Share

Bab 31

Adakalanya kita perlu mengambil keputusan yang berani.

***

[Siapa kau?]

Ansel membalas pesan yang diterimanya dengan rasa penasaran tingkat dewa. Dia benar-benar ingin tahu siapa orang yang baru saja berinteraksi dengannya itu. Namun, pesannya tak kunjung mendapat balasan. Tak kehilangan akal, Ansel pun menekan tombol dial.

“Aaargh!”

Kembali Ansel menjerit geram. Panggilannya hanya disambut suara operator jaringan seluler. Pengirim pesan itu telah menonaktifkan nomor teleponnya. Bisa jadi juga dia hanya memakai nomor sekali pakai.

Ansel menyambar jaketnya, berniat ingin keluar untuk mencari angin segar. Namun, rasa nyeri pada punggungnya menahan ayunan langkahnya. Dia berdiri kaku di belakang pintu. Sambil meringis, dia kembali ke ranjang dan merebahkan diri dengan gerakan perlahan.

“Tahan, Ansel! Kau harus bersabar sampai kondisimu benar-benar pulih.”

Ansel menyemangati dirinya sendiri. Kalau saja bukan karena keteledoran seorang ibu yang membiarkan anak lelakinya berlari bebas di sek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status