Share

BAB 31 A

PAPA MUDA 31 A

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Kepergian seseorang yang pernah memegang tertinggi dalam hidup dengan alasan konyol terkadang menyisakan luka. Bahkan luka itu bisa membekas kecewa karena segenap usaha untuk menahan hanya sebuah pembicaraan tanpa penyelesaian. Jadi sudah semestinya apabila hati tertutup rapat untuk kesempatan kedua. Meskipun kembali dengan irangan air mata penyesalan, tetap saja tidak mampu mengembalikan waktu yang terlanjur terbuang. Justru mengingatkan lagi akan luka lama yang telah dibasuh susah payah hingga tidak lagi perih.

Alsaki masih menatap isi pesan yang menghiasi ponselnya. Jemarinya seakan kaku dan susah bergerak untuk membalasnya. Serasa masih ada nyeri yang membekas lama belum tuntas.

"Haruskah aku membalas pesan ini? Sementara hari ini masih nyeri. Tapi, aku sudah berjanji pada Dyra akan menghadapi semuanya untuk mengobati segala kesakitan lalu," ucapnya sembari berpikir dengan logika. Ia ingin percaya tidak akan ada sisa jika menghadapi lan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status