Share

NODA MERAH PERKAWINAN
NODA MERAH PERKAWINAN
Penulis: susie khrusni

BAB 1 DIPINANG

aku Uci seorang gadis lugu. ini pertama kalinya menerima lamaran seorang pria kaya dan tampan. aku menempuh pendidikan di salah satu universitas negeri terkenal di semarang.

singkat cerita, setelah lama menjalani hubungan LDR selama 4 tahun dengan sang pujaan hati. kadang sesekali hanya bertemu melalui skype dan via telpon pada zaman itu.sejak pertama jadian sampai selesai berkuliah, baru kali ini, aku dan calon suamiku berjumpa dan bertatap mata langsung.

jantungku berdegub kencang saat ia mengetuk daun pintu rumahku, untuk berjumpa dengan orangtuaku. dengan perlahan kaki ku melangkah maju menuju daun pintu, untuk mempersilahkanya masuk.

kulihat orang yang paling aku idamkan selama ini sudah berada di depan mataku, benar-benar menakjubkan, dengan wajah yang tampan, berperawakan tinggi, berkulit putih, dengan tatapan tajamnya menghiasi mata sipit yang indah itu sedang memandangi wajahku, pipi ku terasa hangat karena memerah ulah tatapannya.

perasaan ini tak bisa di gambarkan karena rasa rindu yang tak terbendung. dalam hati aku bergumam " lelaki ini yang aku impikan untuk menjadi suamiku". selama berpacaran jarak jauh, dia benar-benar penuh effort untuk memperjuangkan cintanya untukku, yaah... bisa dibilang sangat bucin padaku.

lamunan ku pecah, oleh ucapan salam darinya "

"assalamualaikum cantik, kok kamu malah bengong" ucapnya.

sontak aku kaget dan tersenyum ramah dan menjawab salamnya, si tampan ini miliku namanya fauzan.

"wa'alaikumussalam,silahkan masuk" ujarku sambil menyunggingkan senyuman manis.

kupersilahkan masuk dan disambut oleh ibuku. dia menyambut tangan ibuku untuk bersalaman, sungguh sopan sekali, dia tidak mau bertemu denganku jika ibu tidak mendampingi kami.

setelah beberapa saat, berbincang tibalah saatnya ia mengucapkan kalimat yang membuat aku semakin berdebar.

"maaf bu, kedatangan fauzan kesini ada maksud dan tujuan" ucap fauzan tanpa keraguan.

"silahkan nak, utarakan saja tak perlu sungkan" jawab ibuku.

"insya Allah, jika ibu mengizinkan. saya ingin meminang anak ibu, uci.ucap fauzan, sambil menatap kearahku.

" masya Allah naak.. dengan senang hati. silahkan nak fauzan bicarakan dulu sama Abahnya ya untuk niat baik nak fauzan ini." lanjut ibu.

" inggih bu. memang.. sebelum kesini fauzan sudah bicara sama abah, terkait niat ini. kalo boleh beberapa hari lagi fauzan akan membawa abah beserta keluarga kerumah ibu." lanjut fauzan.

tentu saja ibuku dengan senang hati menerima pinangannya, karena selama aku berkuliah di kota semarang jarang pulang kampung. karena ibuku seorang janda, terkadang saat libur kuliah calon suamiku ini sering menjenguk ibuku untuk menanyakan kabar, tanpa segan fauzan mendatangi rumah walaupun aku tak berada di rumah.

ibuku selalu memuji perilakunya yang amat sangat baik kepada keluargaku, ia mendekatkan diri bukan hanya untuk menginginkan ku saja tapi juga mendekatkan diri dengan keluargaku. sikapnya yang lembut terhadap orang tua membuat hatiku luluh, dengar restu ibuku aku menjatuhkan pilihan kepadanya

.

tersentak aku saat ibu menanyakan kepadaku

"apakah kamu siap untuk menyambut kedatangan abah fauzan, nak?" tanya ibuku.

"insyaAllah siap bu, jika ibu sudah merestui uci." sambil meanggukan kepala dan malu-malu ,aku mengiyakan tanpa ragu.

dengan wajah lega, aku melirik wajah tampan calon suamiku itu mengucapkan alhmdulillah secara lirih.

kemudian ibu menyambung pembicaraannya terkait mahar, beliau menyerahkan kepadaku sepenuhnya.

dengan lembut fauzan mengajukan pertanyaan kepadaku.

"berapakah mahar yang uci pinta untuk meminang?"

dengan nada yang serius dan haqqulyakin, aku menjawab

"insyaAllah, aku tidak meminta mahar apapun, terserah padamu dan pada keluargamu saja. hanya saja aku ingin mengajukan beberapa perjanjian pra nikah saja, jika kamu berkenan? aku siap menikah jika kamu memenuhi perjanjian yang aku ajukan" ucapku dengan tegas.

"katakan saja, apa itu hal yang harus aku penuhi, insyaAllah aku akan penuhi dengan sungguh-sungguh" ucap fauzan dengan keseriusan.

ibu hanya memandang kami berdua dan menyimak perjanjian yang akan aku ajukan, dengan tampak terkejut ibu membelai pundaku. karena sebelumnya aku tidak pernah membicarakan soal penjanjian pranikah kepada ibuku.

"uci akan uraikan apa saja perjanjian itu di depan kedua orangtua, kita agar sama-sama memahami isi perjanjian tersebut sekaligus menjadi saksi" ucapku.

"baiklah, semoga saja saya sanggup" ucap fauzan.

Di lubuk hati yang paling dalam aku sangat ingin menikah dengannya, tapi jika fauzan menolak perjanjian itu dengan iklas aku akan membatalkan pernikahan.

karena menurutku sangat penting sekali perjanjian pranikah untuk dijadikan komitmen. sebelum melakukan ibadah terpajang selama hidup bersamanya.

jika ia sanggup berati ia berhak menjadi suamiku.

dengan saling berjanji, disana akan terlihat apa dan bagaimana seseorang memegang kata-kata dan tanggung jawabnya dalam janji tersebut.

menurutku "seorang lelaki dilihat dari kata dan tanggung jawabnya sedangkan perempuan dilihat dari cara ia menjaga kehormatannya."

perlunya 2 hal tersebut dalam memilih pasangan hidup.

------------

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status