Gong Liu kembali bersama dengan Kim Aeri dan Choi Seong. Namun, mereka tidak langsung berangkat menuju ke laut utara. Meraka menanti dewi Xiang terlebih dahulu. Setelah beberapa lama, dewi Xiang kembali dengan membawa sesuatu."Kalian akan membutuhkan benda ini. Bawalah, dan harus kau yang menyimpan ini Ye Jin, karena permata bulan ini hanya bisa di gunakan oleh wanita. Jika pria yang memegangnya khasiat permata bulan ini akan hilang. Keluarkan saat kalian sudah benar-benar terdesak. Sekarang, ayo lekas kalian berangkat. Ah, ayo kita ke atas , aku lupa kalian akan melalui pintu bulan." Mereka pun langsung menaiki lift menuju lantai 3 dimana pohon bulan tumbuh. Hotel Jeongwol jika terlihat dari luar tampak biasa saja. Tetapi, jika melihat bagian dalam hotel itu siapapun akan terpesona. Bahkan saat kau membuka pintu rekreasi yang ada di lantai 6 ada sebuah taman bermain lengkap dengan komisi putar, rumah boneka, halilintar
"Siapa kau?!" hardik Kim Young Jo pada makhluk hijau berlendir dengan tangan yang mirip gurita yang memiliki 2 kepala itu. Makhluk itu menggeram, matanya melotot. "Berikan kelima jiwa yang kau bawa itu. Setelah itu kau bisa lewat dengan leluasa.""Berikan mereka? Kepada makhluk jelek sepertimu? Jangan mimpi heh makhluk gurita!" seru Kim Young Jo. Ia menepuk dadanya dua kali dan seketika tangannya memegang pedang besar dengan sinar berwarna biru terang. Tanpa membuang waktu Kim Young Jo menyerang makhluk itu terlebih dahulu.Sebagai seorang jenderal perang yang tangguh dan terlatih Kim Young Jo tentu tidak kesulitan melawan makhluk itu. Merasa terdesak, makhluk itu tiba-tiba mengeluarkan suara yang melengking dan tiba-tiba puluhan makhluk yang wujudnya sama dengan makhluk itu muncul dari dalam air dan melompar masuk. Makhluk yang baru bergabung itu memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil tapi, mereka lincah bukan main.
Dewa Athi menatap Kelima jiwa yang di bawa oleh Kim Young Jo. Ia tertawa kecil saat melihat Kim Aeri dan Choi Seong."Kau membawa mereka sebagai saksi untuk membela kelima jiwa yang kau bawa kepadaku ini kan?" tanya dewa Athi. Kim Young Jo mengangguk. "Betul yang mulia dewa," jawab Kim Young Jo. Dewa Athi tersenyum, "Bagi beberapa jiwa yang baru saja kau bantu mungkin memang harus kau bawa saksi untuk membela jiwa itu. Tapi, dalam kasus yang menimpa mereka, aku sudah tau. Dan, mereka hanya memerlukan penyucian jiwa saja. Aku sudah menyiapkan tempat untuk itu. Kau dan Ye Jin ikut denganku. Yang lain bisa menunggu. Kalian juga Baek Ye Na, A Yeong, Heo Won, Kyung Mi, dan Chin Sun kalian ikut juga." Dewa Athi kemudian turun dari singgasananya, mereka pun segera mengikuti kemana Dewa Athi pergi. Dewa Athi memasuki sebuah ruangan. Sama seperti laut yang terbelah tadi, ruangan ini kering sama seperti di darat
Berbeda dengan saat mereka datang, saat mereka pulang, mereka mendapatkan pengawalan dari para prajurit Dewa Athi dan beberapa duyung untuk kembali ke atas. Karena sangat sulit untuk melewati pusaran air dari bawah, sehingga mereka harus di antar oleh para pengawal Dewa Athi. Pengawal Dewa Athi mengantarkan mereka sampai ke kapal mereka."Kami sampai sini, malaikat maut 888 Kim Young Jo. Berhati- hatilah," ujar salah seorang pengawal. Malaikat maut 888 mengangguk, "Terimakasih banyak atas bantuan kalian. Sampai bertemu lagi." Mereka pun naik kembali ke atas kapal. Aneh, meskipun mereka baru saja keluar dari laut namun tubuh dan pakaian mereka tidak basah sama sekali. Daek Wo langsung bersandar di pinggiran kapal mereka."Kya, Daek Wo kau kenapa?" tanya Ye Jin."Lelah juga bertarung di bawah laut seperti yang kita alami, tapi entah mengapa di bawah sana ketika kita bertarung ak
Hyun Jae menatap lilin bertulis angka 23 di atas cake ulang tahun yang khusus di buatkan oleh Eun Tak. Kim Min Jae nampak bahagia melihat Hyun Jae yang nampak gembira hari itu."Selamat ulang tahun ya, Hyun Jae. Semoga semua yang kau cita- citakan tercapai ya, nak,"ujar Kim Min Jae sambil memeluk Hyun Jae dengan erat."Terimakasih ya, bu. Bibi Eun kalian sudah repot membuatkan kue yang cantik untukku dan juga makanan yang enak- enak," jawab Hyun Jae.Eun Tak menyerahkan sebuah kotak kecil kepada Hyun Jae. "Ini kado dari bibi, bukalah." Wajah Hyun Jae berbinar seketika, dan ia langsung membekap mulutnya agar tidak berteriak gembira saat melihat isinya."Ini cantik sekali, bibi. Pasti mahal sekali harganya. Terimakasih banyak, bibi."Hyun Jae memeluk Eun Tak dengan erat sebagai tanda ia sangat berterimakasih. Eun Tak memberikan sebuah kalung bertuliskan nama Hyun Jae. Nampak udah sekali menghias leher Hyu
Pagi itu, Kim Young Jo baru saja akan pergi dari bukit tenggorak ketika Dewa Jug Eun berdeham dan membuat Kim Young Jo menoleh."Hukumanmu sudah habis. Masih tersisa 1 tahun dari waktu yang diberikan oleh Raja Langit. Raja langit sudah berpesan, kau boleh menikmati kembali fasilitas manusiamu. Dan mulai minggu depan kau, dibantu Ye Jin dan Daek Wo kembali menjemput jiwa. Ingat, sesuai dengan apa yang tertulis dalam amplop. Jangan coba- coba kau selamatkan seperti kau menyelamatkan ibumu. Dengar aku, Kim Young Jo-a?!""Apa sebagian kekuatanku untuk berpindah kesana kemari dengan mudah sudah kembali, yang mulia?"Dewa Jug Eun mendelik sebal. "Kyaa... Berisik sekali kau ini. Kau kembali saja ke apartemenmu itu! Mengganggu saja!" seru Dewa Jug Eun. Kim Young Jo tertawa kecil. Ia pun langsung membungkuk dan pamit."Hamba pamit, paduka yang mulia."Dewa Jug Eun mengibaskan tangannya. Dan, dalam sekejap ketiga malaikat maut itupun menghilang dari pandangan matanya."H
"Kau mau kemana? Ish, berdandan model apa itu?!" pekik Ye Jin saat Kim Young Jo keluar dari kamarnya. Dia menaikkan alisnya sambil mengernyit geli. Kim Young Jo keluar dengan t- shirt turtle neck berwarna hitam dan celana jeans berwarna hitam, serta sepatu kets yang begitu trendy. Bentuk tubuhnya yang memang atletis membuat penampilan Kim Young Jo terlihat sempurna. Ia tidak memakai pinnya."Waw, kau mau kemana dengan penampilan mirip artis begitu, Kim Young Jo?" Daek Wo yang baru saja keluar dari kamarnya ikut berkomentar."Sttt , kalian diam di rumah saja. Aku akan menemui gadis menyebalkan itu," jawab Kim Young Jo. Kim Young Jo pun melangkah keluar, melalui pintu. Ye Jin hanya bisa melongo."Malaikat maut macam apa ituu?!" pekik Ye Jin sementara tawa Daek Wo terdengar keras dari dapur.**** Kim Young Jo
Hyun Jae melangkah dengan senang keluar dari kantornya. Ia tersenyum pada beberapa orang yang kebetulan ia kenal. Namun, senyumnya menghilang seketika saat melihat siapa yang muncul dengan senyuman tak berdosa di hadapannya."Kau menungguku sejak tadi? Kau penguntit atau apa?!" hardik Hyun Jae kesal. Ia segera melangkah dengan cepat meninggalkan Kim Young Jo. Namun, Kim Young Jo tak putus asa terus mengejar Hyun Jae. Namun, tiba-tiba saja Hyun Jae menghentikan langkahnya. Kim Young Jo yang tidak memperhatikan tentu saja jadi menabrak Hyun Jae yang berhenti melangkah dengan tiba-tiba itu. Hyun Jae meletakkan telunjuk di bibirnya."Ada apa, Hyun?" tanya Kim Young Jo berbisik. Hyun Jae menunjuk ke depan mereka. Seorang anak kecil tengah menangis dan seorang pria nampak sedang berusaha keras membujuk anak itu."Kau bantu aku. Tingkah orang itu sangat mencurigakan. Aku curiga dia akan me