Share

18. Diusir ibu

Belum sebulan aku menikahi perempuan itu, tetapi dia sudah membuat kepalaku ingin pecah. Aku bergegas memeriksa saldo rekeningku memakai m-banking. Dan ternyata saldo di dalamnya hanya tersisa lima puluh ribu saja. Padahal sebelumnya ada sekitar lima belas juta, sisa tabunganku selama ini.

Aku kembali menyugar rambutku dengan kasar. Uang yang akan aku gunakan untuk membeli sepeda incaranku sudah lenyap.

Tok ... Tok ... Tok ....

Suara ketukan di pintu mengejutkanku. Lantas aku membenahi rambutku, yang tadi berantakan karena aku acak-acak.

"Masuk!" jawabku.

"Maaf, Mas Fahmi, saya di suruh Pak Bambang untuk konfirmasi mengenai serah terima jabatan yang akan di lakukan lusa."

"Hum," gumamku. Aku muak sekali melihat tampang Hendra.

"Hari ini saya akan melakukan briefing pertama di awal bulan ini, nanti Mas Fahmi turut hadir ya."

"Iya kalau saya tidak sibuk," jawabku sekenanya. Jangankan ikut dia briefing, melihat wajahnya saja aku sudah tidak selera.

Bisa dibayangkan bukan? Rasanya di pimp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status