Aku sungguh masih sangat ragu dengan kebenaran isi surat ini, bisa saja kan, orang yang menulis ini sekedar berbohong dan ingin menitipkan anak itu padaku saja. Namun aku juga tak boleh terlalu abai, jika benar apa yang telah tertulis, maka aku harus segera menebus kesalahan kepadanya, meski mungkin sebenarnya Mamaku tak pernah tahu jika Papa punya istri yang lainnya.Kembali kulipat kertas itu dan kumasukkan kedalam amplop. Atau besok langsung saja ku bawa bayi itu untuk menjalani test DNA, namun biarlah malam ini aku mengistirahatkan dulu badan dan pikiranku, agar esok aku bisa beraktivitas kembali.***********************************Tok tok tok"Bu Dita sudah bangun belum?"Terdengar ketukan dan suara Linda dibalik pintu, saat aku selesai melaksanakan shalat subuh."Sudah, Lin. Masuk saja, nggak kukunci kok!" Teriakku.Pintu dibuka
Pov Mirna( ibunya Raisa)"Ya ampun Sa, kenapa bisa sampai seperti ini sih?! Malu ibu ini! Malu sama tetangga!""Apaan sih, Bu!"Sungguh aku benar-benar tak menyangka, bila, akhirnya nasib membawaku ke sini, membawaku menjadii salah satu penghuni hotel prodeo ini. Yang lebih memalukan lagi, anakku juga kini berada di sini, bersamaku dan menantuku, si Chaandra, malah dua kali ini merasakan tidur di balik jeruji besi ini."Ibu ini malu, masak nih ya, dulu baru sebeentar punya mantu yang katanya kaya tuujuh turunan, eh malah pas hari pernikahan di tangkap polisi karena kasus perampokan! Dan kini kita baru beberapa hari bisa beli mobil dan punya banyak uang, eh malah satu keluarga masuk penjara! Mau di taruh di mana lagi mukaku ini Sa?! Ampun deh hidup kok gini-gini amat sih!""Ya sudahlah, Bu. Mau gimana lagi, semua kan sudah terjadi, malu tuh di dengar mereka dan juga pak polisi itu!" ucap Ra
Pov Pak Widodo ( Bapaknya Chandra)"Selamat pagi, Pak. Kami dari pihak kepolisian ingin mengabarkan bahwasaudara Wisnu Chandra pukul tiga dini hari tadi, meninggal dunia karena penyakit yang di deritanya pak."Seakan runtuh dunia ini, saat aku mendengar berita kematian anakku satu-satunya itu. Meski dia sangat jahat tapi sungguh aku tak ingin dia meninggal secepat ini, apalagi saat dia masih belum bertaubat kepada Allah.Berkali-kali ku nasehati, agar dia sadar, namun masih juga dia terus melakukan banyak kesalahan berikutnya. Dan ini jadi yang kedua kalinya dia masuk penjara.Selain perasaan sedih, kini aku juga merasa bingung. Apakah berita kematian Chandra ini harus kusampaikan kepada istriku-Sari-atau tidak?.Jika ku katakan, aku takut dia akan menjadi depresi, mengingat dia sangat sayang sekali kepada anaknya itu. Seperti kemarin, saat Chandra sudah ketahuan bersalah dan banyak
Pov Author (Kematian Chandra)Setelah di tangkap polisi karena penyekapan dan pembakaran cafe milik Dita. Chandra sungguh sangat shock, apalagi badannya kini lebam-lebam dan terasa sakit semua, jika saja polisi tadi terlambat sedikit saja, mungkin para warga desa yang tengah emosi itu, pasti telah membakar Chandra dan ke enam anak buahnya.Dia sungguh sangat menyesali tindakannya kali ini yang nekat sekali sampai menyekap Dita, sesunguhnya, itu semua dilakukan karena dia pun sangat berambisi untuk bisa menaklukan Dita lagi. Dia juga menyesal karena tak mendengarkan apa kata istrinya untuk nenjauhi Dita, berarti memang feeling seorang istri itu tak pernah salah.Jika dia sudah di tangkap seperti ini, maka bisa dipastikan keluarga dan istrinya itu pun pasti tertangkap juga. Namun sesal kini juga tak ada guna, karena semua sudah terjadi. Chandra kini hanya bisa pasrah, dia akan menerima apapun yang
Raisa, Dita dan Linda (Pov Author)Setelah mendengar berita kematian Chandra, Raisa sebenarnya menjadi sedikit shock, namun dia mencoba menutupi hal itu dari sang Ibu. Karena dia tak ingin ibunya yang kini dalam keadaan hamil itu, menjadi semakin terpuruk jika tau Raisa shock. Raisa tau jika kematian Chandra di sebabkan karena penyakit yang sama dengannya, dan kapan saja penyakit itupun dapat merenggut nyawanya juga.Meski diliputi kecemasan, entah mengapa sama seperti Chandra, dia masih belum ingin bertaubat kepada Allah. Justru hatinya malah semakin dendam pada Dita. Padahal jika mau merutut ke awal sebenarnya dia sendirilah yang salah, dan ini merupakan teguran dari Allah, agar dia mau kembali ke jalannya, atau bahkan mungkin ini sebuah karma atas semua yang dia lakukan dahulu. Memang hidayah Allah tak bisa di tebak kapan menyambangi umatNya, namun ketika nafas masihlah ada, semoga hidayah itu nenemuinya."Sa, Ibu pingi
Raisa Kini Telah Kembali (Pov Author)Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh Raisa, karena pagi ini, orang suruhan Bos nya itu, akan membebaskan Raisa dengan uang jaminan yang tentunya berjumlah ratusan juta itu. Dengan sebuah perjanjian Raisa akan melakukan sebuah pekerjaan untuk orang yang di panggilnya Bos itu."Bu, hari ini aku keluar dulu ya. Ibu yang tenang di sini. Tak sampai satu bulan aku akan menjemput Ibu juga. Aku akan bekerja dan mengumpulkan uang, untuk membebaskan Ibu dari kurungan ini," ucap Raisa pada Bu Mirna."Memangnya kamu mau kerja apa Sa? Hingga dalam satu bulan bisa mendapatkan uang banyak untuk mengeluarkan aku dari sini?" jawab Bu Mirna lemah."Ada deh, Bu. Pokoknya Ibu yang tenang di sini, nggak usah mikir macam-macam. Di buat enjoy saja. Satu bulan itu nggak lama kok Bu. Nanti kita akan berkumpul di rumah lagi, bersama dengan dede
Pov Author (Raisa Hamil Lagi)Seminggu setelah keluar dari dalam penjara, dan menyelesaikan empat misi pengiriman barang itu, Raisa berniat ingin mengunjungi Ibunya di rutan pagi itu.Uang seratus juta sudah dalam genggamannya, tinggal melakukan misi tambahan dan minggu depannya, sudah pasti dia bisa menjemput Ibunya di sana, dan bisa berkumpul kembali di rumah.Setelah mandi, dia merasakan perutnya sangat mual, dan ingin muntah saja. Dia curiga kalau dia tengah hamil, karena dia tak pernah mendapatkan haid sama sekali, sedangkan terakhir kali melakukan hubungan badan dengan Om Ferry-pelanggannya-dia tak memakai pengaman, dan seperti biasa di keluarkan di dalam.Namun Raisa juga ragu, karena sebelum main dengan Om Ferry pun, dia melakukan hubungan dengan pelanggan lainnya pun tanpa pengaman. Jadi dari pada harus terus penasaran, maka Raisa pun akan segera berangkat ke apotek untuk membeli alat pengetes kehamilan itu.
Aku Tak Mau Di Sini (pov Bu Mirna)Setelah Raisa keluar dari sini, aku mulai bingung, dan seperti orang linglung. Aku tak pernah punya teman di sini, hanya Raisa saja yang selama ini menjadi temanku. Yang ada juga musuhku bertebaran di mana-mana, bahkan dua pegawaiku dulu, kini juga jadi rivalku, memang dasar merek itu tak tahu diri.Jujur aku sebenarnya tak ingin di sini, apalagi di tinggal sendirian oleh Raisa. Tetapi tak mungkin aku mencegah putri tunggalku itu untuk mendapatkan kebebasannya. Biarlah dia yang lebih muda yang bebas duluan, sementara aku di siji akan selalu menunggu saat-saat anakku itu menjemputku."Nah gitu dong, pokoknya Ibu harus semangat dan yakin , aku akan secepatnya membebaskan Ibu dari sini. Ingat jangan buat masalah lagi dengan para napi yang lain, saat ini Ibu itu sedang hamil. Ingat itu!"