"Apa yang akan kau lakukan padanya jika kalian bertemu?" tanya Dragon seraya menatap wajah Moreno dengan sorot mata yang serius."Gue mo mastiin apakah dia yang mau ngebunuh gue tempo hari?"Dragon diam sesaat. Rasanya ia sedikit sulit untuk mengabulkan apa yang diinginkan oleh Moreno. Akan tetapi, ia penasaran juga apa benar Ridwan pelaku yang dikatakan oleh Moreno bahwa pria adik Red One itu yang mencoba melakukan pembunuhan pada Moreno?Pada akhirnya, Dragon menyanggupi permintaan Moreno karena ia juga ingin tahu tentang kebenaran prasangka Moreno pada Ridwan yang ia sendiri saja tidak yakin dan tidak percaya bahwa Ridwan bisa melakukan hal tersebut.***Maira melangkah masuk ke dalam sebuah cafe ketika ia melihat dari jauh, Viona sudah menunggunya. Semenjak bersandiwara dan ia selalu mengikuti apa yang diinginkan oleh Viona, mereka memang sangat jarang bertemu khawatir ada yang curiga terutama Pak Salim suami Viona. Viona mempersilakan Maira duduk ketika perempuan itu sudah tiba
Mendengar apa yang diucapkan oleh Moreno, Mitha menghentikan gerakannya, dan menatap ke arah Moreno yang saat itu melakukan hal yang sama padanya."Kamu tuh ngomong apa sih? Bisa enggak kalau ngomong jangan suka sembarangan, enggak baik."Mitha mengucapkan kata-kata itu untuk merespon apa yang diucapkan oleh Moreno. "Aku enggak ngomong sembarangan, aku bicara yang sebenarnya, kau ingat kasus kematian Red One itu, kan?""Iya.""Orang yang ingin aku mati ada sangkut pautnya dengan Red One.""Benarkah? Apa itu alasannya kenapa Maira membahas masalah itu?""Aku tidak tahu untuk tujuan Maira, tapi yang jelas ada beberapa orang yang sekarang ini menerorku, nanti malam aku akan menemui salah satunya agar masalah ini selesai.""Kenapa kamu enggak menyerahkan masalah itu pada polisi aja?""Terus, ayahku tahu dan dia semakin sakit lalu rekan bisnis ayahku tidak mau bekerjasama lagi dengan ayahku?""Tapi-""Tidak ada jalan keluar selain menghadapi mereka dengan cara mandiri.""Tapi, Reno-""Ka
"Syarat apa itu?" tanya Pak Salim sembari menatap wajah Dafa dengan tatapan mata yang serius tapi juga ada kesan menyelidik yang tersirat dari nada bicaranya."Aku rasa, tujuan kita mungkin sama, sama-sama tidak suka dengan Moreno, bagaimana jika kita bersepakat untuk menghancurkan bocah tengil itu bersama?""Menghancurkan, dalam kategori apa?" "Dalam karir dan pernikahannya."Pak Salim terdiam untuk sesaat ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Dafa. Sebenarnya, ia bukan seseorang yang suka melakukan sesuatu yang ekstrim hanya untuk hal yang harus ia capai. Namun, karena apa yang dilakukan Moreno akhir-akhir ini baik untuk masalah cinta dan perusahaan, membuat Pak Salim sedikit kesal dengan pria tersebut hingga akhirnya tawaran Dafa ia setujui.Dafa tersenyum puas. Jika pada awalnya, Pak Salim adalah orang yang memiliki andil untuk mengendalikan semuanya, sekarang posisi justru terbalik, ia yang memegang kendali hingga Dafa yakin kali ini ia mampu membuat Moreno menjadi seseorang
"Persetan dengan apa yang lu katakan!! Mana ada maling mengaku!?"Ridwan memang berteriak demikian di hadapan Moreno, akan tetapi ia tidak sambil menatap wajah Moreno saat mengucapkan kata-kata itu, namun hanya menundukkan kepalanya pertanda ia sebenarnya antara percaya dan tidak atas apa yang diucapkan oleh Moreno tentang sang kakak.Sampai Moreno pergi meninggalkan Ridwan pun, adik Red One tersebut tetap diam di tempatnya seolah tidak sadar bahwa Moreno sudah pergi meninggalkan dirinya.Beberapa saat hanya diam di tempat, tiba-tiba saja Ridwan dikejutkan oleh sepasang kaki beralaskan sepatu hitam berdiri di hadapannya. Membuat Ridwan seketika menengadahkan kepalanya, dan ia beringsut mundur tatkala melihat seorang laki-laki menatapnya dengan wajah yang tertutup masker separuh.Ridwan buru-buru berusaha bangkit meskipun ia sulit untuk berdiri dengan benar lantaran pukulan yang dilakukan oleh Moreno cukup membuat perut dan punggungnya terasa sakit."Siapa lu?" tanya Ridwan setelah ia
"Aku, sudah enggak punya perasaan lagi sama dia setelah dia mengkhianati...."Maira merespon saran dari Moreno dengan wajah yang terlihat suram. Membuat Moreno menghela napas."Terus, lu pengen sama gue terus?" tanya Moreno dan entah kenapa pertanyaan itu membuat Maira memberanikan diri untuk menatap wajah Moreno di hadapannya hingga pandangan mereka bersirobok dan lagi-lagi jantung Maira seolah berhenti berdenyut karena hal itu sampai perempuan tersebut mengalihkan pandangannya kembali dengan terburu-buru."Terakhir lu janji mau bantu gue buat bikin Mitha kena batunya udah ninggalin gue, tapi belakangan sikap lu malah seolah menunjukkan lu pengen gue sama dia jadi jauh, kenapa?"Moreno melanjutkan ucapannya sambil terus menatap Maira yang semakin salah tingkah di hadapannya. "Lu suka sama gue, kan? Terus lu enggak mau pernikahan kontrak kita berakhir, itu karena lu selalu pengen dekat sama gue," lanjut Moreno tanpa memberikan kesempatan pada Maira berusaha untuk menguasai perasaann
"Kau serius, Nona? Tapi, Tuan Moreno bilang Nona Mitha sudah bercerai dengan suaminya?""Kalau kamu tidak percaya, tanyakan saja pada Moreno, tapi mungkin dia tidak akan mengatakan hal yang sebenarnya, mungkin lebih baik bertanya pada Mitha, dia pasti mengatakan hal yang sebenarnya."Danu terdiam mendengar apa yang diucapkan oleh Maira. Merasa tidak bisa bicara apa-apa lagi karena terlalu terkejut. Sementara itu setelah bicara seperti itu, Maira langsung berlalu meninggalkan Danu karena perasaannya masih sesak melihat Moreno yang disangkanya sedang mencium Mitha.Di waktu yang sama, di dalam kamar, ucapan Mitha tadi membuat Moreno tidak mengalihkan tubuhnya dari hadapan Mitha. Pemuda itu tetap saja berposisi seperti tadi, condong ke arah Mitha hingga Mitha lelah menjaga jarak lalu tangannya mendorong tubuh Moreno.Apa yang dilakukan oleh Mitha membuat Moreno memegang dua tangan perempuan itu yang mendorong tubuhnya. "Kalau kamu khawatir, obati lukaku!" kata Moreno dan perkataannya te
Mendengar apa yang diucapkan oleh Moreno, paras Mitha berubah pucat. Tidak menyangka, Moreno sampai berpikir demikian hingga perempuan itu berusaha untuk merampas ponsel milik Moreno. Namun, Moreno tidak membiarkan Mitha mampu melakukan apa yang diinginkannya. Pemuda itu terus melakukan panggilan video sampai akhirnya Mitha tersadar yang dihubungi oleh Moreno bukan suaminya tapi Pak Marvel.Mitha ingin marah karena sudah terlanjur panik, tapi Moreno menyilangkan jari telunjuknya di bibir memberikan isyarat pada wanita itu agar Mitha diam saja meskipun ia tahu perempuan itu sedang marah.Terpaksa, Mitha hanya diam walau hatinya benar-benar kesal bukan main dengan ulah Moreno."Katakan pada ayahku, kalau sekarang kita sedang melakukan hubungan intim, biar dia senang!" pinta Moreno pada Mitha dengan nada yang sangat menuntut."Enggak!""Kalau kamu enggak mau mengatakannya, aku akan menaruh kamera ini di sana, dan aku akan menyentuhmu langsung di depan kamera agar mereka bisa melihat lan
Setelah bicara demikian, Moreno merunduk dan dengan brutal mengarahkan bibirnya untuk mencium. Apa yang dilakukan Moreno membuat Mitha berusaha untuk melawan. Perempuan yang memiliki sindrom trauma karena pernah mengalami situasi di mana ia nyaris diperkosa itu mulai tidak bisa mengendalikan dirinya karena menerima perlakuan Moreno yang memaksa seperti itu.Mitha seperti dirasuki sesuatu yang kuat hingga ia bisa mendorong Moreno dengan sekali sentakan saja.Tubuh Moreno terjungkal ke belakang dan kesempatan itu digunakan Mitha yang sudah tidak bisa mengendalikan dirinya untuk turun dari tempat tidur lalu bergerak ke arah jendela kamar dengan wajah yang terlihat panik dan ketakutan!Meskipun merasa sakit akibat dorongan yang dilakukan oleh Mitha, tapi melihat Mitha yang bergerak ke arah jendela membuat Moreno terkejut lalu segera bangkit dan mengejar Mitha yang berusaha untuk membuka jendela. Dikejar oleh Moreno, Mitha bukannya menghentikan gerakannya, tapi berusaha untuk semakin ter