Shakira mendorong Axel dari dekapannya dan menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya.“Ada apa, Axel? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba kau mengucapkan itu?” cecar Shakira tercekat tak percaya.Melihat Axel hanya terdiam membisu, Shakira mengangguk paham, “Apa ini karena aku telah melarikan diri bersama Aksa waktu itu? Jadi kau tak percaya ....”“Shakira ....” sela Axel yang kini bersimpuh di kaki Shakira dan memeluk lututnya.“Dosa Othman terlalu besar untuk diampuni. Kakek telah menghancurkan hidupmu begini rupa. Aku terlalu malu untuk menatapmu sekarang. Tak ada lagi yang bisa kubanggakan dan kupersembahkan untukmu, Shaki. Aku bahkan yang hanya memiliki sedikit perasan kepadamu tanpa sadar hanya diperalat untuk mengikatmu secara paksa.Aku tak pernah menyangka segala dukungan buatku dari Kakek, itu semua karena kupikir Kakek yang benar-benar menyayangiku dan iba melihatku yang selalu jadi bayang-bayang Aksa. Tapi nyatanya, semua demi tujuannya sendiri. Demi ing
“Aku hanya takut, aku tak pantas untukmu, Shakira. Karena aku bukanlah siapa-siapa lagi ....”Kata-kata putus asa Axel masih terus terngiang-ngiang di telinga Shakira bahkan setelah ia terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Axel yang masih terlelap dalam pelukannya.Shakira meraba wajah tampan di hadapannya dengan perasaan haru, lalu dengan berkaca-kaca ia mengecup kelopak mata Axel yang masih terpejam, hidung mancung dan bibirnya dengan lembut. Dengan tatapan puas, Shakira menatap wajah suaminya yang terlihat polos dan tampan.Namun kesenangannya harus dikejutkan gerakan Axel yang tiba-tiba menimpanya dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang Shakira yang spontan membuat Shakira memekik kegelian.“Dasar Nakal, kau selalu mengejutkan aku, Axel,” tegur Shakira mencubit pipi Axel dan membuat laki-laki itu menggumam dan makin gencar mencumbu Shakira yang membuat Shakira makin terkekeh kegelian. Mau tak mau hal itu membuat Axel benar-benar bangun.“Mana morning kissnya?” gumam Axel kem
“Kau tahu, apa pun yang kita rencanakan dan bagaimana pun kita berusaha, jika Tuhan telah menggariskan sebuah takdir semua tak akan bisa ditentang,” ujar Aksa kala itu.Axel tersenyum tipis mendengarnya walau tetap tak melepaskan pandangannya pada Shakira yang sedang tertawa senang bercanda ria dengan si kembar dan Ibunya di sebuah kasur lantai.Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam saat melihat Shakira yang dengan luwesnya meraih Angelo yang mulai merengek. Dan berkat godaan Shakira, bayi mungil itu kembali terbahak-bahak menggantikan rengeknya.“Ya. Aku hanya berpikir, bahwa aku akan berusaha semampuku agar semua yang aku cita-citakan dapat kuraih. Termasuk memiliki hatinya.” Axel tetap menatap Shakira dengan senyum mengembang.Ucapan Axel sukses membuat Aksa mengalihkan pandangannya dari Shakira kepada Axel.“Aku tahu ke mana arah pembicaraanmu, Aksa. Walaupun para Kakek ingin mencatat nama kalian dalam ikatan jodoh. Tapi Tuhan menakdirkan Shakira terikat padaku. Begitu, ‘kan?
Pesta itu di gelar di sebuah aula hotel bintang lima yang berada dalam naungan bisnis Othman Group yang telah Axel akuisisi.Saat itu Shakira dan Axel memakai baju pernikahan mereka kembali, seolah mengenang kembali pernikahan mereka dan mendandani si kembar seperti malaikat-malaikat kecil yang lucu dan cantik. Sungguh memperlihatkan keluarga yang sempurna. Beberapa tamu melontarkan pujian sekaligus iri dengan kemesraan mereka dengan tiada henti-hentinya. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan ramai. Axel dan Shakira terlihat semakin bahagia tatkala sampai acara puncak itu yang diisi oleh potongan-potongan foto Axel dan Shakira dengan berbagai pose atau adegan yang tanpa sengaja terekam kamera CCTV dengan pose lucu, tertawa atau pun sedih. Juga foto-foto di kembar yang sangat menggemaskan yang terpampang di layar utama.“Ya. Inilah keluarga kecil saya. Istri saya, Shakira yang tercinta juga anak-anak saya, Angelo dan Angela serta Ibu mertua saya, Mama Natarina, serta Kakak saya, Aks
Seharian ini Axel dibuat pusing oleh tingkah Shakira yang semakin lama semakin suka uring-uringan tak jelas. Namun ada kalanya Shakira terlihat sangat ceria saat bersama si kembar. Apalagi si kembar kini sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. “Bagus! Anak-anak Mama sudah mulai bisa berjalan! Sini Mama cium dulu, anak tampan dan cantik Mama!” puji Shakira dengan antusias memangku kedua buah hatinya dan menciumi mereka bergiliran dan membuat keduanya tergelak-gelak kegelian. Akan tetapi suasana yang ceria itu seketika suram saat Axel mendekati mereka. Dengan wajah masam, Shakira mencoba menjauh darinya. Namun, tangan Axel dengan cepat menangkap Shakira dengan merangkulnya dari belakang. Mau tak mau kedua anaknya pun ikut dalam kungkungannya. “Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jauh-jauh dariku,” desis Shakira menahan marah, namun beda halnya dengan si kembar yang tergelak-gelak karena mendapat pelukan dari Papa mereka. “Sayang, aku minta maaf jika ada salahku, tetapi kumohon jan
Shakira menyemprotkan parfum kesukaannya ke lehernya yang jenjang dan terbuka. Dengan puas ia menatap dirinya di cermin yang menyatu dengan lemari kayu mewah berukir indah di sudut kamarnya. Gadis cantik itu menatap pantulan diri yang menampilkan bayangannya yang terlihat seksi, elegan dan cantik memikat.Dengan gaun bersiluet duyung yang menampilkan lekuk indah tubuhnya, gaun pesta merah marun itu sangat pas membalut kulit putihnya. Walau dengan potongan dada rendah ia terlihat tak nyaman, apalagi saat ia memiringkan tubuhnya ia melihat punggung putihnya terpapar dengan berani dan menantang.Ia meraba tengkuknya yang tak tertutup rambut indahnya, kini sudah tergelung rapi di puncak kepala dengan hiasan rambut berbentuk bunga. Shakira menggigit bibirnya dengan gelisah."Wah wah wah...''Shaki menoleh ke arah sumber suara yang tiba – tiba muncul di kamarnya. Ia sangat terkejut melihat Axel sedang duduk di sofa di pojok ruangan itu."Sejak
Sore itu seperti biasa Shakira sudah menyelesaikan semua tugas kampus, ia bergegas menemui ibunya yang sedang sibuk di dapur."Hei Shaki, apa yang kamu lakukan nak?! Sudah biar mama saja. Kerjakan saja tugasmu.'' Tegur ibu Shakira yang melihat putri semata wayangnya itu meraih rendaman baju kotor yang siap di cuci."Shaki udah selesai semua ma. Mama yang harusnya istirahat, mama udah seharian ini kerja, Shaki nggak mau mama nanti sakit.'' Jawab Shakira dengan segera menggandeng tangan ibunya dan membawanya ke ruang tengah sekaligus ruang tamu rumah kecil itu. Natarina menepuk pipi putrinya dengan sayang, wanita itu menuruti perintah Shakira dengan senyum mengembang."Duuuhh iya iya... Galak amat sih putri mama satu ini hahaha...'' Keluh wanita setengah baya yang masih terlihat cantik itu menerima tangan Shakira yang membimbingnya masuk rumah."Biarin, daripada mama sakitnya kambuh lagi, Shaki nggak mau. Lagian ini juga mama masih terima loundry lagi sih?!
Gadis itu meninggalkan warung makan dan segera berlari pulang dengan jalan memutar, ia tak mau mengambil resiko ia akan di culik diam – diam saat ia melewati lahan kosong parkiran. Sambil membawa beberapa camilan ia mengetuk pintu dan mengucap salam sebelum masuk."Sayaaaang, kemana saja kamu nak?! Kenapa lama sekali baru pulang?!'' Tegur ibunya menyongsong Shakira dengan wajah panik."Aaahh maaf ma, tadi keenakan ngobrol di pasar malam hehe... Ini, Shaki bawa camilan nih buat mama. Tadi dapat bonus lumayan dari Bu Rosa dan tante Diana. Mereka baik – baik ya ma. Yuk makan.'' Jawab Shakira sedikit berbohong untuk menghilangkan kepanikan ibunya."Heeemm ya sudah kalau begitu. Mama kan deg – degan Shaki kenapa - napa, mana tadi nggak bawa hape kan?''"Oh iya, ya kirain Shaki kan cuma sebentar ini.''Shakira membuka roti bakar coklat keju yang masih menguarkan asap panas dan wewangian makanan itu."Heeemm enaknyaaa...'' Natarin