'Yang Zhu, apalah arti bunga plum di istana langit yang hanya pohonnya saja yang berdiri kokoh, tapi tak pernah memperlihatkan kuntum-kuntumnya di musim semi. Apalah arti danau Taiyang tanpa hirup pikuk angsa yang berenang menikmati matahari sore dan burung-burung yang berkicau dengan riangnya.Hidup adalah napas yang diberikan sang pecipta semesta pada seseorang untuk menjalani hidup bak sebuah hukuman di dunia.Adapun hukuman terberat bagi manusia ialah hidup tanpa adanya cinta dan kasih sesama ciptaan-Nya.Laksana seekor bangau yang tak dapat terbang karena kedua sayapnya yang patah. Tak sanggup mengepak, apalagi membumbung tinggi, terhempas ke bumi menunggu belas kasih sampai tangan maut merangkulnya.Bunga lotus menanti hujan di musim panas pertengahan tahun di negeri Seberang. Kami memiliki tiga musim yang istinewa, yaitu musim dingin, musim semi dan hujan.Perisai para pengawal terpasang rapat membentuk pormasi dan siap untuk bertempur di perbatasan.Wajah mereka diangkat seti
Malam yang sama di istana iblis. Beberapa orang pria terlihat sedang berjalan cepat menyusuri sebuah lorong yang gelap. Di kanan kiri lorong terlihat tahanan tempat Raja Iblis Xin Yi menyekap musuh.Para tahanan di dalam mengamati dari balik jeruji besi. Orang-orang berpakaian serba hitam itu melintas tanpa ada yang menolehkan kepala sedikit pun.Xue Jia, panglima iblis dari Utara datang atas panggilan dari Ratu Hui-Ying, istri raja iblis.Sang ratu yang sangat mencemaskan suaminya segera mengirim surat ke Utara untuk meminta pertolongan dari Xue Jia, adiknya.Sejak tiga bulan terakhir, Raja Iblis Xin Yi selalu mengamuk. Ratu Yang dan Lu Sicheng telah menikah, Xin Yi sangat murka karena gagal mendapatkan Ratu Dong Taiyang yang merupakan reinkarbasi dari Dewi Quan Hie.Kini Maha Dewa dan istrinya telah bersatu, bencana besar akan segera menimpa alam iblis dan para sukunya.Dalam kemelut tak kunjung usai, Xin Yi melampiaskan kemarahan pada para tahanan.Langkah tiga orang pria dengan ju
Malam itu juga Lu Sicheng beserta rombongan Ratu Seo Yeong segera meninggalkan perbatasan menuju istana Dong Taiyang.Dalam tandu, Ratu Seo Yeong tersenyum puas.Ia berpikir jika mantra syair-nya berhasil mempengaruhi Lu Sicheng. Itu artinya, tidak akan sulit untuk mendapatkan energi negatif dari Pedang Tiga Elemen yang dimiliki oleh Maha Dewa itu.Malam yang dingin, Lu Sicheng terus memacu kudanya meninggalkan perbatasan.Dalam hati ia berpikir, pasti para petinggi istana dan Ratu Yang akan sangat terkejut karena dia membawa Ratu Seo Yeong datang ke istana Dong Taiyang.Namun, Lu Sicheng sudah memikirkan semuanya matang-matang.Ia mencium aura negatif dari tatapan dan cara Ratu Seo Yeong bicara. Wanita itu selalu menggunakan mantra syair-nya untuk mempengaruhi orang.Dia harus berhati-hati pada Ratu Tongjiang itu.Malam nyaris menemukan pagi, Lu Sicheng dan rombongan Ratu Seo Yeong akhirnya tiba di istana.Benar, Perdana Menteri Han dan semua pejabat istana lainnya dibuat terkejut me
Di istana Dong Taiyang rapat sedang berlangsung. Para petinggi istana sedang menunggu keputusan raja setelah mereka menyuarakan pendapat tentang kedatangan Ratu Seo Yeong ke Timur.Lu Sicheng sebagai raja harus tegas, karena ini menyangkut pelanggaran peraturan istana dan kelangsungan Kerajaan Dong Taiyang.Penasehat Baijue dan Perdana Menteri Han sedang menunggu keputusan dari Lu Sicheng.Setelah mendengar semua pendapat para petinggi istana, Lu Sicheng pun mengambil keputusan. Jika mereka harus menerima Ratu Seo Yeong di Timur dan menghapus peraturan yang pernah Raja Yang Jingmi buat. Para petinggi istana dibuat terkejut mendengarnya."Yang Mulia, sebaiknya Anda pikirkan lagi. Musuh tetaplah musuh, bisa saja Ratu Seo Yeong sedang merencanakan konspirasi untuk menyerang Dong Taiyang." Perdana Menteri Han segera angkat bicara.Mengingat sejarah pemberontakan Ratu Seo Yeong dan kerusakan yang dilakukan oleh suaminya, Raja Zhang, dia benar-benar didera kegelisahan jika tetap membiarka
Hari mulai gelap. Lu Sicheng sedang berendam di kolam pemandian raja. Beberapa dayang dan para pelayan berdiri mengelilingi kolam. Mereka sudah bersiap jika sang raja yang tampan dan gagah itu meminta mereka membantu menggosok tubuhnya.Sudah satu bulan Lu Sicheng menjadi raja sejak pelantikan. Namun, tak seperti raja lainnya, pria asal desa Lan Hua itu tak pernah meminta para dayang untuk membantunya mandi apalagi sampai menyentuh tubuhnya.Hal itu membuat Ratu Yang merasa lega. Rupanya, Maha Dewa memang pria yang setia dan menghormati perasaan istrinya. Namun, apakah sebagai seorang raja Lu Sicheng pun tak ingin memelihara selir?Sulit baginya untuk berbagi Lu Sicheng dengan wanita lain. Namun, sejauh ini sang raja hanya mencintainya.Mata Lu Sicheng terangkat ke para pelayan yang sedang mengelilingi kolam pemandian di mana dia sedang berendam dengan tubuh setengah telanjang.Para gadis muda itu menekurkan kepalanya saat melihatnya menatap. Lu Sicheng memalingkan wajah ke lain arah.
Angin bertiup kencang malam itu. Salju mulai berjatuhan hinggapi mantel hitam seorang pria yang sedang mengendap di atas atap istana Dong Taiyang.Iblis Xi-Wang. Ia datang atas perintah rajanya untuk mencari tahu tentang Ratu Seo Yeong. Telinganya yang panjang mampu menangkap suara dari jarak yang jauh.Suara desahan percintaan Lu Sicheng dan Ratu Yang membuatnya sedikit tegang. Sial! Bukan itu yang sedang ia selidiki! Mata Xi-Wang terpejam, dengan bibir yang bergetar mengucapkan mantra.Telinga panjangnya bergerak-gerak menangkap perbincangan seorang wanita dengan seorang pria dari arah paviliun istana.Benar, itu suara Ratu Seo Yeong dan Jenderal Mong Yi yang sedang membicarakan tentang Pedang Suci Tiga Elemen."Aku akan menghubungi Raja Iblis Xin Yi dengan meditasi," ucap Ratu Seo Yeong. Wanita itu bicara di kamarnya dengan Jenderal Mong Yi setelah Jenderal Chou pergi."Baik, Yang Mulia Ratu. Hamba akan mengawasi keadaan di luar kamar Anda." Jenderal Mong Yi bergegas pergi.Iblis X
Pagi yang dingin dengan tiupan angin dari Barat dan butiran salju yang turun rintik-rintik. Terlihat Lu Sicheng keluar dari gerbang istana dengan menunggangi kudanya. Jenderal Chou, Hong Ri dan sepuluh pengawal mengikuti dari arah belakang.Cuaca yang dingin, tapi raja mau pergi berburu?Dari tepi garis jendela Ratu Seo Yeong memandangi Lu Sicheng yang sedang bersiap-siap untuk meninggalkan istana. Ia mendengar dari beberapa pelayan, jika pagi ini Lu Sicheng akan pergi berburu ke hutan Liowang.Ratu Yang melambaikan tangan pada Lu Sicheng sambil berdiri di tepi teras istana. Pernikahan mereka sedang hangat-hangatnya, ia kesulitan melepaskan Lu Sicheng meski hanya untuk pergi berburu."Cepat kembali, Suamiku."Yihua yang berdiri di belakang Ratu Yang mengulum senyumnya melihat sang ratu merajuk sedih."Yang Mulia Raja hanya pergi ke hutan Liowang. Kenapa Anda begitu sedih seolah beliau akan pergi ke medan perang?" cibir Yihua disertai senyuman jahil pada Ratu Yang."Hh, kau tidak akan
Setelah pertempuran singkat dengan Raja Iblis Xin Yi, akhirnya Lu Sicheng memutuskan untuk kembali ke istana Dong Taiyang. Terlebih, ia mendengar bisikan dari Ratu Yang lewat meditasinya.Sedang terjadi masalah di istana, Ratu Yang memintanya untuk segera kembali.Menempuh perjalanan sekitar tiga jam dari hutan Liowang menuju istana Dong Taiyang. Lu Sicheng dan semua rombongan memacu kuda mereka tanpa henti.Hingga sampailah mereka di perbatasan antara hutan Liowang dan Kerajaan Dong Taiyang. Lu Sicheng dikejutkan dengan kemunculan seorang pria yang menghadang perjalanan mereka.Li Cangyi, panglima perang dari Kerajaan Selatan. Ia sengaja menghadang Lu Sicheng di perbatasan. Apa gerangan yang membuat Li Cangyi menghadang perjalanan mereka?"Salam, Yang Mulia Raja Lu. Maaf jika hamba sudah mengganggu perjalanan Anda." Li Cangyi segera memberi salam sambil membungkuk setelah turun dari kudanya. Pria itu berada di hadapan Lu Sicheng saat ini."Panglima Cangyi, apa yang membuatmu menghada