Share

105. BASTI'S SADNESS

Pagi itu mendung menggelayut di langit. Matahari enggan menampakkan sinarnya karena awan hitam itu menggulung dengan penuh angkuh dan tak sama sekali memberikan celah bagi matahari untuk menyinari bumi.

Rintik-rintik gerimis mulai terasa menyentuh indra. Meraba pada tapak bumi yang dahaga. Membasahi pepohonan pun dedaunan yang bersorak-sorai kegirangan. Tanah pemakaman perlahan kian basah oleh rintik gerimis yang menderas.

Satu persatu manusia yang ikut menghadiri acara prosesi pemakaman Rani pun mulai berlarian mencari perlindungan dari hujan. Kebetulan pemakaman sudah selesai. Namun, Raline masih enggan beranjak dari pusara Ibunya.

Raline masih larut dalam kesedihannya. Dalam dunianya yang kian memudarkan cahaya terangnya. Dunianya yang kini menggelap seiring waktu. Dunianya yang tak lagi berputar secepat dulu. Sebab, mulai detik ini, waktu dalam dunia Raline pasti akan terasa sangat panjang.

Dirinya sendirian sekarang. Raline hanya sebatang kara di dun

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status