Share

32. Rencana

Ketika Tasya hendak berbaring. Tiba-tiba Radhika meneleponnya. Tasya menghela napas, apa Radhika tidak bisa menahan amarahnya sampai besok? Sepertinya dia sudah tidak sabar untuk memarahinya.

Tasya harus mempersiapkan diri. Dia tidak boleh kalah dalam peperangan kali ini. Jika Radhika memakinya, maka dia harus membalasnya. Lagi pula bukankah Radhika bilang kalau dia membutuhkannya? Berarti seharusnya Radhika memperlakukannya dengan baik.

“Halo,” sapa Tasya. Dia berusaha membuat nada suaranya terdengar biasa saja, walau hatinya sekarang sedang tidak keruan.

Ada apa?” tanya suara di seberang. Tasya mengerutkan keningnya. Ternyata Radhika tidak memarahinya. Nada suaranya pun biasa saja, tidak mencerminkan kemarahan sama sekali.

“Kamu enggak marah? Tumben,” ledek Tasya. Dalam hati Tasya merasa lega, sepertinya Radhika benar-benar sudah berubah.

Kenapa saya harus marah?

Tasya me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status