Share

36. Tembakan

21

“Kita telanjangin aja sekarang. Kali aja dia bangun. Yuk, lu bantu gue!” Ana semakin ketakutan dan gemetar hebat. Suara hentakan sepatu kedua lelaki yang semakin mendekat padanya , membuat nyalinya semakin ciut. Inikah akhir hidupnya? Begitu teraniaya dan mati terhina? 

“Ya Allah, tolong selamatkan hamba kali ini. Tolong ya Allah,” rapal Ana dalam hati. Matanya ia paksa memejam disaat hawa panas tubuh kedua lelaki itu semakin dekat, masuk melalui indera penciumannya. Tak banyak yang bisa ia lakukan, karena kedua tangannya terikat di kaki kursi kayu ukir yang cukup berat dan dalam posisi duduk dengan kaki lurus.

Srek!

Srek!

Ana membuka mata dan entah darimana keberaniannya, wanita itu meludahi dua pria yang baru saja menarik baju kausnya hingga robek.

Cuih!

Cuih!

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status