Share

Bab 21. Wanita di Masa Lalu

Suasana di ruang rapat begitu mencekam. Sudah dua ide yang dipresentasikan di depan, tetapi keduanya mendapat kritik pedas dari Freza.

“Kalau yang terakhir ini juga tidak bagus. Jangan harap kalian pulang malam ini,” ujar Freza.

Kali ini giliran Gina melakukan presentasi mewakili timnya.

Wajah Direktur begitu datar, masih belum terlihat tanda-tanda dia tertarik dengan bahan presentasi.

Sedang fokus mendengar presentasi, terasa getaran dari kantung kemejanya. Berasal dari ponselnya.

Freza mengambil ponsel itu dan membaca pesan yang masuk. Ternyata itu adalah sebuah foto disertai tulisan di bawahnya.

[Foto Rere mencium bunga yang dikirim oleh Freza.]

[Thank you, Mas. Semoga nggak lembur, ya? Aku mau telepon.]

Pesan itu seakan bantuan dari semesta untuk para karyawan di dalam ruang meeting.

Senyum yang baru saja terlihat di wajah Freza, layaknya pelangi, pertanda badai berakhir.

Saat presentasi Gina berakhir, semua wajah kembali menatap Freza, menanti kritik dan saran.

“Saya mau benefitn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status