Share

44. Limerence

Tara menatap lembaran penuh tulisan kecil yang mungkin saja tak akan dapat dibaca oleh penderita rabun dekat. Di halte bus, di samping pohon oak yang mulai mengugurkan daun-daun hingga pada semilir angin yang membuat nyeri di hatinya merambat kesana-kemari, berjalan-jalan di antara danau dirinya yang membeku dan dingin. 

Lembaran itu membawa sakit yang terasa semakin nyata saat ia terseret ke beberapa waktu yang lalu, di sebuah ruangan yang ia ketahui namanya dengan baik yang ia kunjungi setiap merasa segalanya terasa pelik dan sakit. 

"Tinggalkan dia secepatnya, Tara." 

Mulutnya kontan ternganga selebar lima sentimeter, lalu dengan tatapan skeptis gadis itu bertanya, "memangnya kenapa? Ada apa?" 

Dokter paruh baya yang masih saja memancarkan gurat cantik di wajahnya itu menghela sebelum akhirnya mendorong secarik kertas dengan ujung-ujung jemari lentik berhiaskan kutek bening.&nb

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status