Share

Pembunuhnya Tertangkap

"Gak diapa-apain. Cuma aku plester saja mulutnya. Gak usah bingung kalau plesternya gak kelihatan." Nay terkekeh. "Aku ingin menanyakan beberapa hal padanya, tapi sebaiknya tidak di sini. Nanti, setelah selesai urusanku, aku serahkan dia padamu. Tapi tolong nanti jangan menyela."

"Oke. Siap!"

Wira melepaskan kunci energi di kaki paman Amir. Sedangkan di tangannya tetap dibiarkan. Dion menggiring pria itu ke tembok pembatas kebun pisang dan kompleks perumahan di sebelahnya. Jaraknya hanya beberapa meter dari garis polisi tempatnya berdiri tadi. Di situ tidak ada orang berkerumun. Dion mengintruksikan beberapa polisi untuk menyingkir sementara. Entah apa yang dia bisikkan pada rekan-rekannya itu.

Nay menempelkan tubuh laki-laki itu pada dinding. Dia mengunci tubuhnya. Kunci di mulutnya Nay buka. Napasnya terengah-engah. Kuncian energi Nay membuatnya hanya mampu bernapas sedikit dari hidung.

"Bagaimana rasanya tidak bisa bicara? Enak?"

"Kenapa Neng perlakukan saya seperti ini?"

"Masi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status