Share

Memasang GPS

RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (2)

GPS pelacak jejak. 

Aku berhenti di bengkel yang cukup terkenal di kota ini. Tentu saja sesuai rencanaku tadi. Ingin memasang GPS di mobil Mas Hakam. 

"Mas, tolong pasangi GPS di mobil ini." ujarku pada pegawai bengkel yang tengah sibuk berkutat dengan alat-alat pekakas khas bengkel. Tidak perlu kusebutkan satu-satu apa alatnya, nanti malah nggak selesai-selesai. 

"Iya, Mbak. Tapi harganya mahal, Mbak. Sekitar 1 juta 600 sekalian ongkos pasangnya." jawab Mas-Mas bergigi agak maju itu. 

"Tak masalah. Nih saya kasih uang 2 juta untuk biyaya pasang GPS itu." tanganku merogoh tas yang kubawa dari rumah. Tentu aku mengambil uang. Setelah kupastikan jumlahnya sama seperti yang kubilang tadi. Lanjut kuangsurkan lembaran uang tersebut kepada pegawai bengkel. 

Ia menggapai uang yang kuberikan. 

"Terimakasih, Mbak. Mbak tunggu di sana saja. Dengan cepat saya akan mengerjakannya." titahnya sambil menunjuk kursi kosong di sebrang sana. 

"Oke, tolong dipercepat ya, Mas." 

Pegawai itu mengangguk paham. 

Lantas aku menunggu di kursi yang ia maksud tadi. 

Untuk mengusir rasa jengah. Kumainkan posel dalam genggaman tanganku. Kubuka aplikasi berlogo biru. Untuk sekedar berselancar di sana. Aku jarang sekali mengunggah kehidupan pribadiku di halaman f******k atau sosial media lainnya, kecuai tengah bersama teman-teman arisanku.

Tak ada apa-apa di beranda facebookku. Yang ada hanyalah deretan orang pamer dan tukang nyinyir. Yang suka mencela orang lain. Kutekan tombol out. Lalu beralih membuka aplikasi novel online kesayanganku. Sekedar membaca tulisan-tulisan yang mengusir kegundahan atau kadang juga mendapat inspirasi. 

"Mbak, udah selesai pasangnya." ucap pegawai bengkel menghentikan aktivitasku membaca rentetan huruf pada gawaiku. 

"Oh, ya, bagus." balasku lalu berdiri.

"Silahkan masukan kode ini ke ponsel Mbak. Agar nanti Mbak bisa memantau ke mana pun mobil ini pergi. Hanya lewat ponsel yang mbak pake." jelasnya. Sesuai arahan dari Mas-Mas ini. Hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk menghubungan GPS di mobil Mas Hakam dengan ponselku. 

Setelah semua selesai. Cepat aku pamit untuk pulang. 

"Saya balik dulu, Mas. Makasih." kataku lalu melenggang masuk ke dalam mobil. 

"Iya, Mbak."

Kunyalakan mesin mobil ini. Dan melajukannya meninggalkan bengkel. 

Sekarang kamu akan ketahuan Mas jika pergi ke tempat yang menjadikan hubungan kita renggang. 

Hampir saja aku lupa. Tadi pamitku pada Mas Hakam 'kan pergi ke Alfa. Bisa curiga dia kalau aku pulang tak membawa barang belanjaan.

Oke, Dewi. Beli beberapa stok makanan. Agar lelakimu tak curiga. Bertingkahlah biasa saja. Singkap semua tabir kebenaran secara perlahan dan main cantik. 

Kuhentikan mobil ini di parkiran salah satu toko. Kubeli beberapa makanan ringan dan lalu membayarnya. Langkahku tergesa, karena aku sudah terlalu lama pergi. Walau hanya sekedar pergi ke Alfa. Itu kan bohongku pada Mas Hakam. Ia tidak tahu kalau aku pergi ke bengkel memasang alat pelacak di mobilnya. 

*

Lima belas menit perjalanan. Akhirnya aku sudah sampai di rumah. Terlihat Mas Hakam terhenyak dengan kedatanganku. 

Ia buru-buru memasukan ponselnya ke dalam saku. Dengan raut wajah kelabakan. 

"Kok lama ke Alfanya?" ia melontarkan pertanyaan itu padaku. 

"Tadi macet Mas. Jalannya." balasku biasa saja. Dalam hati aku curiga. Kenapa Mas Hakam buru-buru menyembunyikan gawainya saat aku datang. Ada apa sebenarnya? 

"Wi, aku ijin pergi ya, ada urusan." Mas Hakam bangkit dari sofa dan menghampiriku yang tengah sibuk mengeluarkan beberapa makanan ringan yang barusan kubeli. 

"Oh, iya, Mas. Ini kunci mobilnya." kuserahkan kontak mobil pada Mas Hakam. 

Ia mengecup keningku sebelum berlalu pergi. 

"Hati-hati ya, Mas." ucapku sedikit berteriak saat ia sampai di dekat pintu. 

Mas Hakam tersenyum sambil melambaikan tangan.

Tak lama, punggung lelaki itu sudah tak terlihat dari pandangan mataku. 

Pergilah Mas, kemanapun kau tidak akan bisa berbohong. Ponsel pintarku akan senantiasa menunjukan kemana arah yang kau tuju Mas. 

Aku tersenyum miring membayangkan apa yang akan terjadi pada Mas Hakam. Apa kah ia benar ada urusan? Atau kah ada urusan lain yang memancing pertengkaran. Kita lihat saja nanti! 

Gawai ini akan membawaku ke tempat persinggahanmu.

hallo dears. follow dulu ya, biar ada notofikasi kalo aku up bab ini. komen dan like ya, biar semangat nulisnya. terimakasih. 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sherly Ademarlini
lah diulang lagi ,untung masih gratis'
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status