beraktivitas kembali," ucap Loey membuka pembicaraan.

"Baguslah kalau begitu. Apa itu artinya aku sudah bisa keluar besok?" tanya Rosella.

"Ya, dan kau juga harus ingat! itu artinya kita akan melanjutkan misiku lagi seperti rencana kita semula. Dan kau hanya perlu menunggu perintah dari ku!" ucap Loey dengan nada tegasnya.

Rosella menganggu tanda ia mengerti dengan ucapan pria itu. "Apa hanya itu yang ingin kau katakan sekarang? Apa ada lagi yang ingin kau katakan?" ucap Rosella mencoba memancing pembicaraan di ruangan piano tadi, karena dia yakin bahwa sebenarnya tidak hanya hal itu yang ingin disampaikan pria di hadapannya itu.

"Ada banyak hal yang ingin ku katakan padamu tentang diriku yang sebenarnya, namun juga ada banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan pada mu sekarang?" ucap Loey dalam hatinya sambil menatap gadis itu dalam.

Ya, tujuan utama Loey menyuruh Rosella menemuinya adalah ingin mengatakan sesuatu hal kepada gadis itu tetang dirinya, namun dia masih ragu untuk mengatakannya karena dia juga belum mengenal gadis itu dengan baik.

Kini Rosella sudah cukup lama menunggu Loey yang seperti ingin menyampaikan sesuatu itu kepadanya namun tidak juga pria itu mengeluarkan satu kata apapun selain menatapnya begitu lekat.

"Baiklah ... jika tidak ada lagi yang ingin kau katakan, maka aku akan kembali ke kamar ku!" ucap Rosella yang kemudian berdiri hendak keluar dari kamar itu.

Loey yang melihat Rosella akan meninggalkan kamarnya langsung menarik tangan gadis itu hingga kini Rosella sudah terduduk di pangkuannya. Mata mereka saling mengunci satu sama lain.

"Kenapa kita tidak menikmati saja malam ini? " ucap Loey sambil mendekatkan wajahnya ke leher jenjang Rosella, dia hendak mencium leher mulus gadis itu.

Meskipun sempat terpaku dengan apa yang tengah dilakukan Loey yang menarik tubuhnya hingga berada dipakuan pria itu. Namun kini Rosella menyadari apa yang akan dilakukan loey selanjutnya kepada dirinya, dia langsung mendorong tubuh Loey dengan cepat dan setelah itu menampar wajah pria itu dan berdiri dari pangkuan Loey.

"Kau benar-benar mabuk sekarang. Aku akan memanggil para j*lang itu kesini!" ucap Rosella kemudian berbalik menujuh pintu kamar itu.

BRAAKK

Suara gelas dan botol itu pecah di lantai, karena Loey menarik kasar alas meja itu hingga membuat botol wine dan gelas-gelas itu terjatuh ke lantai.

Rosella yang masih berada di kamar itu sempat menghentikan langkahnya dan terdiam di sana tanpa menoleh ke belakang. Dia tahu pria itu kini tengah marah terhadapnya. Beberapa detik kemudian dia kembali berjalan keluar dan membuka pintu kamar itu.

"Apa yang terjadi dalam?" ucap Boy yang tampak khwatir setelah mendengan pecahan gelas itu.

"Tidak terjadi apa-apa. Panggilkan saja j*lang-j*lang itu sekarang! Sepertinya dia membutuhkan mereka sekarang." ucapnya dan kemudian berjalan ke kamarnya.

Bersambung ....

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status