Bianca sampai di apartemennya dengan tubuh yang terasa lebih capek dari biasanya. Dia langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum memasak makan malamnya hari ini.
Kemudian, setelah selesai mandi. Ternyata bram menghubunginya. Bianca membaca pesan bram sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
*Kak, apa kau sibuk? Aku ingin mengobrol denganmu.*
Begitu isi pesannya. Lalu bianca mengetikkan pesan balasan untuk adiknya.
*Oke, aku akan menemanimu mengobrol sambil memasak makan malam.*
Begitu isi pesan balasan bianca. Tak berselang lama panggilan video masuk ke ponsel bianca. Dia langsung menekan tombol jawab di layar ponselnya, lalu muncullah wajah bram disana.
Keesokan paginya, bianca bangun lebih pagi. Dia memiliki janji dengan senna hari ini. Sebelum itu bianca sengaja menyempatkan waktu untuk sarapan terlebih dahulu. Tadi dia sudah melihat perkiraan cuaca hari ini dan ternyata suhunya akan lebih rendah dari hari - hari sebelumnya. Jadi pasti akan lebih mudah lapar, karena dingin.Setelah selesai mandi dan bersiap - siap, bianca memakan roti isi keju dan telurnya kemudian dia minum segelas susu hangat. Sebenarnya sejak semalam, bianca banyak berpikir tentang tyaga, juga senna. Karena cerita bram kemarin dia jadi khawatir jika pada akhirnya vero akan lebih memilih untuk menemani fareta. Kalau hal itu terjadi, berarti tyaga akan sendirian nanti.Bianca khawatir karena itu adalah masa - masa kritis untuk tyaga. Semua usahanya akan terbayar dengan nilai yang bagus atau berubah menjadi usaha yang sia - sia karena mendap
Setelah senna pergi, tinggallah bianca dan kanu disana. Mereka mengobrolkan hal basa - basi karena kanu terus bertanya pada bianca. Mau tak mau bianca menanggapi pertanyaan itu dan menjawabnya demi bentuk kesopanan. Dia tak ingin senna malu.Tapi secara personal kanu memang sangat mudah berteman menurut bianca. Bahkan beberapa kali pria itu memberikan sedikit sarannya soal pandangan hidupnya. Bianca merasa senang mendengarnya. Pria yang berpikir dewasa memang lebih bisa membuat gadis seperti bianca merasa lebih aman.Kemudian tiba - tiba naya datang diantara mereka. Lalu, terjadilah perselisihan di antara keduanya. Bianca yang berada di sana tentu saja mendengar sendiri dengan telinganya apa yang menjadi perdebatan mereka.Bianca menilai jika keduanya ini memang memiliki sebuah perasaan tersembunyi yang tak bi
Saat suasana hati bianca dan senna membaik, mereka berdua makan es krim bersama. Lalu mereka lebih leluasa mengobrol banyak hal karena hati dan jiwanya merasa lebih bebas. Tidak ada yang perlu ditahan lagi. Setidaknya mereka sudah saling tahu soal apa yang terjadi dalam hidup mereka masing - masing.Karena memang setiap manusia memiliki masalahnya sendiri - sendiri.Kemudian, ponsel bianca bergetar. Ada sebuah notifikasi pesan yang masuk ke ponselnya. Dia melihat nama kanu tertulis disana. Lalu menunjukkan layar ponselnya kepada senna.“Sen, kak kanu mengirimkan pesan.” kata bianca.“Coba buka.” kata senna sambil terus menyendokkan es krim ke mulutnya.Akhirnya bianca membuka pesan itu.
Tyaga sengaja meminta sopir menghentikan mobil di halte dekat kantor. Karena dia tidak ingin ada yang tahu tentang penyamarannya, maka dari itu dia bersikap seperti pegawai pada umumnya. Ya… walaupun mau berkamuflase seperti apapun tyaga tetap saja terlihat tampan. Tapi semoga saja dandannya ini bisa mengecoh orang - orang.Setelah berjalan sekitar lima ratus meter, akhirnya tyaga sampai di kantor. Dia berjalan ke arah meja resepsionis dan bertanya. “Selamat pagi, saya ada jadwal bertemu dengan ibu dewi.” katanya dengan sopan.“Ada keperluan apa, ya?” tanya resepsionis yang sejak merapikan dandanannya tanpa melihat ke arah tyaga.“Saya ada wawancara hari ini.” kata tyaga sambil tersenyum sopan.“Langsung naik saja ke lanta
Keesokan paginya, tyaga datang lebih awal ke kantor. Dia belum memperbanyak materi untuk meeting pagi ini. Jadi dia sengaja datang pagi untuk mempersiapkannya. Setelah sudah selesai memperbanyak materi itu, tyaga langsung menata semuanya di ruangan meeting.Setelah selesai pun masih belum banyak yang datang ke kantor, padahal ini sudah jam delapan lebih lima belas menit. Akhirnya tyaga membuat kopi di pantry. Setelah itu membawanya ke mejanya.Sambil menunggu yang lain datang, tyaga mengetikkan sebuah pesan untuk bianca.*Bi, apa weekend ini kau ada rencana? Apa boleh aku menghubungimu di telepon? Aku sangat merindukan suaramu, bi.*Akhirnya tyaga berani mengirimkan pesan itu pada bianca. Karena semalam mamanya sudah mengatakan tentang keinginannya pada tyaga. Sela
Akhir minggu ini terasa sangat menyenangkan bila dibandingkan dengan akhir pekan biasanya. Hari ini tyaga bisa beristirahat dirumah dan tidak perlu terus bersandiwara dengan menunjukkan senyumannya didepan banyak orang. Dia bisa menjadi dirinya sendiri di rumahnya sendiri. Apalagi hari ini bianca juga berjanji akan mengabarinya agar mereka bisa saling berbicara lewat panggilan telepon. Apa lagi yang tyaga harapkan dari kesederhanaan yang sangat membahagiakan ini?Semua terasa berjalan sesuai dengan yang dia inginkan. Pertama masalah di kantor tidak serumit yang ada dipikirannya, kedua hubungannya dengan bianca juga mulai membaik, dan yang ketiga dia akan segera lulus. Kemudian dia bisa secepatnya menyusul bianca lagi ke Amsterdam. Sangat indah bukan rencana Tuhan ini?Satu lagi yang terpenting yaitu untuk persiapan sidangnya hari senin besok juga sudah seratus
Suasana sudah kembali tenang seperti sebelumnya, tyaga sudah berhasil mengusir hama - hama yang sudah mengganggunya sejak tadi. Bisa - bisanya dia masuk perangkap bram lagi seperti ini. Sialan memang bram!!Andai saja dia bukan adik bianca, mungkin tyaga akan menghajarnya tadi.Kemudian tyaga mengetikkan pesan balasannya untuk bianca.*Biar aku saja yang menghubungimu, bi. Lima belas menit lagi kan?*Begitu isi pesan yang tyaga kirimkan pada bianca. Sedangkan bianca saat membacanya hanya bisa berjalan mondar - mandir di ruang tengahnya. Dia benar - benar khawatir dan juga gugup. Bahkan tangannya sudah dingin mungkin bisa sampai meneteskan keringat. Bianca tak pernah seperti ini sebelumnya.Padahal sebenarnya ini bukanla
Suasana sekarang cukup tegang, vero duduk sambil memperhatikan kedua sahabatnya secara bergantian dari pintu kaca ruang sidang. Dia melihat ke dalam ruangan tyaga kemudian melihat ke ruangan fareta. Dia merasa sangat gugup dan juga cemas, apalagi dia duduk disana sendirian. Jadi vero merasa semakin gelisah.Sekitar tiga puluh menit setelah sidang tyaga dan fareta dimulai, bram terlihat berjalan masuk. Ditangannya ada sebuah buket bunga iris yang berada ditengah, lalu dikelilingi bunga daisy. Ada makna tersendiri dari bunga yang khusus dipilih itu.Vero menatap bram dengan tatapan yang sulit diartikan, bram juga membalas tatapan itu namun kemudian dia menganggukkan kepalanya sebelum akhirnya duduk di kursi yang berada di depan pintu ruang sidang tyaga.Sekitar satu jam lamanya, fareta berada didalam ruang sidan