Share

15

"Ma, bagaimana tanggapan Mama tentang angkat rahim?"

Uhuk! Uhuk! Suamiku tersedak. Aku meraih gelas di dekatnya lalu mengulurkan padanya.

Mama memandangku penuh tanya. Aku melanjutkan ucapanku.

"Jadi, Ma, aku punya temen dia baru nikah semalam."

Uhuk! Uhuk! Mas Angga kembali tersedak. Dia menghela napas, lalu mengelap hidungnya uang sedikit berair dengan tisu.

"Baru aja dia sama suaminya itu selesai malam pertama, temenku itu masih merasakan sakit setelah malam pertama, tiba-tiba suaminya itu bilang, adik, kamu besok angkat rahim, ya, karena Mas sudah punya anak. Mas tidak ingin memiliki anak lagi. Itu akan sangat merepotkan."

"Itu egois sekali namanya." Celetuk bunda dengan wajah geram.

"Benar, itu sangat egois." Ayah mengangguk membenarkan.

"Dan, mana bisa main angkat rahim, gitu, Din? Dokter mana yang mau mengoperasinya?"

"Pasti dokter yang gila uang lah, Ma. Jadi Ma, Bun, bagaimana tanggapan Mama dan Bunda pada cerita temanku itu? Temanku belum punya anak, eeeh suaminya yang kejam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status