Share

Dikit-dikit Ngancam

“Duduk sini,” Sinar menepuk sisi kosong pada sofa panjang yang ia duduki, ketika Mai baru saja membuka pintu kamar.

Mai pun menghampiri sang bunda. Namun, bukannya duduk, Mai malah merebahkan diri di sofa. Menjadikan paha sang bunda sebagai bantalnya.

Karena itu, Sinar pun reflek mengusap kepala putrinya dengan lembut dan penuh kasih sayang.

“Kepalanya masih pusing?” tanya Sinar.

Mai mengangguk. Tidur menyamping dan meringkuk.

“Apa kamu bahagia, Mai?”

Pertanyaan sederhana dari Sinar itu, seketika menyentak perasaan Mai.

“Bahagia?” Mai lantas mengajukan pertanyaan kembali pada sang bunda.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Daanii Irsyad Aufa
ayah Pras dah ngerasain gimana khawatirnya Ama Enda sinar pas hamil Mai.
goodnovel comment avatar
Himatul Aliyah Hezryvansinghu
nggak ayah nggak anak, sukanya ngancem ...
goodnovel comment avatar
Kharem Nisya
pembicaraan sesama Wanita...he he kalo Ndak diancam keras kepala..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status