Jonathan kembali merasakan mual di setiap pagi hari. Kali ini sudah ke tiga kalinya semenjak kepulangannya dari rumah sakit tiga hari yang lalu.
Dia merasa sesuatu dari dalam perutnya yang terus mendesaknya untuk mengeluarkan sesuatu yang hanya air saja jika dia memaksakannya untuk keluar.
Natasha mengusap tengkuk Jonathan dan memberikan segelas air hangat kepada suaminya.
Natasha tersenyum... bahkan terkekeh melihat Jonathan yang merasakan penderitaan seorang ibu hamil di tiga bulan pertama.
"Jangan menertawakanku, Nath!" tukas Jonathan.
"Aku tak tertawa... Hanya terkekeh melihatmu mual setiap pagi. Dan sensitif dengan wangi-wangian," ujar Natasha.
"Bagaimana bisa, kau yang hamil tapi aku yang mual dan tak bernapsu untuk makan. Sementara kau? Kau bahkan mampu menghabiskan banyak makanan," keluh Jonathan.
Dia keluar dari kamar mandi setelah menyeka mulutnya dengan handuk kecil yang diberikan Natasha.
"Harusnya kau bersyukur, ka
Jonathan akhirnya berhasil keluar dari mobil setelah menenangkangladius-nya. Dia menyuruh seorang penjaga mengambil kunci dari tangan istrinya. Lalu dia memasuki mansion dan langsung menuju ke dapur tempat dimana Natasha dan Philip berada saat ini."Bagaimana? Apa enak?" tanya Natasha.Dia baru saja selesai membuat makanan untuk Philip. Dan saat ini pria tua itu sedang menyeruput kuah sup yang masih sangat hangat."Natasha!!" sergah Jonathan.Membuat Philip terkejut dan tersedak kuah sup. Dia mengibas-ibaskan tangannya di depan bibir."Oh astaga John... Kau bisa membuatku mati lebih cepat," gerutu Philip.Natasha terkekeh."Oh maaf, Phil. Aku ada urusan dengan istri nakalku ini," ujar Jonathan."Saat ini dia sedang menjadi kokiku... Jangan membawanya pergi dulu," ujar Philip."Sayangnya aku tak ingin meminjamkannya lebih lama lagi. Dia harus membayar kenakalannya barusan," tukas Jonathan.Dia menari
Suara tembakan dari senjata api terdengar nyaring dari sebuah rumah bergaya Eropa. Tak seperti rumah pada umumnya, yang memiliki halaman belakang yang luas untuk dijadikan kebun atau taman bunga. Namun untuk seorang Jonathan. Dia menjadikan halaman belakang rumahnya, sebagai area berlatih untuknya dan wanita yang dia cintai melakukan aktifitasnya sekarang. "Bagus Nath! Lakukan sekali lagi," ujar Jonathan. Lalu Natasha kembali menarik pelatuk dari senjata apinya. Dan suara tembakan kembali terjadi. Jonathan memperhatikan titik tembakan yang dibuat Natasha ke boneka target. "Lumayan untuk hari ini, kau belajar dengan cepat. Tapi be
—01— Senyum diwajah Natasha tercetak jelas. Rambutblode-nya berterbangan searah dengan semilir arah angin berhembus menyapukannya ke belakang. Sebuah kapal boat menjadi kendaraan terakhir yang akan membawanya dan Jonathan ke sebuah tempat. Pelarian yang terasa seperti sebuah liburan bagi Natasha. Jonathan membawanya keluar dari rumah yang memenjarakannya menjadi budak dari pria tua bangka yang membelinya. Pria yang memiliki aura dingin itu tak henti memperhatikan wajah bahagia yang terpancar dari paras cantik Natasha; wanitanya yang malang. Namun mulai sekarang. Jonathan telah berjanji pada dirinya
—02— Jonathan membawa Natasha untuk masuk ke dalambathup.Setelah dia menyuruh wanita itu untuk membuka semua benang yang menempel di tubuhnya Pria itu lalu ikut masuk ke dalambathupdengan tubuh yang juga sama polosnya. Menuangkan anggur ke dalam gelas yang tersedia di pinggirbathupitu. Memberikan minuman pada wanita yang terlihat tegang, namun sangat menggoda. Lalu dia juga meminum anggur yang dia tuangkan sendiri. Menikmati hangatnya air dan harumnya aroma dari wangi-wangian yang sudah sejak tadi disediakan entah dengan siapa, yang jelas semua itu perbuatan Richard Dowson. Natasha meletakkan minumannya, dia memainkan b
-03- Setelah satu harian Natasha dikuasai oleh Pauline. Akhirnya pada malam harinya. Wanita itu dapat dikuasai sepuasnya oleh Jonathan. Pria yang sejak kemarin menahan hasratnya untuk tak menerkam Natasha secara membabi buta itu. Kini tengah menikmati dirinya yang berada di dalam Natasha. Wanita di bawahnya itu mampu membuat Jonathan mengumpat dan mengerang tak tau malu. Ditambah kegiatan itu sudah berlangsung selama satu jam lamanya. Jonathan yang begitu memasuki penginapannya. Langsung meraup bibir Natasha dengan tak sabaran. Memojokkan wanita itu ke dinding. Meremas bagian dada Natasha. Membuka baju Natasha dengan merobeknya.&n
-04- Jonathan melirik Natasha yang duduk di hadapannya. Dia sedang menikmati makanannya. Setelah peperangan kecil dengan Pauline di kamar. Pria itu merasa malu dengan sikap Pauline, yang memarahinya seperti anak nakal yang membuat ulah di sekolah. "Hentikan senyum mengejekmu itu Nath!" tukas Jonathan. "Aku tak mengejekmu," jawab Natasha. "Jangan hiraukan dia Nath. Habiskan saja sarapanmu dan minum vitaminmu," ujar Pauline. "Vitamin apa yang kau berikanmom?" tanya Jonathan pada Ibunya.
—05— "Katakan siapa Odelia, Nathan?!" tanya lagi Natasha. Karena tak mendapat jawaban apapun dari Jonathan. "Bukan 'kah itu temanmu yang kau minta untuk diselamatkan?" jawab Jonathan atau mungkin dengan sengaja bertanya balik. "Namanya bukan Odelia. Tapi Margaretha," ungkap Natasha. Jonathan mendekat, namun Natasha kembali membuat jarak. "Benarkah? Pasti Richard salah mencari tau orang itu. Kau tau sendiri, dia tak bisa melihat wanita cantik," jawab Jonathan. "Tak ada yang bernama Odelia di sana Nathan! Kau ingin berbohong apa lagi?" "Lebih bai
Indahnya Venice, nyatanya tak membuat Jonathan maupun Natasha betah berlama-lama berada di kota atas air itu. Sehingga keduanya memutuskan untuk berpindah ke Inggris. Negara kelahirannya yang membuat Jonathan nyaman untuk tinggal menetap di sana. Dia membawa Natasha ke Mansion yang hanya diketahui oleh Ibu dan sahabatnya -Richard-. Natasha sendiri berdecak kagum dengan kemewahan mansion itu. Interior disetiap sudut ruangan, memiliki kesan tersendiri bagi sepasang manik mata hijau bening itu. Belum lagi beberapa ruangan rahasia yang hanya ditunjukkan padanya. Dan yang paling menarik dari semua itu adalah halaman belakang yang berbeda dari kebanyakan halaman mansion lainnya. Jonathan membuat sebuah p