Verrel melihat seorang gadis berjalan cepat keluar dari sebuah minimarket dengan menenteng paperbag di tangannya. Ia tidak asing dengan wanita itu meskipun matanya tertutupi kaca mata hitam.
Siapa lagi kalau bukan Angela, ia masuk ke dalam mobilnya. Segera Verrel membuntutinya dari belakang. Ia tidak ingin kehilangan jejak lagi,
'Kemana wanita itu?' batin Verrel.
Angela tidak tahu jika Verrel membuntutinya. Setelah melewati beberapa hari untuk menyembuhkan dirinya, akhirnya ia bisa menghirup udara segar dunia luar. Karena setelah di pikir-pikir buat apa mengurung diri terus-menerus. Angela tidak ingin menjadi wanita pengecut.
Sudah saatnya ia bangkit dari keterpurukan dan memulai lembaran baru. Meskipun sekarang ia belum sepenuhnya menjabat status janda. Tetapi persiapan mental lebih baik daripada merenungi nasib.
Angela sudah mempersiapkan diri untuk meneruskan kembali bisnis mamanya. Banyak hal yang harus di lakukan tanpa harus
"Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi di antara kalian? Dan kenapa perutmu sudah rata, apa kau sudah melahirkan? Kenapa tidak menceritakannya pada mama," tanya Yanti beruntun."Sebentar, Ma. Angel akan jawab satu persatu. Mama cepat sekali pulang?" tanya Angela.Yanti mengambil nafas berat. "Mengetahuimu berada dalam masalah, apalagi menangis di telepon. Membuat mama resah dan segera mengambil pemberangkatan pesawat paling cepat. Tentu saja mamamu ini tidak bisa duduk bersantai atau tidur dengan nyenyak mendengar anaknya berada dalam masalah," terang Yanti."Maaf, Ma. Jika Angela sebelumnya tidak pernah berterus terang dengan mama. Sebenarnya Angela keguguran dan Verrel akan menceraikan Angel," kata Angela. Ia berusaha memberanikan diri dengan menceritakan semua kronologinya. Sampai-sampai di tuduh selingkuh dengan Mark.Mendengar semua penjelasan dari putrinya, Yanti turut bersedih. Ia tidak menyangka Verrel bisa begitu emosional. "Lalu apa
Seorang wanita seksi tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Verrel. Dia adalah Meisya seorang teman kolega yang akhir-akhir ini selalu datang menemui Verrel."Maaf, seharusnya ketuk pintu dulu sebelum masuk," tegur Verrel."Apa perlu, untuk teman lama yang saling mengenal. Dulu ketika kuliah di luar negeri aku selalu memperhatikanmu," kata Meisya."Ada perlu apa? Bukankah kemarin sudah selesai membahas rencana kerjasama kita," ucap Verrel yang masih sibuk mengetikkan sesuatu di laptopnya."Terus terang, aku ada urusan pribadi menemuimu." Meisya dengan kurang ajar memeluk Verrel dari belakang. Menempelkan dadanya yang padat berisi di punggung kekar Verrel."Ayolah, berhenti dulu kerjanya. Perhatikan aku," kata Meisya manja. Ia mengecup pipi Verrel tiba-tiba."Jaga tingkahmu, ini kantor," peringat Verrel."Oh, ya. Bagaimana kalau ini." Tangan Meisya tiba-tiba meremas bagian bawah Verrel."Aargh!" erang Verrel."Aku tahu ka
Pria tampan tengah duduk di bagian depan. Matanya tidak lepas memandangi satu persatu rancangan busana yang di lombakan hari ini. Ia adalah tamu eksekutif dari ajang kompetisi desain baju kebudayaan jepang paling bergengsi tahun ini. Karena pria itu merupakan salah satu donatur terbesar.Satu persatu peserta telah maju ke depan menunjukkan karya rancangannya bersama dengan model terbaiknya. Berbeda dengan Angela, ia memakai hasil rancangannya sendiri. Berlenggak-lenggok di cat walk membuat para pengunjung teepesona. Terutama seorang pria yang tengah duduk di VVIP.Matanya tidak lepas memandangi pergerakan Angela. Meskipun wanita itu tidak tahu ada seseorang yang tengah mengamati gerak-geriknya. Puncak acara mendebarkan pada bagian pengumuman hasil akhirnya.Dalam hati Angela tidak berharap banyak jika dia menang, karena banyak peserta lainnya yang karyanya bagus. Saat pembawa acaranya mengumumkan di podium, pemenang ketiga dan kedua, Angela semakin bertamb
'Sebenarnya ini kesempatan emas tapi entah kenapa feelingku tidak enak hari ini,' batin Angela sambil berbicara memakai highheelsnya. Ia menyapu pipinya dengan make up tipis dan memoles bibirnya dengan warna senada bibirnya agar terlihat segar.Mobilnya meluncur ke perusahaan yang di maksud agensi lomba kemarin. Hadiah utamanya ia terikat kerja dengan perusahaan Glory yang menaungi para desainer. Hati Angela merasa was-was karena baru pertama kali ke perusahaan Glory. Kabarnya perusahaan itu memiliki cabang di Indonesia. Pemimpinnya juga seorang lelaki muda yang tampan.Langkah Angela terhenti saat berdiri melihat gedung pencakar langit yang menjulang ke atas. Megah tapi tidak meninggalkan aksen budaya Jepangnya. Kaki Angela melangkah masuk ke dalam, ia tampak asing ketika berjalan melewati lobi. Banyak karyawan yang memandanginya dengan tatapan asing. Ya saat ini ia seperti alien yang baru turun dari pesawat piring terbang mendarat di bumi.Angela menanyakan pa
"Kau tidak akan bisa lari lagi," kata Verrel. Ia mendesak Angela hingga ke dinding. "Apa maumu sebenarnya? Kenapa kau selalu bersikap memaksa," protes Angela. Ia benci di saat Verrel sangat menginginkannya, akan terus memburu seperti mencari buronan. Tapi jika ia bersanding dengannya, maka seenaknya saja Verrel mengabaikannya. Jika ingat itu semua, Angela rasanya sudah muak. “Singkirkan tanganmu ini.” Angela mendorong tubuh Verrel sekali lagi.Verrel seperti seorang yang kehausan, ia membuka kancing blouse Angela, mengeluarkan dua buah benda kenyal milik istrinya yang sudah terlalu lama ia rindukan. Tanpa kompromi ia menyesapnya satu persatu. Angela mengerang, ia merutuki dirinya sendiri kenapa mulutnya mengkhianatinya. Mendengar Angela memberikan reaksinya, Verrel tak tanggung-tanggung menyingkap rok istrinya. Sementara jari-jarinya menyusup ke bagian sensitif yang tersembunyi dalam celana dalam ketat. Lubang itu sangat sempit, menunjukk
Angela melihat dirinya di cermin setelah membersihkan tubuhnya. Air di rambutnya masih menetes di punggungnya. Ia melamun menatap wajahnya di cermin, lagi-lagi dirinya terperangkap dalam jebakan Verrel. Lelaki itu begitu kuat mengikatnya, kemanapun ia pergi sepertinya Verrel selalu menjadi bayangannya.Tak bisa di pungkiri tubuhnya merindukan sentuhan itu, tetapi hatinya kuat menolak pesona lelaki itu. Angela merasa terperosok dalam lubang yang sama. Ia sudah bersikeras berjuang mati-matian untuk melupakan pria yang masih menjadi suami sahnya.Kini ia tidak tahu kejutan apa lagi yang akan menyambutnya di hari esok. Hidupnya semula yang stabil kini akan naik turun lagi seperti roller coaster.Suara perutnya yang keroncongan terdengar lirih, membuyarkan lamunannya. Ia memutuskan untuk ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa di makan. Angela baru ingat jika sejak dari kantor tadi ia memang belum makan apa-apa.Terlebih lagi Verrel memperlakukann
Angela tidak habis pikir kenapa akhir-akhir ini Verrel seperti seorang pengganggu. Ia tidak bisa bergerak leluasa dengan adanya Verrel yang selalu memata-matainya.Hari ini ia melakukan pemotretan dengan Ryugi. Sebelumnya ia sudah pernah bertemu dengan pria itu untuk pertama kalinya. Tapi ia tidak tahu jika Ryugi adalah fotografer handal. Ia sengaja mencari tahu tentang Ryugi, dan menurut Richi sahabatnya bidikan kamera Ryugi selalu menghasilkan karya terbaik."Hajimemashi tte watashi no na mae wa Angela de s," sapa Angela sembari membungkukkan badannya pada Ryugi sebagai tanda hormat."Namaku Ryugi, aku bisa bahasamu," jawab Ryugi tersenyum."Oh, maaf," kata Angela tersipu malu. Susah payah ia melafalkan bahasa Jepangnya pada Ryugi, ternyata lelaki itu malahan bisa bahasanya."Jadi, kita mulai pemotretannya?" tanya Ryugi."Tentu saja jadi, tapi ... sebelum itu saya mohon maaf tentang kejadian yang dulu. Karena saya sudah tidak sopan m
Bayangan Verrel tiba-tiba muncul di benaknya. Ia merasa aneh hari ini lelaki itu tidak membuntutinya. Tapi baguslah, ia dapat membuat rancangan desainnya yang baru tanpa gangguan dari Verrel.Angela mulai menggoreskan pensilnya untuk membuat sketsa pakaian menurut imajinasinya. Saking terhanyutnya dalam menggambar rancangannya, ia tidak menghiraukan jika ada seorang pria yang sudah berdiri memperhatikannya, menunggu pekerjaannya selesai. Verrel melarang karyawan lainnya untuk memberitahukan kedatangannya. Verrel memilih menunggu Angela menyelesaikan pekerjaannya.Tanpa di minta Verrel duduk bersandar di sofa, ia memandangi Angela tanpa berkedip. Sadar ada sepasang mata tengah memandanginya, Angela melirik ke arah samping."Sudah selesai pekerjaanmu?" tanya Verrel.Jantung Angela serasa copot seperti melihat sosok hantu. Verrel menatap tajam ke arah Angela. Tatapan itu seperti busur panah yang ia lesatkan siap menembus hati Angela. Tatapan ding