Share

Perkenalan

Siapa dia?” Pak Rahmat berusaha menutupi keterkejutannya. “Saya tidak pernah mendengar perempuan baju merah.”

“Kok, Bapak tahu si baju merah itu perempuan. Tadi saya tidak menyebutnya.”

Pak Rahmat terjebak dengan kalimatnya sendiri. “Kata orang-orang sini memang perempuan. Saya sendiri belum pernah melihatnya.” Dia mencoba berkilah.

“Banyak orang di luar sana menjadikan Bapak sebagai panutan. Kedermawanan Bapak sudah sangat melekat di hati masyarakat. Kalau mereka tahu tentang ini. Karir Bapak akan hancur. Hukuman sosial itu berat, Pak.”

“Saya tidak mengerti apa yang kamu maksudkan.” Pak Rahmat masih berpura-pura pada Nay.

“Sudahlah, Pak. Berhenti bersikap seolah saya tidak tahu. Tidak perlu saya jabarkan semua di hadapan Bapak, bukan?”

“Jangan sembarangan kalau bicara! Saya panggil satpam!” gertak Pak Rahmat.

“Kalau Bapak bersikap kasar bisa saja kebusukan Bapak saya bongkar. Saya akan keluar sendiri, tidak perlu panggil satpam. Saya sudah menghafal di mana pintu keluar. Satu saj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status