Nova sungguh mengagumi Yasmin.Yasmin dapat melakukan apa pun demi menyiksa Nova.Nova tahu dirinya akan dikatai menentang Yasmin jika tidak pergi malam ini.Nova menahan kejengkelan dalam hati, lalu mengangguk sambil tersenyum. "Oke, aku datang."Seketika, Yasmin tersenyum."Bu Nova baik sekali."Cindy yang berdiri di samping merasa jijik.Setelah Yasmin pergi, Cindy berbisik di telinga Nova."Pak Brian benar-benar buta sampai menyukai wanita seperti itu!"Nova tersenyum. Ya, dia juga tidak mengerti.Ada beragam jenis wanita di sisi Brian.Ada yang polos, centil, cantik dan anggun.Wanita apa pun juga ada.Mengapa Brian bisa menyukai Yasmin?Bukannya Nova menghina Yasmin.Selain kecantikan, Yasmin tidak memiliki keunggulan lain.Namun, Brian menyukai Yasmin.Apa boleh buat?"Selera setiap orang berbeda."Cindy menggelengkan kepala.Semua orang naik mobil menuju Restoran Yamaho.Yasmin langsung menyebutkan nama Brian pada staf resepsionis.Semua orang kembali bersorak.Nova berjalan di
Yasmin berjalan ke arah Nova membawa dua gelas bir.Nova melirik gelas bir di tangan Yasmin.Nova tahu apa yang akan terjadi berikutnya.Seketika, Nova sakit kepala.Benar saja, Yasmin menyodorkan segelas bir pada Nova."Bu Nova, maaf telah menunda pekerjaanmu karena masalah pribadiku. Mungkin juga ada kesalahpahaman karena aku. Aku minta maaf padamu."Nova melirik gelas itu, lalu bertatapan dengan Yasmin."Nggak perlu minta maaf, pasti ada cekcok dalam urusan kerja, yang penting bisa dikomunikasikan dengan baik. Maaf nggak bisa minum bir, aku nggak enak badan belakangan ini."Nova tidak mengambil gelas bir tersebut.Kemudian, Nova lanjut berjalan ke luar.Yasmin langsung menghalangi Nova."Bu Nova nggak mau maafkan aku? Kalau nggak, kenapa Bu Nova nggak mau minum bir denganku?"Nova tersenyum. "Nona Yasmin, sudah kubilang kita hanya cekcok dalam urusan kerja. Nggak ada yang perlu dimaafkan. Apalagi aku benar-benar nggak enak badan."Namun, Yasmin mengotot. "Nggak banyak kok. Dengar-de
Yasmin tetap berlagak kasihan."Aku nggak punya maksud lain, Bu Nova, jangan marah.""Nona Yasmin berpikir terlalu banyak."Setelah itu, Nova langsung meninggalkan ruangan.Tepat saat pintu tertutup, Nova melihat Brian mengambil selembar tisu untuk Yasmin.Yasmin tidak mengambil tisu.Jadi, Brian dengan tidak berdaya mengelap air mata Yasmin."Sudah besar, kenapa masih suka menangis?""Aku juga nggak ingin.""Jelek sekali."Meski demikian, senyuman tetap tersungging di wajah Brian.Nova memegang gagang pintu dengan erat hingga buku jarinya memutih.Kemarin, Brian berkata dengan kejam pada Nova.Tidak ada gunanya untuk menangis.Jangan berharap dia akan berbelaskasihan.Nova menduga hati Brian terbuat dari batu.Selama bertahun-tahun ini, Brian sangat kejam pada Nova.Brian tidak akan berbelaskasihan karena air mata Nova.Brian tidak akan berkompromi karena permohonan Nova.Sementara itu, Brian sangat berbeda di depan Yasmin.Nova adalah orang luar di mata Brian.Meski sudah tahu dari a
Nova menggantung tas di rak, lalu ganti sepatu."Jalan-jalan ke pasar malam.""Dengan siapa?"Nova tertegun, lalu berterus terang.Dari gerak-geriknya, Brian pasti sudah tahu."Aku sendiri, tapi ketemu Pak Alex setelah itu. Jadi, dia mengantarku pulang."Brian duduk di sofa sembari menatap Nova."Kebetulan?""Ya, kebetulan.""Kebetulan sekali."Brian menyeringai sinis dan menepuk tempat di sebelah."Sini, ceritakan bagaimana kalian bisa bertemu secara kebetulan."Tubuh Nova menegang.Brian jelas sedang marah.Nova tersenyum getir seraya menjelaskan."Aku lagi tunggu mobil di pinggir jalan, dia kebetulan lewat dan antar aku pulang. Pak Brian, aku nggak secantik itu sampai bisa menyuruh semua orang datang untukku."Wajah Brian sangat masam.Brian menyeringai sinis. "Bu Nova, ingat apa yang kukatakan sebelumnya, jangan macam-macam dengan pria lain. Kalau sampai jadi kotor, kamu nggak sepadan lagi dengan harga sekarang."Hati Nova terasa sakit, tetapi tidak ditunjukkan sama sekali di depan
Brian sangat mengenal tubuh Nova.Sesaat kemudian, Nova menjadi lemas karena ciuman itu.Nova tanpa sadar membuka mulut untuk menerima Brian.Dalam kegelapan, mereka menempel pada satu sama lain bagaikan pasangan kekasih yang intim.Brian lebih lepas kendali daripada tadi malam.Itu seperti hukuman dan pelampiasan, sama sekali tidak berbelaskasihan.Brian sangat mendominasi dan tegas dalam melakukan hubungan intim.Malam ini, Brian memegang pinggang Nova dan memaksa Nova duduk di atasnya.Brian meraba pinggang Nova selama sesaat, lalu duduk dan mencium telinga Nova.Nova tanpa sadar memeluk Brian erat-erat.Tepat saat itu, ponsel Nova berdering.Nova sudah kehilangan setengah kesadaran. Brian mengambil ponsel Nova dan menjawab telepon.Terdengar suara Alex."Nova, ada waktu nggak besok? Aku punya beberapa dokumen yang butuh bantuanmu."Kesadaran Nova yang hilang karena asmara langsung pulih.Kemudian, wajah Nova menjadi pucat.Namun, Brian dengan jahat memberikan ponsel itu ke tangan N
Nova menyingkirkan pikiran itu, lalu mengelap badan dan kembali ke kamar.Ada bunyi notifikasi dari ponsel Brian.Entah siapa yang mengirim pesan.Brian melirik ponselnya dengan jengkel.Kemudian, Brian menelepon."Kamu antar dia pulang saja."Stephen berkata di telepon, "Brian, Yasmin mabuk dan terus sebut namamu. Katanya kamu sudah nggak suka dia lagi. Apa kalian bertengkar?"Brian menyalakan sebatang rokok dan mengisap rokok."Nggak."Yasmin manja dan sombong, sering bertindak dengan semena-mena.Yasmin suka dirayu oleh Brian sehingga selalu mengambek dengan sengaja.Seperti pada hari ini.Yasmin enggan membiarkan Brian pulang.Namun, Brian tetap pulang."Kalau begitu, cepat ke sini dan antar dia pulang."Brian mengernyit. "Kalau kamu nggak mau antar dia pulang, telepon keluarganya atau suruh sopirnya jemput."Stephen berteriak, "Brian, kamu sedang sibuk apa? Kenapa kamu nggak peduli dengan Yasmin?"Setelah tertegun sejenak, Stephen meneruskan, "Jangan-jangan kamu sedang bersama Nov
Oleh karena itu, Brian tidak lagi melarang Nova.Terserah Nova.Selama Nova tidak mengotori dirinya dalam masa berlaku kontrak, Brian sama sekali tidak peduli.Brian memegang sebatang rokok, tetapi tidak dinyalakan. Ekspresi Brian tidak terbaca. Brian mengabaikan Stephen, bahkan tidak menghiraukan Yasmin.Semua orang di ruangan saling bertatapan.Mereka tahu bahwa Brian dan Yasmin sedang bertengkar.Yasmin benar-benar sedih kali ini. Yasmin beranjak dari kursinya dan berjalan ke luar.Stephen buru-buru menarik Yasmin, lalu membawa Yasmin ke arah Brian.Yasmin merasa sangat sedih."Kamu marah karena aku paksa dia minum bir?"Brian bertatapan dengan Yasmin. "Kamu tahu aku mungkin marah, jangan lakukan itu lagi."Yasmin berkata dengan cemberut, "Aku nggak punya maksud lain. Aku hanya ingin minta maaf karena aku menunda pekerjaan.""Ya," jawab Brian. Brian tidak mungkin marah pada Yasmin demi Nova.Brian berpesan, "Sudah malam, aku suruh orang antar kamu pulang. Nggak baik kalau gadis pula
Nova terkejut setelah mendengar kata-kata dari Nabila.Dia tertawa lalu berkata, "Mana mungkin?"Siapa pun yang pernah melihat Brian dan Yasmin bersama mungkin tidak akan bisa mengatakan ini.Satu-satunya orang di dunia yang mungkin enggan berpisah dengannya adalah Yasmin.Sikap lembut dari Brian selalu ditujukan pada Yasmin."Kenapa nggak mungkin?"Nabila masih bersikeras.Nova tidak banyak bicara dan langsung mengubah topik pembicaraan."Kita sudah lama nggak makan malam bersama. Kamu mau makan apa? Aku akan mentraktirmu."Benar saja, ketika menyebutkan makanan, topik Nabila langsung berubah."Biarkan aku berpikir sejenak."Nabila akhirnya memilih restoran terkenal di internet.Keduanya memasuki restoran sambil mengobrol dan tertawa, tapi tak disangka, mereka bertemu Stephen di sini.Stephen ditemani oleh seorang gadis.Melihat Nova masuk, matanya sedikit berkedip.Nova mengabaikan Stephen, membawa Nabila ke restoran dan menjauh dari Stephen.Setelah keduanya duduk, Nabila pergi ke k