Share

42 Bahagia Itu Pilihan

Aku menarik napas panjang.

"Temani aku bertemu Bang Bian, Nah. Dia lagi di kota ini," lanjutku.

Aminah tersenyum hambar. Gurat kecewa tak bisa ia sembunyikan.

"Aku tak akan sekecewa ini bila kamu menolak tawaranku, In. Namun aku tak menduga kalau kamu masih mengharapkan mantanmu. Aku kira kamu sudah ikhlas melepas dia berbahagia dengan wanita itu."

Aminah membuang muka, tak sudi menatap wajahku lagi. Aku berjalan dan berdiri di hadapannya, membingkai wajah yang jarang putus dari wudhu itu.

"Hey, siapa yang sering mengajarkanku agar tidak berprasangka buruk? Aku tidak bilang kalau ingin kembali dengan mantan suamiku loh."

Aminah menggenggam kedua tanganku seraya tersenyum.

"Lalu apa maksudmu ingin menemuinya dan sampai mengajakku?" cecarnya.

"Aku ingin bertemu untuk terakhir kalinya. Murni untuk minta maaf saja, sekalian mengabarkan kalau aku akan menikah dengan lelaki pilihan sahabatku," balasku tersenyum lebar.

"Alhamdulillah ya, Allah. Kamu beneran mau jadi temanku bahu-membah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status