Share

Bab 37. Kamar Rahasia

Warna merah jambu melingkupi diri ini. Inginku dan niat dia sudah menyatu, bersama untuk selamanya.

Kalau perempuan lain akan sibuk mengusahakan restu orang tua, sedangkan aku mau kemana? Hanya Mbak Rahmi dan Mahardika yang aku punya.

Bagaimanapun, aku tetap harus menemui bapak ibu, walaupun di gundukan tanah makam mereka berdua. Menyampaikan kisah gembiraku dan berbagi bahagia. Di sinilah aku, ditemani Langit yang memanyungiku dengan payung hitam.

"Bapak ... Ibuk ..., Lintang kangen. Lintang ingin cerita tentang kebahagiaan ini. Lintang ...."

Aku tidak sanggup mengatakan apapun. Lidahku kelu dan air mata ini sudah membasahi pipi. Kerinduanku kepada mereka sangat, sangat sampai dada ini sesak karena memendamnya. Yang kubisa hanya memeluk batu nisan yang berdampingan ini.

"Lintang .... Jangan menangis. Ayah dan Ibu pasti tidak menginginkan kau bersedih," ucap Langit mengusap bahuku.

"Harusnya, mereka mendampingi aku," ucapku kemudian tergugu kembali.

Langit hanya diam menungguku m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status