Share

Bab 28-Sakit itu datang lagi

Samudra terperanjat ketika rasa sakit itu kembali menyapanya. Dengan napas yang tersengal, dia mencoba meraih toples obat yang ada di samping tempat tidur.

Namun, kali ini rasa sakit itu tidak dapat ditahan lagi. Bagaikan beribu belati yang sangat panas ditancapkan tepat ke jantungnya.

Pemuda itu tersungkur ke lantai, meraung-raung kesakitan seraya mencengkram dadanya kuat-kuat. Tubuhnya basah bermandikan keringat yang bulirnya sebesar biji jagung, wajahnya sudah pucat pasi.

"Bunda, Ayah, Bibi, tolong!" Teriak Samudra sekeras yang ia bisa. Walaupun pada kenyataannya teriakannya itu hanya seperti bisikan.

Tidak ada yang mendengar permintaan tolong pemuda malang itu, dia semakin merintih kesakitan. Pasokan udara pun semakin sulit untuk ia dapatkan, kelopak matanya semakin terasa berat dan lelah.

Samudra ... sekarat.

“Tuhan, apakah ini akhir hidupku? Jika ini waktunya, tolong jemput aku tanpa rasa sakit dan jangan buat Bunda terus bersedi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status