Ting nong...
Terdengar suara bel berbunyi. Bintang yang masih berbaring dikamarnya memaksakan diri untuk beranjak dari sana. Hari ini tidak ada orang dirumahnya. Kedua orang tuanya sedang pergi. Dan untuk mempersiapkan pernikahannya yang serba mendadak ini, Bintang diminta untuk tetap berada di Jakarta.
Sejujurnya Bintang tidak enak jika harus terus menerus mengambil cuti dari mengajarnya, tapi Gala sudah mengurus semuanya. Gala adalah salah satu donatur tetap disekolah itu jika kalian lupa. Makanya Gala bisa dengan mudah meminta ijin cuti untuk sang calon istri tercinta. Ia tak mengijinkan Bintang untuk pusing, makanya apapun yang dibutuhkan Bintang, Gala langsung memenuhinya.
Seperti hari ini, Bintang datang bulan. Biasanya, jika datang bulan tiba ia akan merasakan nyeri dibagian perut dan pinggang.
Bintang berjalan dengan tangan memegang perut dan wajah meringis menahan sakit. Wajahnya pun pucat. Perlahan ia menekan handle pintu dan terbuka. GalaGala s
Jika ditanya “apa istimewanya dia?” Jawabannya “tidak ada.” Hanya saja tidak ada yang istimewa jika tanpa dia.20.52am***“Ah, kamu curang.. tunggu saja minggu depan. Aku akan menggigitmu!” Gala menggoda kekasihnya itu dengan jahil. Ia mengedipkan sebelah matanya berulang kali.Sungguh, melihat wajah Bintang yang berubah merona adalah hal yang sangat menyenangkan baginya. Seperti saat ini, apa yang ia inginkan benar-benar terjadi. Wajah Bintang sudah seperti tomat-merah merona.“Heeuuuhhh?” Bintang nengernyitkan dahinya.“Apa? Mau aku gigit sekarang?” Gala mendekatkan wajahnya pada Bintang.“Enggak.” Dengan spontan Bintang menjauhkan wajahnya dari Gala.“Jadi, jangan lihat aku kayak gitu kalau nggak mau aku gigit sekarang,” ucap Gala saat memperhatikan wajah kekasihnya itu.“Sudaah. Jangan ganggu aku.” Bintang menutup wajah dengan kedua tang
“Sam bukan anakku.”Bahkan april mop sudah berlalu, kenapa Bintang merasa mendapat sebuah kejutan dari ucapan Gala. Karena selama ini Bintang mengira jika Gala adalah seorang... Duda.“Dia anak temanku,” lanjut Gala lagi. Helaan napas berat terdengar dari mulutnya. Seperti ada sebuah rahasia besar yang akan ia beri tahu pada Bintang.Bintang masih belum membuka suaranya. Ia memberi waktu pada Gala untuk menyelesaikan ceritanya tanpa sela.“Kejadian ini setelah kita putus dan aku memutuskan untuk pindah keluar negeri. Orang tua Sam adalah sepasang kekasih saat aku berkenalan dengan mereka. Aku tidak tahu mulanya dari mana, tapi tak lama setelah berkenalan, Ibu Sam menembakku.“Aku menolaknya dan sepertinya mereka bertengkar karena aku. Ayah Sam mendatangiku dan menanyakan kebenarannya. Tapi entah apa yang dikatakan Ibu Sam sampai laki-laki itu tetap marah setelah mendengar penjelasanku.” Gala menjelaskan den
Berdoalah, maka Tuhan akan memeluk doa-doamu. Kau hanya perlu bersabar, suatu saat Tuhan akan mengabulkan doamu, diwaktu yang tepat!***Baju pernikahan sudah selesai, undangan sudah disebar, taman rumah untuk tempat akad dan gedung untuk wedding party juga sudah beres. Besok adalah hari yang sangat bersejarah untuk kehidupan Bintang selanjutnya. Sebuah kehidupan yang sangat ia impikan sejak dulu, menikah dengan orang yang ia cintai. Hidup bahagia hingga tua nanti, setidaknya itu harapan Bintang.Namun apakah setiap perempuan yang akan menikah memiliki perasaan yang sama? Seperti perasaan sedih ketika harus memulai kehidupan yang baru. Sedih harus berpisah dengan keluarga walaupun masih bisa sering bertemu dan berbagi cerita. Bintang sedang merasakan fase itu. Perasaannya campur aduk.. bahagia, sedih, haru, semuanya ada disana.Seperti saat ini, baru saja selesai acara acara pengajian dan dilanjut dengan acara sungkeman kepada kedua orang tua. Bintang duduk b
Sudah lewat dari tengah malam, Bintang terbangun dari tidurnya. Ia melihat Mondy yang sedang tertidur pulas dan tersenyum melihat wajah sahabatnya itu.“Mon, terima kasih sudah menjadi bagian dalam hidupku. Aku bersyukur memiliki sahabat seperti kamu.” Bintang mengusap rambut Mondy lembut. “Kamu juga bahagia sama Abang ya. Kuat-kuatin kalau gilanya Abang lagi kumat.”Bintang terkekeh pelan. “Aku bahagia karena harapanku jodohin kamu sama abang terlaksana. Ya walaupun kalian jadian sebelum aku turun tangan.”Meski tahu tak akan ada jawaban disana, namun Bintang terus aja berbicara seolah-olah Mondy mendengarnya. Dirinya butuh waktu untuk melampiaskan rasa gelisahnya. Gala yang tak ada kabar membuatnya merasa kurang nyaman.Apakah lelaki itu marah padanya setelah mengetahui fakta jika dirinyalah penyebab dari si ‘adik’ yang menjadi sleeping beauty beberapa waktu ini? Ataukah Gala merasakan hal yang sama dengan
Hari bahagaiapun tiba. Gala sudah bangun sejak tadi. Ah tidak, Bisa dibilang ia tidak tidur sejak semalam karena memikirkan sang pujaan hati. Padahal ia sudah mencoba segala cara untuk bisa tidur, sampai obat tidurpun dikonsumsinya. Tapi tetap saja matanya terus terjaga.Sudah beberapa hari ia tidak bertemu dengan Bintang. Sejak kejadian keduanya saling berkata jujur tentang apa yang dialami sebelum akhirnya memutuskan menerima kembali satu sama lain. Bahkan saat semalam ia berkunjung kerumah Bintang, Gala juga tidak bisa melihat Bintang. Kini dada Gala terasa sesak karena menahan rindu.Gala baru selesai mandi. Wajahnya tampak lebih segar. Tubuhnya masih terbalut oleh handuk, mulai dari perut hingga lututnya. Ia menatap sejenak baju yang akan dikenakannya saat akad nanti. Gala memejamkan mata, menghela nafas pelan dan tersenyum. Kemudian memasang pakaian akadnya. Tidak ada hari sebaik hari ini menurutnya.Rasa gugup mulai menyerangnya ketika menatap dirinya did
Disebuah hotel bintang lima di Kota Bandung mulai dipadati tamu undangan. Mereka adalah tamu dari Gala dan Bintang. Nuansa Alam juga terasa digedung itu. Disepanjang koridor tersusun daun-daun dan bunga-bunga artificial berwarna putih. Alunan musik juga terdengar di ruangan itu.Bintang dan Gala sudah siap menyambut para tamu undangan. Bintang sangat cantik dengan balutan gaun putihnya. Rambutnya disanggul dan mengenakan mahkota. Sedangkan Gala mengenakan setelan jas berwarna hitam putih dan pita kupu-kupu berwarna hitam melingkar dilehernya. Senyuman tak pernah lepas dari bibir keduanya.Gala dan Bintang Keluar dari arah yang berbeda. Gala dari sudut kanan dan Bintang dari sudut kiri. Para tamu undangan tampak sedang menikmati kegiatannya masing-masing. Tiba-tiba terdengar sebuah suara bariton yang khas menggema keseluruh ruangan pesta. Membuat seluruh para tamu yang hadir melihat kearahnya. Suara Galaxy Semesta.“Selamat malam semuanya. Terima kasih suda
“Capek? Mau aku gendong?” tanya Gala ketika Bintang bersandar didadanya. Rasanya sangat menyenangkan disandari oleh wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya itu.Bintang mengangguk. “Capek, tapi aku sangat bahagia. Bisa ketemu sama teman lama dan bisa bersama kamu,” ucap Bintang tersenyum sambil memilin2 jari telunjuk Gala yang ada dipundakknya. “Sam dimana?”“Sam tidur sama mama dan papa tadi. Kayaknya dia sudah mengantuk banget tadi. Tadinya Mama sama Papa mau pulang, tapi kan udah dibooking juga kamar buat keluarga. Ya aku minta aja mereka tidur disini sekalian.” Gala bangun dari duduknya dan berdiri. “Ayo..”“Mau kemana?” Meski tampak bingung Bintang tetap berdiri mengikuti suaminya.Gala membisikkan sesuatu ditelinga Bintang yang membuat wnaita itu langsung bergidik. “Ketempat dimana aku bisa menggigitmu.”“M-menggigit?” ulang Bintang dengan waja
Sinar matahari bersinar terang siang ini. Terdapat dua sejoli masih tertidur dikamarnya. Mereka masih saling berpelukan. Kegiatan semalam membuat mereka benar-benar kelelahan dan tertidur lelap. Belum lagi karena malam sebelumnya tidak dapat tidur dengan nyenyak memikirkan acara yang akan mereka jalani kemarin.Tapi semua acara telah terlewati dengan baik. Dua sejoli ini sudah sah menjadi suami dan istri baik dimata agama maupun dimata negara.Gala masih terlelap dengan tangan memeluk Bintang dibalik selimutnya. Mereka benar-benar polos didalam sana. Mereka tidur saling berhadapan. Perlahan Bintang mulai membuka matanya merasakan pelukan sang suami diperut polosnya.Ia pun membalikkan tubuhnya. Tangan Bintang memegang pipi Gala, mengelus lembut pria yang masih tertidur lelap itu. Ia tersenyum memandangi wajah Gala. Wajah pertama yang selalu ingin dilihatnya setiap pagi.Mata Gala mulai terbuka perlahan, merasakan sentuhan tangan Bintang dipipinya. Ia ters