Share

Bab 33

Terlihat Mas Pandu menarik kembali uluran tangannya. Kali ini Lidya berusaha untuk bangkit. Bibir keduanya sering sekali meringis. Mungkin pukulan dari Mama telah meremukkan tulang-tulang mereka.

Kini mereka berjalan ke arah depan– di tempat ruang keluarga.

Saat tubuh mereka telah menghilang di balik pintu, aku dan Mama saling berpandangan lalu tersenyum. Senyum kemenangan dan kepuasan.

"Harusnya tadi kita grebek mereka bareng warga, Ma. Biar mereka diarak," ucapku dengan nada lirih.

"Biarlah. Yang terpenting Mama sudah melampiaskan kekesalan Mama. Sekarang akan Mama buat tiga benalu itu keluar dari rumah ini," ucap Mama dengan geram.

"Gimana caranya, Ma?"

Mama membisikkan serangkai rencananya di telingaku.

"Mama yakin?" ucapku dengan sedikit ragu.

"Udah, tenang saja. Ikuti saja rencana Mama. Kali ini akan berhasil. Mama jauh lebih banyak merasakan pahit, asin dan manis nya hidup ini.percayalah ...," jawab Mama. Aku mengangguk.

"Kita ke depan sekarang," lanjut Mama lagi.

Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status