Share

51. Tidur Bersama

“Tapi dalam perjanjian kita nggak ada poin yang melarang kita untuk saling menyentuh,” timpal Auriga, “itu hanya ucapan saya saja, nggak disepakati secara resmi.”

“APA?!” Mata Lavina tiba-tiba membelalak. “Itu nggak adil dong, Om!” serunya, kesal.

Auriga menanggapinya dengan senyuman samar. “Makanya, dulu saya sudah kasih kesempatan untuk menambahkan poin apa saja yang sekiranya kamu mau cantumkan di surat perjanjian. Tapi kamu cuma iya-iya aja.”

Lavina ingin protes lagi, tapi ucapan Auriga benar adanya. Itu kesalahan Lavina sendiri karena tidak mencamtumkan poin tersebut dalam perjanjian.

Saking kesal, Lavina meneguk minumannya dengan cepat. Hingga tanpa Lavina sadari, ada sisa minuman yang menempel di bibir atasnya.

“Jadi, jangan marah lagi. Saya sama sekali nggak menganggap kamu sebagai Flora,” lanjut Auriga sembari menoleh pada Lavina, lalu, detik itu juga ia menelan saliva, matanya sedikit melebar menatap bibir Lavina yang terlihat… menggoda.

Mobil berhenti di lampu merah, tanpa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
selamat tersiksa semalaman ya om auriga wkwkwk, jangan kasih lepas ya Lavina, biar makin tersiksa dia.........
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
bagus Lavina buat Auriga menderita hahahaaaa
goodnovel comment avatar
Amryna Rosyadah
Rasain Auriga..seneng bgt liat dy disiksa semalaman secara g sengaja sm Lavina wkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status