"Tuh, dia nelpon lagi. Angkat sana dan lepaskan aku!" "Janji dulu kalau kamu tidak akan cemburu," balas Rey yang masih terpesona. Dia terus menyapu wajah istrinya yang semakin cantik. "Tidak, aku tidak cemburu. Untuk apa aku cemburu," sahut Bumi. Matanya memutar malas. "Lalu, kalau bukan cemburu
"Sepertinya kamu sedang bahagia," ujar seseorang dari arah pintu. Seorang laki-laki berkemeja putih yang lengannya sudah tergulung sampe siku. Orang itu adalah Aryan. Dia terlihat begitu keren dan berwibawa saat masuk dengan santai karena pintu kamar Rey dan Bumi sedikit terbuka sejak tadi. "Tentu
"Aku mau jujur, sebenarnya sudah sejak lama aku menyukai kamu." Bumi tak menyahut. Dalam diam dia tak menampik hal itu. Sudah lama mereka tinggal bersama, jadi sedikit banyak Bumi bisa memahami Aryan. Saudara tirinya itu tipe laki-laki cuek yang tidak pernah memperlihatkan perhatian pada siapa pun
"Wah, sepertinya ada yang sedang berbunga-bunga di sini," ketus seseorang dari arah belakang. Bumi yang mendengar itu tentu saja mencari arah suara. Tepat sesuai dugaan, ternyata si pemilik suara adalah Yota. Saudara tirinya itu kini mendekat dengan tangan bersedekap. Terlihat angkuh dan menyebalka
Tubuh Yota gemetar hebat. Detak jantung juga terpompa cepat saat melihat Bumi tergeletak di ujung tangga. Bibirnya bahkan kehilangan rona, dan mata ... matanya juga tak berkedip. Dia bahkan terduduk lemas dan keringat dingin mengucur deras. Sama sekali tak menyangka kalau Bumi terjatuh. Dia tidak be
"Bagaimana dengan keadaan menantu saya, Dok?" tanya Prita yang berdiri mematung di dekat pintu. Matanya yang keriput menatap sang dokter dengan penuh harap. Sangat sangat berharap menantu dan calon cucunya selamat. Dia tak pernah menduga hal mengerikan begini bisa menimpa Bumi "Nyonya Bumi baik-bai
Setelah menenangkan diri akhirnya Rey kembali ke rumah sakit. Sekarang tampilannya sudah lumayan segar karena dia membasuh muka dan membersihkan noda darah Bumi yang tertinggal di badan. Pikiran Rey juga sudah lebih tenang sekarang. Rey menyadari, di situasi kacau seperti ini bersikap gegabah hanya
"Rey ... anak kita, Rey. Anak kita ...." Bumi terus menerus mengigau dan membuat Rey kembali mengembuskan napas panjang. Tak ada yang bisa Rey lakukan selain menenangkan—menggenggam tangan Bumi dan mengusap keningnya—setelah itu dia menenggelamkan wajah di ceruk leher istrinya itu. "Tenanglah, Say