Tiara tersenyum lebar melihat Andra datang membawa dua mangkuk di tangannya."Makasih, Ndra," ucap Tiara sambil tersenyum setelah Andra meletakkan mangkuk berisi bakso itu di meja."Iya sama-sama," balas Andra sambil duduk di samping Tiara. Dia sendiri mulai mengaduk mie ayamnya agar bumbunya merata."Kamu beneran beli mie ayam? Aku kirain beli baso samaan kaya aku," ucap Tiara.Andra tersenyum lembut. "Aku beli mie ayam kan biar kamu bisa makan ayamnya," sahutnya.Tiara mendadak bingung. "Maksud kamu?" Tanyanya sambil menoleh ke arah Andra."Iya, Ra. Kamu itu kan suka banget ayam di mie ayam."Tiara jadi malu. Ternyata Andra masih sangat ingat apa saja yang dia sukai. "Kamu kok masih inget aja sih?""Iya dong, apa sih yang aku nggak inget tentang kamu," sahut Andra dengan bangganya."Apaan sih mulai deh gombal," ucap Tiara sambil menatap ke arah lain.Andra tertawa kecil. "Udah nih makan ayamnya."Tiara mengangguk semangat dan dia berbinar senang melihat mie ayam itu sedang Andra let
Tiara menghapus air matanya dengan kasar, untuk apa Raka ditangisi segala. Karena dia terus menunduk dia menabrak seseorang di lorong kantor Raka itu. Dia tersentak kaget tentu saja namun setelah dia tahu siapa orang yang dia tabrak itu diapun segera memeluknya."Kamu kenapa, Ra?" Tanya Andra yang membalas pelukan Tiara dan mengusap-usap punggungnya agar wanita itu tenang."Kamu ngapain di sini kan udah aku suruh kamu buat nunggu di luar aja?" "Aku khawatir sama kamu makanya aku nyusul aja, bener kan kamu malah kaya gini? Kamu kenapa? Si Raka itu ngelakuin apa ke kamu?""Nggak apa-apa, Ndra. Aku baik-baik aja kok beneran," balas Tiara.Andra menghela napas, dia tahu betul pasti sudah terjadi sesuatu yang membuat Tiara jadi seperti itu. Karena dia bisa melihat dengan jelas jejak air mata Tiara itu."Bilang sama aku dia udah ngapain kamu? Biar aku hajar dia.""Aku bilang aku nggak apa-apa, Andra. Aku cuma butuh dipeluk aja sekarang. Please jangan ke mana-mana," ucap Tiara sambil menger
Hari berganti pagi, saatnya orang-orang melakukan aktifitas. Termasuk juga Tiara yang ingin berangkat kerja, setelah dia berpamitan dengan Bu Mirna diapun berjalan seorang diri. Dia tak boleh lemah hanya karena masalah tadi malam itu karena dia seorang ibu. Dia harus semakin kuat sekarang.Di tengah jalan dia bertemu dengan Andra yang juga akan berangkat kerja."Ayo naik!" Ajak Andra sambil tersenyum.Tiara balas tersenyum lalu mengangguk. Diapun duduk di jok belakang motor Andra."Tadi aku ke rumah kamu dan kata Tante Mirna kamunya udah berangkat, untung kamu belum jauh," ungkap Andra."Ngapain kamu ke rumah aku?" Tanya Tiara."Ya biar sekalian bareng aja," jawab Andra."Oh gitu?"Tanpa berkata apapun lagi Andra menghidupkan mesin motornya lalu menjalankan motornya dengan kecepatan yang sedang.Setelah mengantarkan Tiara, maka Andra segera pergi meninggalkan Mall itu.Tiara tersenyum sendiri lalu saat dia tersadar dia menghela napas. Siapa yang bisa menyangka jika seseorang yang pern
Tiara termenung di tokonya, sudah pukul sebelas siang dan dia sudah merasa bosan karena hari ini aneh sekali Mall sesepi ini tak seperti biasanya yang selalu ramai dan banyak pelanggan datang ke tokonya untuk membeli ponsel."Ra, aku mau ngomong sama kamu," ucap Raka yang baru saja datang ke toko.Tiara terkejut melihat Raka yang berani sekali masih menunjukkan wajahnya itu di hadapannya setelah apa yang sudah dia lakukan."Mau ngomong apa lagi sih?" Tanya Tiara dingin. Dia membuang muka ke arah lain tak sudi menatap suaminya itu."Ra, aku perlu tanya sama kamu kenapa kamu bilang di di chat kalau kamu mau kita cerai tuh kenapa? Apa alasan kamu mau cerai sama aku?" Desak Raka yang mulai emosi itu.Tiara mendengus. Dia masih tanya? Cih! Yang benar saja."Parah ya kamu Mas? Aneh tau nggak kalau kamu yang nanyain itu sekarang," cibir Tiara. "Udah jelas-jelas kok kamu itu selingkuh sama si Tasya. Duh, aku bahkan nyebut namanya aja kaya jijik loh."Raka syok mendengar Tiara berkata seperti
Sorenya Andra kembali mengunjungi Tiara di tokonya. Dia tersenyum bahagia melihat Tiara yang memberinya senyuman. Dia langsung duduk di samping Tiara tanpa dipersilakan untuk duduk."Kamu ngapain sih ke sini? Bukannya langsung pulang aja ke kosan kamu biar istirahat gitu kan kamu capek pastinya," omel Tiara.Andra senang Tiara perhatian kepadanya. "Aku kan mau jemput kamu," jawabnya santai sekali seperti tak ada beban apapun.Tiara berdecak sebal. "Tapi kan aku pulangnya masih lumayan lama, Andra.""Ya nggak apa-apa sekalian nemenin kamu kerja.""Ya udah terserah kamu," timpal Tiara. Dia lalu menoleh ke arah Andra dan dia membersihkan keringat di wajah Andra dengan tisu. "Kamu sampai keringetan gini ke sininya lari ya?"Andra tersentak diperlakukan seperti itu oleh Tiara, dia tersenyum lembut. "Nggak lah, jalan kok."Tiara berdecak sebal setelah selesai membersihkan wajah Andra. "Aku beliin kamu minum ya? Kamu pastinya haus kan?""Nggak usahlah, Ra. Nggak haus kok aku.""Mau minum apa?
Andra membawa Tiara ke taman kota yang sepi. Bukan untuk tujuan yang macam-macam namun agar Tiara bisa leluasa mencurahkan keluh kesahnya karena untuk sekarang ini dia butuh itu."Gimana, Ra? Ini tempat yang cocok buat lampiasin emosi kamu itu," ucap Andra sambil turun dari motornya.Tiara juga turun dari motor Andra lalu dia menyerahkan helmnya kepada Andra."Iya nih," jawab Tiara sambil melihat sekitar. Dia lalu berjalan agak menjauh dari Andra dan barulah dia berteriak sekencang mungkin.Andra diam saja, dia duduk di kursi taman sambil menatap Tiara di depan sana.Kembali Tiara berteriak lebih kencang lagi dan setelah itu dia duduk di samping Andra. Dia tersenyum setelah merasa lumayan lega sekarang."Gimana? Udah lega belum?" Tanya Andra sambil melepas jaketnya lalu dia menyampirkannya di bahu Tiara agar tak kedinginan karena udara dinginnya malam ini. Tiara yang tersipu kemudian menoleh ke arah Andra lalu mengangguk. "Udah nih, ya lumayan lah." Dia kembali menatap ke depan. "Mak
Tiara sedang menyirami tanaman di depan rumahnya saat Dina datang."Rajin banget nih pagi-pagi udah mandiin taneman aja," ujar Dina sambil duduk di kursi yang ada di teras."Iya dong. Biar nggak buluk ya harus mandi juga kan biar cantik kaya aku," gurau Tiara.Dina tertawa lalu tawanya berhenti seketika begitu dia melihat Andra yang baru saja keluar dari rumah Tiara."Andra, kamu semalem nginep di sini?" Tuduh Dina."Nggak lah, Kak. Aku sama Tiara kan belum sah jadi ya aku belum berani nginep di sini lah," jawab Andra."Iyalah, nggak baik itu. Pinter kamu Andra, emang nggak salah aku restuin kamu pacaran sama Tiara sahabat terbaik aku," timpal Dina bangga pada Andra.Andra hanya tersenyum."Kamu udah selesai sarapannya?" Tanya Tiara pada Andra dan Andra mengangguk."Udah kok," jawab Andra.Dina kagum melihat pasangan baru itu. Ya memang benar, Tiara dan Andra sudah resmi berpacaran sebulan yang lalu bahkan rumah mewah yang kini Tiara tempati bersama keluarganya itu adalah rumah yang
Tiara sampai di rumahnya sekitar pukul sepuluh malam, dia langsung masuk ke kamarnya yang mewah itu. Ya memang sekarang semua kebutuhannya sudah terpenuhi oleh Andra dan sebenarnya dia juga sudah diminta Andra untuk resign saja dari kerjanya itu namun hingga kini dia belum menyanggupinya. Karena apa? Ya benar, itu karena dia masih khawatir jika Andra tak serius dengannya dan nanti takutnya jika dia sudah tak bekerja siapa yang akan mencukupi kebutuhan keluarganya? Mencari kerja yang baru juga susah. Dan hari ini kekhawatirannya itu muncul kembali karena melihat Andra membonceng perempuan lain tadi.Tiara akan berbaring di kasurnya itu namun dia mengurungkan niatnya saat mendengar ponselnya berbunyi. Dengan malas diapun mengangkatnya.Terlihat di layar ponselnya itu Andra yang sedang berbaring di kasur hanya memakai kaos putihnya saja juga celana jeans."Kamu udah sampai rumah?" Tanya Andra."Iya nih, baru aja kok," jawab Tiara jutek."Kok kamu jawabnya jutek gitu sih? Ada apa, Sayang?