Rey lagi-lagi membuat gaduh satu rumah. Dia kesal pada Prita yang tak juga membelikannya seragam baru. Prita yang mendengar keributan pun bergegas menghampiri dan melihat Rey berdiri di depan lemari. "Mi, seragamku mana?" teriak Rey. Prita terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mendekat. Dia tuntu
"Ngomong-ngomong berapa digit yang kamu tawarkan tadi?" tanya Bumi penasaran saat dia dan Rossi sudah sampai di mobil. Namun, bukannya menjawab wanita kepercayaan Prita itu malah menggaruk tengkuknya. Terlihat jelas kalau Rossu tengah tengah bingung menjawab pertanyaan Bumi. "Seberapa besar nomina
"Apa tidak terbalik? Anakmu juga mendapatkan karma. Dan karmanya justru lebih mengenaskan. Coba sekali-kali bawa dia ke psikiater. Aku yakin mentalnya terganggu karena tidak dicintai suaminya," sindir Bumi. Wida terdiam. Dia memang tahu ada yang tidak beres di pernikahan antara Sakha dan Yota. Hany
Tiga minggu kemudian, Untuk pertama kalinya Bumi datang lagi ke kediaman Prita setelah perdebatan malam itu. Di balik kemudi mobilnya, dia dapat melihat Rey sedang duduk dan sibuk dengan ponsel di teras rumah. Bumi menebak suaminya itu pasti sedang bermain game. Berdecak malas, Bumi melirik amplop
"Kenapa dilempar? Apa kamu sudah tidak membutuhkannya?" Prita mengambil tongkat itu dan kembali menyerahkannya ke Rey. "Meskipun sudah tidak terlalu sakit tetap saja kamu butuh tongkat. Karena kata dokter kamu belum boleh bergerak bebas dan kakimu harus banyak istirahat." "Aku bisa berjalan norm
"Yota," panggil Sakha. Yota yang menyadari kehadiran Sakha hanya melihat sebentar, lalu kembali sibuk dengan gadget di tangan. Dia hanya merespon sang suami dengan berdeham. "Yota," panggil Sakha lagi. Ada penekanan dari nada suaranya kali ini. Pria itu melepas jas dan mengendurkan dasi. Akan te
Pagi itu, untuk melepas keberangkatan Sakha. Bima dan Yota sengaja mengantar pria itu sampai bandara. Mereka pun mau tak mau bertemu dengan Bumi yang memang menunggu Sakha untuk berjalan masuk ke ruang tunggu keberangkatan. Bumi yang menyadari tatapan Yota semakin ingin melancarkan aksi. Dia sengaj
Dua minggu kemudian Tibalah hari yang sangat dinanti-nantikan oleh Rey. Dia akhirnya kembali mengenakan seragam putih abu-abu. Ekspresinya jangan ditanyakan lagi, dia seakan mendapat bongkahan berlian. "Pak, aku turun di sini saja," ucap Rey kepada sang sopir. Sang sopir terdiam. "Tapi Tuan." "P