Share

Bab 28. Takdir yang Menghampiri

“Mau kopi, Zee?” tanya Rere kepada Zeega yang sudah duduk kembali di salah satu kursi makan.

“Boleh.”

Rere segera berkutat dengan alat pembuat kopi, untuk membuatkan secangkir kopi untuk tamunya.

Untuk menghambat waktu, dia bekerja pelan-pelan. Sebenarnya tidak ada masalah jika Zeega tahu dia bekerja sebagai pembantu.

Namun, alasan di belakang itu, serta keterkaitan Freza dengannya, pasti menjadi tanda tanya tersendiri bagi Zeega.

Tidak mungkin temannya itu hanya akan bertanya kabarnya saja. Pastilah sudah begitu banyak pertanyaan yang akan dilontarkan Zeega kepadanya.

“Di rumah sepi, ya?” Zeega mencoba memecah keheningan.

“Iya. Pak Bram dan Bu Gina sering pulang malam. Kalau Mbak Fika, sebentar lagi juga pulang.”

Jawaban itu menutup obrolan mereka sementara waktu. Hening kembali menyeruak di ruangan dapur.

“Silakan, Zee.”

Kopi sudah selesai dibuat, kemudian disodorkan kepada Zeega. Rere pun bergabung bersama temannya di meja makan.

“Thanks,” ujar Zeega singkat.

Terlihat uap panas men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status