Sorenya Andra kembali mengunjungi Tiara di tokonya. Dia tersenyum bahagia melihat Tiara yang memberinya senyuman. Dia langsung duduk di samping Tiara tanpa dipersilakan untuk duduk."Kamu ngapain sih ke sini? Bukannya langsung pulang aja ke kosan kamu biar istirahat gitu kan kamu capek pastinya," omel Tiara.Andra senang Tiara perhatian kepadanya. "Aku kan mau jemput kamu," jawabnya santai sekali seperti tak ada beban apapun.Tiara berdecak sebal. "Tapi kan aku pulangnya masih lumayan lama, Andra.""Ya nggak apa-apa sekalian nemenin kamu kerja.""Ya udah terserah kamu," timpal Tiara. Dia lalu menoleh ke arah Andra dan dia membersihkan keringat di wajah Andra dengan tisu. "Kamu sampai keringetan gini ke sininya lari ya?"Andra tersentak diperlakukan seperti itu oleh Tiara, dia tersenyum lembut. "Nggak lah, jalan kok."Tiara berdecak sebal setelah selesai membersihkan wajah Andra. "Aku beliin kamu minum ya? Kamu pastinya haus kan?""Nggak usahlah, Ra. Nggak haus kok aku.""Mau minum apa?
Andra membawa Tiara ke taman kota yang sepi. Bukan untuk tujuan yang macam-macam namun agar Tiara bisa leluasa mencurahkan keluh kesahnya karena untuk sekarang ini dia butuh itu."Gimana, Ra? Ini tempat yang cocok buat lampiasin emosi kamu itu," ucap Andra sambil turun dari motornya.Tiara juga turun dari motor Andra lalu dia menyerahkan helmnya kepada Andra."Iya nih," jawab Tiara sambil melihat sekitar. Dia lalu berjalan agak menjauh dari Andra dan barulah dia berteriak sekencang mungkin.Andra diam saja, dia duduk di kursi taman sambil menatap Tiara di depan sana.Kembali Tiara berteriak lebih kencang lagi dan setelah itu dia duduk di samping Andra. Dia tersenyum setelah merasa lumayan lega sekarang."Gimana? Udah lega belum?" Tanya Andra sambil melepas jaketnya lalu dia menyampirkannya di bahu Tiara agar tak kedinginan karena udara dinginnya malam ini. Tiara yang tersipu kemudian menoleh ke arah Andra lalu mengangguk. "Udah nih, ya lumayan lah." Dia kembali menatap ke depan. "Mak
Tiara sedang menyirami tanaman di depan rumahnya saat Dina datang."Rajin banget nih pagi-pagi udah mandiin taneman aja," ujar Dina sambil duduk di kursi yang ada di teras."Iya dong. Biar nggak buluk ya harus mandi juga kan biar cantik kaya aku," gurau Tiara.Dina tertawa lalu tawanya berhenti seketika begitu dia melihat Andra yang baru saja keluar dari rumah Tiara."Andra, kamu semalem nginep di sini?" Tuduh Dina."Nggak lah, Kak. Aku sama Tiara kan belum sah jadi ya aku belum berani nginep di sini lah," jawab Andra."Iyalah, nggak baik itu. Pinter kamu Andra, emang nggak salah aku restuin kamu pacaran sama Tiara sahabat terbaik aku," timpal Dina bangga pada Andra.Andra hanya tersenyum."Kamu udah selesai sarapannya?" Tanya Tiara pada Andra dan Andra mengangguk."Udah kok," jawab Andra.Dina kagum melihat pasangan baru itu. Ya memang benar, Tiara dan Andra sudah resmi berpacaran sebulan yang lalu bahkan rumah mewah yang kini Tiara tempati bersama keluarganya itu adalah rumah yang
Tiara sampai di rumahnya sekitar pukul sepuluh malam, dia langsung masuk ke kamarnya yang mewah itu. Ya memang sekarang semua kebutuhannya sudah terpenuhi oleh Andra dan sebenarnya dia juga sudah diminta Andra untuk resign saja dari kerjanya itu namun hingga kini dia belum menyanggupinya. Karena apa? Ya benar, itu karena dia masih khawatir jika Andra tak serius dengannya dan nanti takutnya jika dia sudah tak bekerja siapa yang akan mencukupi kebutuhan keluarganya? Mencari kerja yang baru juga susah. Dan hari ini kekhawatirannya itu muncul kembali karena melihat Andra membonceng perempuan lain tadi.Tiara akan berbaring di kasurnya itu namun dia mengurungkan niatnya saat mendengar ponselnya berbunyi. Dengan malas diapun mengangkatnya.Terlihat di layar ponselnya itu Andra yang sedang berbaring di kasur hanya memakai kaos putihnya saja juga celana jeans."Kamu udah sampai rumah?" Tanya Andra."Iya nih, baru aja kok," jawab Tiara jutek."Kok kamu jawabnya jutek gitu sih? Ada apa, Sayang?
"Beneran nggak bohong aku," ucap Andra lagi.Tiara mencoba untuk percaya saja apa kata Andra karena dia malas berdebat sudah lelah dengan rutinitasnya hari ini."Sayang, udahan dulu ya kita ngobrolnya aku capek banget nih," ucap Tiara. "Kamu juga istirahat biar besok bisa semangat lagi kerjanya.""Oke."Obrolan mereka berakhir dan Tiara segera pergi ke kamar mandi yang berada di dalam kamarnya itu. Ingin segera membersihkan diri dan bersiap untuk tidur. Dia kembali ke kamarnya setelah selesai mandi, dia duduk di kasurnya lalu memakai body lotion.Pagi harinya Tiara menjalani rutinitasnya seperti biasa berangkat kerja ke Mall, namun hari ini dia berangkatnya sendiri karena di telepon Andra mengatakan tak bisa mengantarnya karena harus pagi-pagi sekali berangkat ke kantor.Siang hari jika biasanya Andra meneleponnya bertanya sudah makan siang atau belum namun hari ini tidak. Tiara sampai berkali-kali memeriksa ponselnya siapa tahu ada balasan chat dari Andra namun tak ada sama sekali."S
"Saya terima nikah dan kawinnya Mutiara Ayumi binti Ahmad dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap Andra dengan satu tarikan napas."Bagaimana para saksi? Sah?" Tanya pak penghulu kepada para undangan di sana."Sah!" Sahut para saksi serempak.Berikutnya pak penghulu memimpin doa yang diamini oleh kedua mempelai dan juga semua tamu. Semua orang yang berada di sana turut berbahagia untuk pengantin baru itu.Andra kemudian memasangkan cincin emas yang sangat indah itu di jari manis Tiara dan gantian Tiara yang memasangkan cincin perak di jari suaminya itu. Andra tersenyum bahagia saat Tiara mencium tangannya kemudian dia balas mengecup kening istrinya itu dengan penuh sayang."Serasi banget ya mereka," ucap Dina pada Bintang yang duduk di sampingnya yang diangguki oleh pacarnya itu. Dia terharu sekali melihat sahabatnya itu bahagia."Oma, Nayla mau ke sana mau ikut Papa sama Mama," rengek Nayla yang saat ini dipangku oleh Bu Mirna."Iya nanti, sekarang Nayla duduk di sini dulu ya
"Aku mau mandi dulu kalau gitu," ucap Andra sambil melepas kemejanya hanya menyisakan kaus putihnya juga celana panjangnya saja karena dia akan mandi.Tiara menjadi semakin gugup sehingga dia menatap ke arah lain tak berani melihat suaminya itu."Iya, Mas. Aku udah siapin peralatannya kok buat kamu mandi, handuknya juga udah ada di sana," balas Tiara.Andra mengangguk sambil tersenyum. "Makasih, Sayang. Harusnya kamu nggak usah repot-repot segala."Tiara duduk di kasurnya. "Aku nggak ngerasa repot kok. Lagian kan itu juga udah jadi tugas aku sebagai istri kamu," katanya.Andra tersenyum mendengarnya, raut bahagia benar-benar terlihat di wajahnya itu. Bagaimana dia tak bahagia? Dia kan sudah berhasil mendapatkan hati Tiara sekarang, wanita yang sangat dia kagumi sejak dia masih kecil itu. Rasa kagum di hatinya yang semakin lama semakin tumbuh menjadi perasaan cinta dan sayang. Andra berlalu untuk segera mandi.Tiara masih menunggu Andra selesai mandi sambil bermain dengan ponselnya itu
Tiara tersenyum mengamati wajah tidur Andra yang menurutnya sangat polos seperti anak kecil itu. Tangannya mengelus rambut Andra dengan pelan, lalu turun menuju ke alisnya."Aku baru nyadar loh kalau ternyata alisnya Mas Andra tuh tebel gini bagus deh," gumam Tiara sambil tersenyum."Hidungnya juga mancung ih bagus juga deh," kata Tiara sambil menarik hidung Andra. Dia tertawa jahil melihat suaminya itu bergerak sedikit."Kok bisa sih kita jadinya nikah gini?" Tiara ternyata masih tak menyangka jika kini dia sudah menikah dengan Andra. Dia lalu menggeleng-gelengkan kepalanya karena tersipu malu dengan situasi saat ini."Mendingan aku ke dapur aja deh mau bikinin sarapan yang enak banget buat suami aku," ucap Tiara yang diakhir kalimat dia kembali tersipu malu dengan ucapannya sendiri itu.Namun belum sempat Tiara turun dari tempat tidur mereka itu, Andra langsung menarik pinggangnya sehingga dia kembali berbaring, kali ini dia berada di atas suaminya itu yang memeluknya erat."Mas, ud