Arum mengerjapkan matanya beberapa kali, sampai akhirnya matanya benar-benar terbuka lebar.Arum seketika melebarkan matanya terkejut.Apa yang sedang Jack lakukan, batin Arum.Saat melihat Jack sudah berada di atas tubuhnya."Morning..." Ujar Jack dengan suara seraknya kas orang yang baru bangun tidur."Tu...Tuan..." Ucap Arum gugup."Sst...." Jack menaruh jari telunjuk di bibir Arum."Jangan panggil aku Tuan lagi..." Ucap Jack dengan mengusap bibir Arum pelan.Arum menelan ludahnya susah payah karena gugup."Panggil Jack saja..." Ucap Jack lagi.Jack terus memperhatikan bibir Arum yang bewarna pink.Cup.Jack mengecup bibir Arum sekilas."Morning Kiss..." Ucap Jack dengan tersenyum.Arum menganga di buatnya, apa dia tidak salah lihat, baru saja Jack tersenyum.Baru kali ini Arum melihat Jack tersenyum, senyum yang tulus, bukan senyum evil yang sering Jack perlihatkan selama ini.Cup.Jack mencium pipi Arum dengan gemas."So cute..." Ucap Jack, pipi Arum semakin cabi saja.Arum pun t
Arum membantu menyiapkan semua sarapan di meja.Arum juga membuat kopi hitam untuk Jack.Biasanya pagi-pagi begini Jack sering meminum kopi hitam."Apa begitu cara mu melayani suami mu? Meninggalkan dia begitu saja di dalam kamar..."Suara berat Jack menghentikan kegiatan Arum.Semua pelayan yang ada di ruang makan langsung menunduk hormat saat melihat kedatangan Jack.Arum membalik badannya menatap ke arah Jack.Jack sedang berjalan ke dekat Arum sekarang.Jack sudah rapi dengan menggunakan setelan kantor nya.Jack berjalan semakin dekat ke arah Arum.Arum tanpa sadar memundurkan langkahnya.Jack maju satu langkah, Arum juga mundur satu langkah.Sampai tubuh Arum terhalang oleh meja makan.Jack langsung mengurung tubuh Arum, dia menaruh ke dua tangannya di meja yang ada di belakang tubuh Arum.Jack menatap mata Arum dengan intens.Arnold yang juga ada di ruang makan, membuang pandangannya ke sembarang arah, dia tidak mau melihat kemesraan Jack dan Arum. Entah mengapa hatinya menjadi
Seperti kata Jack pagi tadi, sorenya ketika Jack pulang kerja, Jack langsung mengajak Arum ke rumah sakit untuk memeriksa kandungan Arum.Mereka tengah berada di ruang dokter sekarang."Bayinya sehat ya Buk..." Ujar Dokter yang memeriksa Arum.Arum tersenyum haru ketika melihat anaknya di monitor.Sementara Jack juga fokus memperhatikan monitor."Jenis kelaminnya laki-laki...." Ucap Dokter itu.Arum tersenyum senang mendengarnya, sebenarnya Arum juga tidak mempermasalahkan apa pun jenis kelaminnya, yang penting anak nya sehat dan lahir ke dunia dengan selamat.Jack hanya menatap monitor dengan wajar datar saja, tanpa ekspresi sama sekali. Entah apa yang ada di pikiran Jack.Setelah selesai periksa Arum dan Jack pun langsung pulang ke rumah.Arum juga di beri beberapa vitamin oleh Dokter tadi.Mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan Mansion Jack."Aku masih ada urusan lain, kau pergilah masuk duluan.." Suruh Jack.Arum menganggukkan kepalanya."Terimakasih..." Ucap Arum.Arum bert
Jack masuk kedalam Mansion nya.Jack menyugar rambutnya ke belakang, hari ini kerjaan Jack benar-benar banyak. Semua kerjaan menumpuk karena dia pergi kemarin. Jadi Jack harus kerja ekstra, sampai pulang larut malam seperti ini."Hey Sean bodoh!" Teriak Jack saat melihat Sean berjalan mendahului nya begitu saja.Sean memutar bola matanya jengah. Dia membalik badannya menghadap ke arah Jack."Apakah tidak ada panggilan yang lebih bagus untuk ku? Seperti Sean tampan atau yang lainnya." Ucap Sean.Mulut Jack memang kotor sekali, sukanya mengucapkan kata-kata tidak baik saja."Memang kau bodoh, karena kerja mu tidak becus..." Ucap Jack.Gara-gara Sean banyak membuat kesalahan, Jack jadi harus kerja ekstra banyak. Sean memang tidak bisa di andalkan."Kalau setahun aku pergi, bisa hancur perusahaan ku di tangan mu.." ucap Jack."Siapa suruh kau percaya pada ku..." Ujar Sean dengan cengengesan.Jack menghembuskan napasnya kasar, memang percuma bicara dengan Sean."Ayo temani aku minum..." A
Arum berjalan keluar dari kamarnya. Dia ingin mengambil minum ke dapur. Karena air minum di kamarnya sudah habis.Arum menuruni tangga dengan pelan, Mansion ini sudah tampak gelap karena beberapa lampu sudah di matikan.Arum sengaja turun lewat tangga bukan lift. Karena kalau malam-malam begini Arum takut kalau ada di dalam lift sendirian. Sangat menyeramkan menurut Arum.Arum bersenandung kecil dengan berjalan ke dapur.Namun langkah Arum terhenti saat mendengar suara orang yang sedang bicara di dalam satu ruangan.Pintu ruangan itu terbuka sedikit, Arum pun mengintip ke dalam ruangan itu. Dia ingin tau siapa yang sedang mengobrol malam-malam begini.Arum melihat kedalam ternyata Jack dan Sean yang ada di dalam.Arum mengangkat bahunya acuh, paling Sean dan Jack sedang membahas soal pekerjaan.Arum pun berbalik dan ingin pergi dari sana."Apa karena Arum?"Ucapan Sean dari dalam menghentikan langkah Arum.Arum pun kembali menghadap ke arah ruangan itu.Jack dan Sean sepertinya sedang
TokTokPintu Bar di ketuk dari luar.Jack dan Sean langsung menoleh ke arah pintu."Masuk.." Ucap Jack.Bodyguard Jack yang bersama Arum tadi masuk kedalam Bar."Permisi Tuan..." Ucap Bodyguard Jack."Ada apa?" Tanya Jack.Pasti ada sesuatu yang terjadi, sampai bodyguard nya datang kesini."Begini Tuan, tadi Nyonya Arum ingin kuluar pagar tapi saya larang, nyonya juga menangis tadi. Saya takut terjadi apa-apa dengan nyonya.." Ucap bodyguard itu.Jack mengerutkan keningnya.Mau kemana Arum malam-malam begini, batin Jack."Lalu kemana dia sekarang?" Tanya Jack."Tadi Nyonya masuk lagi ke dalam Mansion Tuan..." Ucap Bodyguard itu.Jack berdiri dari duduknya dengan sempoyongan. Jack sudah mulai mabuk sepertinya."Tolong kau lihat Arum di kamarnya.." suruh Sean ke bodyguard itu."Baik Tuan..." Ujar bodyguard itu.Sean membantu Jack untuk duduk."Duduk saja, kau terlihat sudah mabuk..." Ucap Sean.Jack pun kembali duduk, dia memijat pangkal hidungnya."Kenapa Arum berkeliaran malam-malam b
Arum berjalan dengan tergesa menjauh dari Mansion Jack. Dia tidak mungkin lari karena takutnya kandungannya kenapa-kenapa.Arum menemukan jalan setapak kecil, dia menyusuri jalan setapak itu, semoga secepatnya Arum bisa sampai di jalan raya besar. Hingga dia bisa mencari tumpangan untuk pergi dari sini.Mansion Jack terletak jauh masuk ke dalam, di sekitarnya di penuhi dengan pohon-pohon rindang. Jadi Arum harus berjalan cukup jauh untuk sampai di jalan raya."AW..." Arum meringis kesakitan, saat kakinya terkena batu.Arum tidak memakai sandal, jadi kakinya lecet semua.Tapi Arum tidak peduli, dia harus terus berjalan, takutnya Jack dan para bodyguard nya menangkap Arum nanti. Arum sudah punya waktu lagi sekarang.Arum menghapus air matanya yang terus keluar."Dia memang tidak akan pernah berubah..." Ucap Arum dengan menangis.Jack benar-benar keterlaluan menurut Arum.Padahal baru tadi pagi Arum bahagia karena perilaku Jack yang sudah berubah. Tapi malam ini Jack malah menghancurkan
Seseorang menarik tangan Arum dengan kasar.Membuat tubuh Arum langsung berbalik menghadap orang itu.Arum memundurkan tubuhnya beberapa langkah. Tubuh Arum bergetar hebat."Ja...Jack..." Ucap Arum lirih.Jack sudah berdiri di belakang Arum dengan beberapa bodyguard.Jack tersenyum miring saat melihat ekspresi ketakutan Arum."BERANINYA KAU KABUR DARI KU!" Bentak Jack.Tubuh Arum sudah panas dingin, melihat Jack ada di sini sekarang. Jack pasti akan menangkap Arum.Arum menggelengkan kepalanya, air matanya sudah mengalir deras.Jack mencengkram lengan Arum dengan kuat."LEPASKAN AKU..." Arum meneriaki Jack, dia berusaha melepaskan tangannya dari Jack.Pokoknya Arum tidak mau di bawa ke Mansion Jack lagi.Arnold mengepalkan tangannya kuat, dia sudah tidak bisa membantu Arum lagi sekarang."AKU TIDAK MAU LAGI KEMBALI KE MANSION MU..." Teriak Arum lagi."DASAR KEJAM, JANGAN AMBIL ANAK KU..." Teriak Arum lagi dengan kuat.Baru kali ini Arum meneriaki Jack seperti ini."Kau keterlaluan, k